:::

Blitz Musik - 2023-05-23

  • 23 May, 2023

Musisi susah bawa instrumen via jalur udara ( Part 1 ) 

 

Musisi ? apa itu musisi dan artinya? seperti apa orangnya? tentu banyak sekali pertanyaan unik terkait sebuah profesi sebagai seorang musisi. diambil dari sebuah kata-kata bijak dari seorang psikologis terkenal asal Brooklyn - AS yang menjabarkan bahwa “ Musisi harus menciptakan musik, Pelukis harus menggoreskan lukisannya, Penyair harus menulis sajaknya”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, musisi atau musikus adalah orang yang mencipta, memimpin, atau menampilkan musik; pencipta atau pemain musik, pengertian seperti ini juga yang melekat dalam pemahaman masyarakat luas terkait seorang musisi.

Tidak jarang di temukan fakta ketika seorang musisi bepergian keluar negeri maupun dalam negeri, setiap musisi punya tingkat kesulitannya sendiri dalam membawa perkakas dan perangkat yang tentunya tidaklah murah, terlebih sebuah instrumen musik yang notabene harganya tentu melangit. fakta bahwa setiap musisi pastinya akan sangat sayang dan selalu berhati-hati terhadap instrumen yang di milikinya, maka dari itu tidaklah heran ketika seorang merencakanan sebuah perjalanan untuk bekerja misal : sebuah projek penulisan lagu, proses rekaman, mentas di sebuah venue, atau bahkan sebuah konser yang tidak jarang akan di gelar di kota-kota lain. lalu bagaimana musisi akan pergi ke sebuah kota dengan membawa peralatannya? jaman sekarang mode transportasi yang paling cepat untuk berkunjung ke sebuah tempat atau bahkan negara adalah via jalur udara.

Yakin dan percaya bahwa ketika musisi mendengarkan sebuah kata “ Maskapai penerbangan “ pasti akan punya pengalaman dan nostalgianya masing-masing dalam membawa peralatan via pesawat terbang. ada pengalaman yang baik tentu juga ada pengalaman yang terkesan “ Mimpi Buruk “.

Ragam instrumen yang dimiliki oleh seorang musisi tentu akan sangat berbeda secara spesifikasi, terlebih dengan pembawaan tas ataupun case yang akan sangat berbeda ukurannya. misalnya tantangan perjalanan bagi seorang pemain alat musik tiup yang membawa Terompet, Saxophone, Clarinet, DLL akanlah sangat berbeda dengan seorang gitaris, basis, atau bahkan seorang pemain cello ataupun sebuah contra-bass. semakin besar instrumen yang di bawa, maka akan semakin besar pula case/tas bagi instrumen ini.

Semua maskapai penerbangan memiliki peraturannya masing-masing terkait regulasi barang apa saja yang boleh di bawa oleh para penumpang, terutama dalam perihal Instrumen musik. mari kita kecilkan fokusnya kepada sebuah Gitar/Bass yang memiliki ukuran yang hampir sama, dengan case ataupun tas yang hampir sama besarannya secara ukuran. ( tentu akan sangatlah berbeda antara kedua instrumen ini, lah wong beda jauh antara gitar dan bass ). Intinya membawa peralatan musik via maskapai penerbangan adalah sebuah JUDI! terkadang beruntung, tidak jarang juga yang buntung. bagi musisi yang sering nge-gig via jalur udara, yuuk merapat!

 

~ Regulasi

Apabila di lihat dari beberapa perusahaan maskapai penerbangan yang tentunya memiliki regulasinya masing-masing sesuai dengan SOP yang tentunya akan beragam. pastikan kepada semua musisi yang siap akan berangkat ke Luar Negeri untuk dapat setidaknya memperhatikan regulasi dari perusahaan maskapai yang di gunakan sebelum melakukan perjalanan. mungkin hingga saat ini, para Non-Musisi akan beranggapan, “ Bawa alat musik kok repot toh, tinggal taro aja di bagasi pesawat! dah beres toh!”

“ tidak sedikit instrumen musik yang rusak/retak/patah/hancur/ akibat di letakkan di bagasi dengan menggunakan case perjalanan yang di atas spesifikasi standar”.

Lansiran Kompas.com

Sebuah alat musik dari abad ke-17 hancur setelah di bawa dalam penerbangan dari Rio de Janeiro - Brazil menuju Tel Aviv - Israel yang di simpan di bagasi pesawat oleh penumpang. Myrna Herzog, seorang musisi yang mengklaim dirinya terpaksa harus menyimpan alat musik Viola da Gamba miliknya di bagasi pesawat saat dirinya terbang dengan menggunakan maskapai penerbangan asal Italia, yaitu Alitalia Airlines.

