close
RTISISegera unduh Aplikasi ini
Mulai
:::

Manusia & Teknologi - 2023-09-14

  • 14 September, 2023

Info pekan ini 

 

Threads berikan pukulan telak bagi Twitter, rilisan perdana capai 10 juta pengguna. 

 

Semenjak Twitter diambil alih oleh Elon Musk, kabar terkait pesaing baru yang siap menyaingi produk laman medsos asal AS yang bermarkas besar di California - Amerika Serikat ini terus terdengar, nampaknya Musk betul geram terhadap perusahaan Meta yang baru saja merilis sebuah produk baru yang dipercaya dapat menyaingi Twitter. 

 

Pada bulan Juni, Musk menanggapi Zuckerberg dengan lelucon yang mirip dengan “ Zuck My “ di laman Twitter pribadi miliknya. Sembari menyerukan pertarungan bela diri campuran di dalam kandang segi delapan ( Octagon ). Di luar dari dugaannya, Zuckerberg yang baru saja menjuarai kejuaraan bela diri Judo dengan santainya menanyakan kepada Musk dengan satu pertanyaan saja : “ Dimana ? “ jawab pecinta seni bela diri campuran yang baru saja berusia 39 tahun. 

 

Dilansir dari Technews.tw bahwa obrolan mereka berdua ditambah dengan kapasitas antar 2 pentolan dalam dunia teknologi ini mampu mempengaruhi dunia dalam hitungan menit, sontak obrolan ini viral dan menjadi trending topik dalam waktu yang cukup singkat. Obrolan yang awalnya sebagai sebuah percakapan biasa ternyata mampu menjadi sebuah ajang persaingan produk dalam sektor industri teknologi. Namun apakah pertarungan bela diri campuran antar kedua orang ini betul akan segera diselenggarakan? Walter isaacson menjabarkan bahwa terlepas dari keberanian dan nyali dari seorang Musk yang terus mengusik Zuckerberg, nampaknya pertarungan Octagon dalam bela diri campuran ini tidak akan terlaksana. 

 

Walter menambahkan bahwa ketika dirinya bersantap makan malam bersama Musk, pesanan dari Musk yang sarat dengan Burger keju tambah bacon, es krim Sundae, dan tidak lupa kentang gorengnya, pertanda bahwa Musk belum memulai latihan dengan intensitas serta kontrol asupan kalori yang ketat. Disaat bersantai inilah yang dijadikan sebagai momen tepat bagi Zuckerberg untuk merilis pesaing Twitter, bahkan lebih awal dari jadwal yang sudah ditentukan, lahirlah sebuah produk unggulan yaitu Threads. 

 

Threads, apa itu?

 

Meta memiliki dua program unggulan yang besar, antara lain adalah Facebook dan Instagram. Dengan pengguna yang sangat berbeda pasar serta audiensnya sendiri, dalam beberapa dekade ini selalu menjaga keselarasan antar media sosial. Perbedaan antara audiens ini dirasa telah dijaga dengan baik, namun perpecahan dimulai semenjak Threads di rilis oleh Meta, yang dianggap baik secara fungsi dan audiens sangat mirip dengan Twitter. Dimana fungsi Twitter yang dapat mencuitkan tulisan ataupun artikel maksimal 500 kata, ditambah dengan video serta gambar. Tidak sedikit para pengguna dan pengamat yang menyatakan banyak sekali kemiripan dengan produk Instagram, secara garis besar Threads yang memang dikembangkan oleh tim Instagram membuat para pengguna Instagram dengan singkat dan cepat untuk mengenali produk baru ini tanpa harus menyimak tutorial lain. 

 

Bagi pengguna Threads pertama kalinya, mungkin dapat merasakan bahwa Instagram adalah perpanjangan tangan dari produk Instagram, atau bahkan kembar. Hanya saja pengguna Threads hanya akan difokuskan ke dalam sebuah artikel atau “ Kata-kata “. fungsi perpanjangan tersebut dapat langsung diakses dengan menggunakan data dari IG dengan akun pemilik. 

 

Pelacakan satu-klik untuk Follower Instagram langsung dapat memperpendek sebuah proses perasaan canggung dalam Medsos, transfer data pemilik serta pengikut ini dengan cepat menambahkan sejumlah besar pengguna baru ke Threads dalam waktu yang cukup singkat. Baru saja 7 jam dirilis dan online, Zuckerberg segera mengumumkan bahwa hingga saat ini Threads sudah memiliki lebih dari 10 juta pengguna yang terdaftar. 

 

Menariknya : kata Threads adalah sebuah fungsi yang kerap di pakai dalam platform Twitter sebagai fungsi balasan. 

 

Twitter perlu berkali-kali dalam mencuitkan sebuah pendapat, Tweet juga dapat dihubungkan secara bersama untuk membentuk konteks yang berkelanjutan dengan garis waktu, sehingga konten dapat diperbaharui kapan saja. Threads mengacu kepada metode pembalasan pesan yang linier seperti ini dan dapat terus membalas Tweet ( apakah ini harus disebut sebagai pesan Threads? ) sekaligus membentuk konten balasan yang lengkap, inilah cikal bakal dari penggunaan nama produk Meta yang baru ini.

