:::

Blitz Musik - 2023-01-10

  • 10 January, 2023

Musisi perlu di bayarkah? ( Part 2 ) 

Musisi juga seorang manusia yang memiliki profesi seperti orang lain, tidak ada program pemerintah yang membebaskan tarif transportasi bagi musisi, tidak ada program dari Dinas Sosial yang meng-gratis-kan makan siang bagi musisi, tidak ada program sebuah maskapai penerbangan yang menggratiskan tiket perjalanan bagi kalangan Musisi, Misal :

China Airline, promo tiket perjalanan bagi manula, anak di bawah 6 tahun dan profesi khusus seperti guru dan militer yang akan mendapatkan korting 50%. Musisi gratis!

Selamat itu belum terjadi, sudah sepantasnya para musisi mengharapkan bayaran dari tawaran pekerjaan yang di ambil. Musisi berangkat dari rumah juga perlu ongkos toh!

~ persamaan antara musisi dan pengacara

Mungkin persepsi ini adalah sebuah analogi yang sangat berbeda dari dunia profesional yang sangat berbeda, akan tetapi ada beberapa kacamata antar musisi dan pengacara yang memiliki persamaan unik. Untuk menjadi seorang pengacara handal, di butuhkan waktu yang sangat lama, bahkan beberapa tahun dengan parameter karir akademis yang sudah pasti harus jempolan, di tambah dengan kartu LSAT untuk sekolah hukum, setelah mereka lulus dan mendapatkan sertifikasi, serta praktek dalam kurun waktu yang relatif lama agar mendapatkan lisensi dan tercatat untuk mempkraktekan hukum di beberapa negara bagian.

Dalam konsep ini, sebetulnya tidak jauh berbeda dengan musisi, dimana musisi juga membutuhkan waktu yang lama untuk mengejar sertifikasi dalam bidang musik untuk dapat mengerjakan atau mempkraktekkan keahlian yang mereka asah dalam kurun waktu selama bertahun-tahun, misal : menulis lagu, skill instrumen, merekam lagu, agar hasil karya atau produk mereka dapat di rilis dan di konsumsi oleh publik. Intinya mengasah keahlian mereka. Sepertinya persepsi sosial akan lebih dapat menerima ketika seorang musisi di minta untuk mentas gratis ataupun pekerjaan Pro-Bono bagi musisi.

~ Profesionalisme musisi

Kenapa gua setuju banget kalo musis harus di bayar? Seperti layaknya sebuah pekerjaan atau profesi, setiap profesi ketika mempraktekkan ataupun mengerjakan sebuah projek tentu bicara tentang output pekerjaan, hasil dari pekerjaan tersebut, apakah optimal, sesuai dengan ekspektasi, apakah sebuah hasil produk yang dapat di pertanggung-jawabkan, DLL.

Ambil contoh : tukang ledeng

Seorang tukang ledeng yang profesional akan memiliki beberapa karakter yang kentara dalam performa kerjanya, tidak hanya hasil output dari pekerjaannya, melainkan dari berbagai sisi. Untuk menjadi profesional tentunya pekerjaan harus di jalankan dengan serius, kualitas kerja serta komunikasi yang baik antar klien.

Dengan no kontak kepada tukang ledeng yang jelas, komunikasi serta permintaan dari pelanggan tentang permasalahan ledeng di rumah klien, reservasi jadwal instalasi ledeng di rumah, dengan perkakas dan peralatan yang sudah di siapkan oleh operator/staff yang siap menggantikan ledeng di rumah dengan baik, perihal busana staff ledeng yang datang ke rumah? Apakah rapih? Apakah terkesan terlalu casual kaya dateng ngapel, DLL.

Apakah tukang ledeng tersebut datang tepat waktu seperti yang sudah di janjikan, apakah instalasi ledeng baru memiliki jaminan di masa mendatang apabila ada kejanggalan terkait ledeng yang baru di pasang, DLL Bayangkan seorang tukang ledeng dengan tingkat professional kerja seperti diatas, apakah mereka pantas di bayar murah? Tentu tidak.

~ Pemeliharaan profesi dalam tingkat profesional bukanlah sebuah hal yang mudah ataupun murah.

Kata kunci gua di sini bukan tukang ledeng, melainkan Profesionalisme. Menjadi seorang musisi profesional ( bayaran atas sebuah pekerjaan yang datang dari musik ) harus juga memiliki beberapa karakter terkait pekerjaan dan sikap seorang musisi tersebut dalam menjadi musisi profesional.

