close
RTISISegera unduh Aplikasi ini
Mulai
:::

Pemilu AS / Analisis Pakar: Trump Akan Gunakan "Strategi Ambiguitas", Menuntut Komitmen Kuat dari Taiwan

  • 29 November, 2024
Perspektif
Pemilu AS / Analisis Pakar: Trump Akan Gunakan "Strategi Ambiguitas", Menuntut Komitmen Kuat dari Taiwan 圖/Rti

(Taiwan, ROC) --- Donald Trump, kandidat presiden dari Partai Republik Amerika Serikat, telah mendeklarasikan kemenangannya. Terkait kebijakannya terhadap Taiwan dan isu keamanan Selat Taiwan di masa pemerintahannya nanti, para akademisi di Taiwan berpendapat bahwa berbeda dengan Presiden Biden yang secara eksplisit menyatakan akan membela Taiwan, Trump akan kembali ke kebijakan "strategis ambiguitas", dan menuntut Taiwan untuk mengambil tindakan "konkret" guna menunjukkan tekadnya dalam membela diri.

Sementara itu, pihak Tiongkok, karena khawatir dengan ketidakpastian Trump, kemungkinan besar akan sedikit menahan diri dalam tindakannya di sekitar Selat Taiwan.

 

Keamanan Selat Taiwan: Trump Akan Melanjutkan "Strategis Ambiguitas "

Terpilihnya Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang baru telah dipastikan. Bagi Taiwan, yang menjadi perhatian utama tentu saja adalah perkembangan hubungan Taiwan dengan AS dan situasi regional, serta yang paling penting adalah sikap Trump terhadap isu Selat Taiwan.

Direktur Departemen Diplomasi Universitas Nasional Chengchi, Wu Chong-han (吳崇涵), menyatakan bahwa Trump akan mempertahankan "strategis ambiguitas" karena tindakan militer seperti mengirim pasukan untuk membantu Taiwan dianggap oleh Trump sebagai tindakan yang merugikan kepentingan Amerika Serikat.

Oleh karena itu, prasyarat bagi Trump untuk terus membantu pembangunan militer Taiwan adalah Taiwan harus menunjukkan ketangguhan dan tekad untuk membela diri.

Wu Chong-han mengatakan, "Dia (Trump) akan berpikir bahwa kedua sisi selat harus berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga perdamaian. Dia akan menyelesaikan kerja sama militer yang telah dijanjikan antara Taiwan dengan Amerika Serikat, dan dia juga akan mendukung pembangunan militer kita. Tetapi, karena kepribadiannya, dia hanya akan membantu kita jika kita menunjukkan kekuatan."

Asisten Peneliti di Pusat Hubungan Internasional Universitas Nasional Chengchi, Tzeng Wei-feng (曾偉峯), juga berpendapat bahwa Trump akan memprioritaskan kepentingan Amerika Serikat dan tidak akan secara eksplisit menyatakan akan membela Taiwan, yang berarti kembali ke posisi "strategis ambiguitas ".

Profesor ilmu politik di Universitas Nasional Chung Cheng, Tsai Jung-hsiang (蔡榮祥), menunjukkan bahwa meskipun ada komentar yang mengatakan bahwa Trump condong ke unilateralisme, dapat dipastikan bahwa dia tidak akan meninggalkan Taiwan. Dan dukungan Partai Republik untuk Taiwan akan terus menunjukkan konsistensinya yang telah berlangsung lama.

 

Manufaktur Chip: Tekanan pada Taiwan Akan Meningkat

Mengenai isu industri semikonduktor dan chip yang juga menjadi perhatian, Tsai Jung-hsiang menyatakan bahwa pernyataan Trump sebelumnya tidak lain adalah harapan agar lebih banyak chip diproduksi di Amerika Serikat. Dapat diperkirakan bahwa investasi TSMC ke depannya akan terus ditingkatkan.

Tzeng Wei-feng menganalisis bahwa Trump tidak hanya akan menuntut lebih banyak investasi, tetapi juga akan belajar dari pengalaman investasi Foxconn di Wisconsin selama masa jabatan pertamanya.

Kali ini, dia tidak hanya akan mempercepat pekerjaan terkait, tetapi juga sangat mungkin untuk mengambil tindakan yang lebih keras dalam implementasinya.

Tzeng Wei-feng mengatakan, "Menurut saya, Trump akan memberikan tekanan yang lebih besar kepada Taiwan. Dia tidak memiliki tekanan untuk dipilih kembali, jadi dia akan melakukan sebanyak mungkin dalam 4 tahun. Dalam hal industri, Taiwan akan menghadapi tekanan yang mungkin lebih besar dari Amerika Serikat."

Wu Chong-han lebih lanjut memperingatkan bahwa Trump akan menepati janjinya terkait TSMC, dan cara yang digunakan dapat merujuk pada bagaimana Amerika Serikat menggunakan "Plaza Accord" untuk menekan Jepang pada tahun 1985, dan bagaimana Trump menggunakan tarif untuk menekan Tiongkok selama masa jabatan pertamanya. Oleh karena itu, Taiwan harus berhati-hati dalam menangani investasi dan pembangunan pabrik TSMC di Amerika Serikat.

 

Keamanan Regional: Aliansi AS-Jepang-Korea Selatan Akan Relatif Longgar

Kerja sama keamanan regional merupakan isu lain yang terkait erat dengan kepentingan Taiwan. Tzeng Wei-feng dengan blak-blakan mengatakan bahwa hubungan kerja sama AS-Jepang-Korea Selatan yang telah dibangun Biden selama 4 tahun terakhir, kemungkinan akan disesuaikan kembali setelah Trump menjabat. Hal ini dapat digunakan untuk menilai bahwa hubungan aliansi AS-Jepang-Korea Selatan dalam 4 tahun ke depan akan sulit untuk sekuat saat ini.

Tzeng Wei-feng menunjukkan bahwa begitu hubungan aliansi tidak begitu erat, dan Jepang serta Korea Selatan memiliki banyak urusan internal yang perlu ditangani, maka hal ini akan memberi Tiongkok peluang untuk memecah belah, yang selanjutnya akan memengaruhi situasi regional.

Tzeng Wei-feng mengatakan, "Pertama, setelah aliansi AS-Jepang-Korea Selatan relatif longgar, dan Jepang serta Korea Selatan tidak dapat memainkan peran yang lebih besar, maka keamanan regional Asia Timur dapat menjadi celah, bahkan keamanan Selat Taiwan dapat menjadi celah yang dapat ditembus oleh Tiongkok."

Tsai Jung-hsiang berpendapat bahwa Trump terutama berharap Jepang dan Korea Selatan dapat menanggung lebih banyak biaya keamanan. Dengan kata lain, Amerika Serikat akan terus memainkan peran yang cukup besar di kawasan Asia Timur.

Penyiar

Komentar