Tim pengembang tampaknya ingin menggunakan Threads dan membalas gambar profil pengguna untuk menarik para pengguna dengan mengklik garis “ Threads “ demi melihat apa saja yang sedang didiskusikan semua pengguna. Apabila dilihat dari fungsi saja, jelas fungsi Twitter dan Threads memiliki fokus yang berbeda, yang pertama akan berfokus kepada postingan utama/pertama, sementara lainnya berfokus pada topik apa saja yang diangkat oleh pemilik postingan. 

 

Perbedaan ini telah dijabarkan oleh Zuckerberg, dimana fungsi ini adalah sebuah fungsi yang berbeda dengan Twitter. Dalam fungsi Instagram terdapat Broadcast, apabila dilihat dari sudut pandang tim pengembang, Threads akan terlihat mirip dengan jubah Twitter, akan tetapi fungsi dan jangkauannya akan lebih fokus kepada komunitas yang lebih mengutamakan fungsi forum seperti Reddit atau Discord. 

 

Rumah baru bagi Eks-Twitter? Jadwal rilis Threads bukanlah sebuah kebetulan, Musk yang baru-baru ini telah mengumumkan terkait pembatasan membaca postingan Twitter bagi akun yang belum di verifikasi. Dimana pengguna tanpa centang biru hanya dapat melihat 600 Tweet/hari, dan akun yang telah terverifikasi hanya dapat melihat sebanyak 6000 Tweet/hari. 

 

Dengan perintah pembatasan oleh Musk diketuk palu, respon pengguna Twitter sangat kuat dan frontal. Musk segera menenangkan bahwa ada penyesuaian yang baru, hingga akhirnya menetapkan 10.000 Tweet bagi akun yang terverifikasi dan 500 Tweet bagi akun yang belum terverifikasi. Sembari mengklaim bahwa keputusan ini perlu diambil, dikarenakan ratusan organisasi ( termasuk perusahaan AI ) yang tengah mengorek data Twitter. Hal ini sudah menimbulkan keresahan bahkan mempengaruhi penggunaan aplikasi bagi pengguna. Musk juga mengingatkan bahwa batasan ini juga sebagai kesempatan bagi pengguna yang sudah kecanduan dalam menggunakan Twitter, gunakan kesempatan ini untuk keluar dari rumah. “ saya ini melakukan sebuah hal yang baik untuk dunia “. ujar pemilik dari Medsos Twitter ini. 

 

Hasilnya bagaimana? Banyak pengguna yang telah membaca pesan ini memang keluar rumah dan beraktivitas sebagaimana manusia pada umumnya, namun mayoritas lebih memilih untuk meninggalkan Twitter dengan berbagai alasan. Baru-baru ini banyak para ilustrator asal Jepang yang membanjiri Weibo dan menggunakan aplikasi penerjemah Google untuk agar dapat berinteraksi dengan para fans asal Tiongkok. Beberapa penggiat karya yang mengatakan bahwa kesan pertama dalam menggunakan Weibo adalah volume interaksi yang lebih tinggi beberapa kali lipat ketimbang Twitter, bahkan lebih antusias. Para ilustrator baru asal jepang ini terkejut dengan respon hangat dari netizen asal Tiongkok di Weibo. 

 

Selain Weibo, masih adalah lagi platform sosial yang cukup menjadi sentral utama misal Mastodon dan Bluesky yang didirikan oleh mantan CEO Twitter yaitu Jack Dorsey. Hingga saat ini aplikasi miliknya pun telah di banjiri dengan jumlah besar pengguna Eks-Twitter. 

 

Dorsey memberikan sebuah cuitan sebagai respon dari pembatasan kuota oleh Musk sebagai berikut :

“ mengelola Twitter itu sulit, saya tidak ingin tekanan itu terjadi kepada siapapun. Saya percaya bahwa tim Twitter telah bekerja dengan giat demi memberikan yang terbaik. Saya merasa bersalah karena telah menjadi penonton dalam pengambilan keputusan regulasi pembatasan ini, serta menyalahkan keputusan ini dengan mudah. Namun dalam diri saya yakin dan percaya bahwa tujuan dalam membuat aplikasi Twitter untuk lebih berkembang dan itu akan segera terjadi”. 

 

Dalam konteks ini, mungkin hanya seorang Jack Dorsey yang mengetahui kesulitan teknis dan tantangan bisnis yang dihadapi oleh Twitter pada saat ini. Tidak hanya dengan biaya operasional yang tinggi, tetapi juga harus dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam segi pemasukan, seperti penurunan pendapatan iklan, penurunan jumlah pengguna, tingginya persaingan, rival baru, DLL. dari sudut pandang lawan, ini juga menjadi sebuah momen terbaik bagi Threads untuk segera memasuki ring laga ini. Threads menawarkan sebuah spektrum yang segar lagi baru, tawaran ini menarik bagi pengguna eks-Twitter yang tidak dapat lagi menggunakan Twitter. 

 

Tidak sedikit pengguna Threads baru yang mengatakan bahwa aplikasi ini terasa seperti hari pertama di sekolah. Akankah Threads dan Twitter akan terus menjadi rival dalam sektor ini? Dirasa masih terlalu dini untuk membicarakan topik seperti ini, perang komunitas bak seperti ring tinju, tidak ada yang tahu. 

 

Pantau terus yows.. 

Penyiar

Komentar