Apabila musisi tersebut serius dalam membahas potensi pekerjaan/projek baru, gig yang sudah di booking dengan komunikasi yang baik dengan penggelar event, datang latian di studio tepat waktu, selalu rapih dalam berbagai kondisi, materi lagu yang selalu di kulik dengan rapih dan baik untuk para session player, komunikasi yang baik dengan tim, sopan, mudah bergaul, wawasan yang luas, hasil output pekerjaan yang optimal ( misal tidak mabuk-mabukan selama jam kerja, salah main yang minimal, perangkat alias gear yang selalu dalam kondisi optimal, DLL )

Nilai-nilai inilah yang senantiasa akan di evaluasi oleh pemberi pekerjaan alias bos, alias Music Director, alias Promotor, DLL menjadi seorang musisi profesional adalah sebuah pekerjaan yang nyata. Apabila bayaran yang kamu dapatkan lumayan tinggi atau lebih dari standar pasar, perlakukanlah pekerjaan mu sebaik mungkin karena karir musik ini akan melejit tanpa ujung ketika musisi mengerjakannya dengan baik.

Apabila semua hal di atas sudah di lakukan tapi tetap tidak di bayar, tolak dan pergilah ke tempat lain untuk mendapatkan apresiasi yang layak, menentukan gigs ataupun pekerjaan yang kita ambil dapat menentukan hasil akhir yang lebih ideal bagi diri kita.

Karena pada dasarnya semua profesi adalah sama, baik yang berhubungan dengan musik atau tidak, semua bisnis berbicara tentang pemasukan, ketika sebuah profesi tersebut yang hanya berbicara tentang pengeluaran maka itu bukanlah sebuah BISNIS.

~ Jaman sudah maju, Musisi cuma manggung!?

Sudah di tahun 2023, jaman sudah semakin maju dan pekerjaan yang berhubungan dengan musik sudah semakin banyak dan krodit. Apakah betul musisi jaman sekarang cuma hanya bisa mengandalkan gig dan pertunjukkan langsung hanya untuk bisa bertahan hidup?

Tinggalkanlah persepsi seperti itu, karena sekarang bukan tahun 1980, Slot pekerjaan bagi seorang musisi di jaman sekarang sudah semakin banyak dan beragam. Ketika skill kita secara profesional sudah berada di sebuah level tertentu, maka ada banyak sekali pekerjaan seputar musik yang dapat kita lakukan, tergantung dari diri kita sendiri. Misal:

~penulis lagu

~session player untuk rekaman studio/dubber

~ teknisi studio rekaman

~mixing sebuah hasil karya

~mastering sebuah hasil karya ( single/album )

~fotographer album cover

~ video editor ( editing gambar, warna, frame, DLL )

~penulis buku musik

~tenaga pengajar musik

~Vlogger youtube ( bidang musik )

DLL

 

~ mengapa bisnis lokal seharusnya dapat membayar musisi mereka dengan harga pantas?

Terdapat sebuah timbal balik yang baik antar penyedia venue dengan musisi, dimana musisi lokal dan pemilik bisnis terlihat sukses dalam mengoperasikan bisnis mereka. Dimana musisi dapat membentuk sebuah fan base yang cepat untuk dapat melihat musisi idaman ataupun vokalis idaman mereka dalam kurun waktu yang cepat. Dengan begitu konsumsi di sebuah tempat juga akan terangsang, konsumsi yang semakin tinggi hanya akan berdampak kedalam nominal pemasukan, tempat tersebut akan lebih sibuk, yang juga akan di penuhi dengan calon penonton untuk menonton jadwal manggung reguler dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan di sebuah tempat.

Musisi yang lebih banyak di tonton, akan terangsang juga untuk memberikan kualitas pertunjukkan yang lebih baik, lebih segar dan akan mendatangkan lebih banyak pengunjung untuk menonton. Kata kuncinya adalah bayaran, dengan bayaran yang baik maka permintaan akan sebuah konsep profesionalisme akan lebih tinggi.

Misal : pemilik bisnis meminta lagunya jangan itu-itu aja, genre yang berbeda di setiap pekan, aransemen lagu yang jauh lebih keren, backing vokal yang lebih matang, DLL. Dengan begitu para musisi juga dapat meminta permohononan yang akan mendukung kualitas musik yang jauh lebih baik, misal : Perangkat monitor IEM agar dapat memonitor kualitas suara  dengan baik, kualitas Mixer, Ampli, FOH, menjadi perangkat yang lebih baik.

Timbal balik tersebut hanya akan menciptakan kualitas musik yang baik, dengan fanbase ( pengunjung yang lebih banyak ) dan akan berimbas kepada pemasukan bisnis lokal.

Dengan begitu promosi dengan gambar serta video yang lebih baik tentu akan mudah di operasikan. Promo, fanbase, perangkat adalah 3 teman baik yang tidak terpisahkan.

 

Semoga Infonya bermanfaat, mari pantau terus yows. 

Penyiar

Komentar