Viola da Gamba adalah sebuah alat musik gesek mirip biola namun memilik ukuran yang sedikit lebih besar dengan tonalitas suara yang lebih rendah dan dalam.

Myrna adalah seorang direktur dari kelompok musik klasik asal Israel, semula dirinya bermaksud untuk membeli kursi tambahan untuk menempatkan viola miliknya di kabin penumpang selama menempuh perjalanan, namun pihak maskapai menginformasikan jika kursi untuk pesawat yang di tumpangi Myrna sudah penuh secara kapasitas. setibanya di tempat tujuan, Viola dengan harga 148.000 Poundsterling ( setara dengan 2.3 Milliar Rupiah ) di temukan dalam kondisi remuk, bahkan koper khusus untuk menyimpan viola ini turut hancur.

Lansiran Liputan6.com

Pemilik sebuah gitar akustrik yang bernama Ardhito Pramono mengungkapkan kekesalan terkait gitarnya yang rusak di bagasi pesawat, insiden tersebut di alami oleh dirinya seusai menumpangi salah satu maskapai penerbangan Indonesia dengan tujuan Yogyakarta untuk mengisi sebuah acara. Ardhito terkejut setelah menemukan gitar akustik ini dalam kondisi retak di bagian badan gitar dan tidak dapat berfungsi atau di mainkan, rugi belasan juta Rupiah yang tentunya masih menjadi perihal menantang untuk di minta pertanggung-jawabannya dari pihak maskapai.

Tentunya masih banyak lagi cerita-cerita yang serupa di setiap negara, dan tidak jarang maskapai penerbangan memiliki regulasi tertentu terkait pembawaan sebuah instrumen. yuk kita pilah antar beberapa maskapai yang tentunya sudah kita kenal, antara lain :

 

~ Garuda Indonesia

Garuda Indonesia tidak memiliki ketentuan khusus untuk alat musik yang di bawa, tetapi jika melihat ketentuan barang bawaan yang di perbolehkan untuk penumpang, maka ukuran maksimun adalah dengan tinggi 56 CM, panjang 36 CM, dan lebar 23 CM dengan berat maksimum yang tidak lebih dari 7KG. dengan kata lain gitar dan bas harus di simpan sebagai Checked-in Luggage atau barang bawaan yang harus di simpan di bagasi pesawat.

~ Air Asia

Dari laman resmi milik Air Asia, maskapai internasional asal Kuala Lumpur - Malaysia mempersilahkan para penumpang untuk membawa alat musik ke dalam kabin pesawat agar dapat di letakkan pada Overhead Compartment ( ruang penyimpanan khusus di atas kursi penumpang di dalam kabin ) dengan dimensi yang tidak melebihi 56 CM * 36 CM* 23 CM dan tidak lebih dari 7 KG. dan tentu saja ukuran gitar yang sudah melebihi ketentuan penyimpanan di atas overhead compartmen, wajib untuk di simpan sebagai Check-in Luggage.

 

^ bayangkan sebuah Bass Listrik dengan case buatan Mono vertigo M80 dengan panjang setinggi 130 CM dan lebar 55 CM. pasti ngga akan masuk sebagai barang Hand-Carry.

 

Bagi penumpang yang tetap ingin membawa alat musiknya ke dalam pesawat di wajibkan untuk membeli tiket kursi tambahan ( yang harganya sama dengan harga tiket penumpang biasa ) dengan regulasi dimensi alat musik yang tidak melebihi dari 103 CM * 41 CM * 41 CM, dan dengan berat yang tidak melebihi 75 KG.

 

~ Japan Airlines

 

Di lansir dari laman resmi milik Japan Airlines, pihaknya memperbolehkan alat musik yang tidak melebihi tinggi 115 CM untuk pesawat dengan kursi kurang dari 100 penumpang. dengan begitu gitar dan bass harus membeli kursi penumpang untuk sang gitar, ada harga khususnya dengan menghubungi staff JAL di bandara terdekat. Uniknya JAL menyediakan Hard Case untuk gitar dan Biola, jumlahnya sangat terbatas dan hanya tersedia di beberapa terminal jepang saja, artinya hanya dapat di gunakan untuk penerbangan dalam negeri. bagi yang berminat harus menghubungi petugas di bandara pada hari keberangkatan, tidak ada reservasi untuk penyewaan hard case ini. ( bentuknya seperti sebuah peti yang terbuat dari Alumunium khusus ) yang nantinya akan di lakukan sebagai bagasi pesawat.

Pantau terus yows.. 

Penyiar

Komentar