Baca: (Part 1) Pendekatan Arab Saudi dengan Tiongkok, Mengancam Hubungan Jangka Panjang dengan AS
RRT Menyambut Baik Itikad Baik Itikad Arab Saudi
Kejadian demi kejadian yang dialami Arab Saudi tentu menjadi titik terbaik bagi RRT untuk melakukan pendekatan.
Semenjak dahulu, hubungan RRT dengan Arab Saudi diberitakan kian terjalin erat. Pada tahun 2020, Arab Saudi merupakan mitra dagang terbesar RRT untuk kawasan Timur Tengah, dengan total nilai ekspor impor yang mencapai lebih dari US$ 67 miliar.
Di samping itu, inisiatif "One Belt One Road" yang digenjot RRT memiliki dampak yang sinergi dengan program modernisasi Arab Saudi "Vision 2030". Kedua proyek megadunia ini disinyalir akan berdampak maksimal bagi pemenuhan kebutuhan Arab Saudi.
Di samping itu, RRT dan Arab Saudi telah membentuk apa yang disebut dengan "kemitraan strategis yang komprehensif".
Ahli menambahkan, dalam menghadapi bangsa Eropa yang kian beralih ke enetgi matahari dan angin, maka Arab Saudi jelas jauh lebih baik memilih untuk berurusan dengan pelanggan minyak dan gas.
Pakar: Arab Saudi-RRT Memasuki Era Baru
Banyak media memprediksi bahwa hubungan antara RRT dengan kawasan Timur Tengah mulai memasuki babak baru.
Seorang sarjana Middle East Institute di Washington, Roie Yellinek, mengamati bahwa semakin banyak menteri luar negeri dari negara-negara Timur Tengah yang berkunjung ke RRT dalam 3 bulan belakangan.
Di situs Middle East Institute, Roie Yellinek menuliskan, "Menteri luar negeri yang berkunjung ke RRT kali ini, bukan hanya menteri perdagangan atau perekonomian seperti dahulu-dahulu kala. Ini menjadi babak baru yang sangat penting."
"Setelah bertahun-tahun menjalin hubungan yang berorientasi pada ekonomi, kunjungan kali ini jelas mencerminkan adanya era baru yang lebih fokus pada geopolitik," lanjut Roie Yellinek.
Perubahan kali ini meliputi jalinan kerja sama militer yang terus berkembang antara RRT dengan Arab Saudi. Menilik pengamatan yang dilakukan oleh German Institute for International and Security Affairs pada bulan Februari lalu, bahwa pengiriman alutsista dari RRT ke Arab Saudi telah meningkat sebanyak 386% antara tahun 2016 hingga 2020.
Untuk pertama kalinya, RRT menjual rudal balistik ke Arab Saudi, dan kemudian mulai membantu memproduksinya di dalam Arab Saudi.
RRT Cemas Mengikuti Jejak Rusia
Di samping itu, RRT disinyalir akan semakin mempererat hubungan dengan para pemimpin yang tidak ingin dikaitkan dengan Amerika Serikat. Dalam sebuah laporan yang diriis oleh ECFR pada tahun 2019 memperlihatkan bahwa model kapitalisme yang ditawarkan oleh paham otoritarianisme RRT telah menarik perhatian banyak pemerintah di Timur Tengah.
Di bawah tekanan bangsa Barat yang meminta mereka untuk segera mereformasi pemerintahan dan mencapai akuntabilitas HAM, maka kerja sama dengan RRT menjadi salah satu cara untuk melawan ketidaksetujuan Timur Tengah akan tekanan bangsa Barat.
RRT yang terus berupaya untuk memperkuat potensi mata uang mereka, tentu akan berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah terkena risiko, dan berjaga-jaga terhadap kemungkinan suatu hari nanti mengikuti jejak Rusia, yakni menjadi korban dari pemberian sanksi internasional.