(Taiwan, ROC) --- Sejak Partai Komunis Tiongkok (PKT) menggelar Sidang Pleno ke-3 pada bulan Juli kemarin, beredar luas rumor di internet yang menyebutkan bahwa Sekretaris Jenderal Xi Jin-ping (習近平) absen dari pertemuan tersebut karena masalah kesehatan.
Beberapa sumber bahkan mengklaim bahwa Xi Jin-ping mengalami stroke saat pertemuan berlangsung. Meskipun stasiun televisi pemerintah Tiongkok (CCTV) telah menayangkan cuplikan Xi Jin-ping yang menghadiri Sidang Pleno ke-3 dan melayat mendiang Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong, tetapi rumor yang beredar di internet tak kunjung mereda.
Para ahli menilai hal ini menunjukkan bahwa ketidakpuasan publik terhadap Xi Jin-ping telah mencapai titik tertentu, sehingga mereka merasa perlu menyuarakan protes dan melampiaskan kekesalan mereka melalui spekulasi semacam ini.
Rumor Xi Jin-ping Stroke, Zhongnanhai Berubah
Sidang Pleno ke-3 PKT ditutup pada 18 Juli 2024. Namun, selama periode pertemuan dari 15 hingga 18 Juli, pihak berwenang Tiongkok tidak merilis foto-foto dari pertemuan tersebut.
Hal ini memicu rumor di internet yang menyebutkan bahwa Sekretaris Jenderal Xi Jin-ping absen karena alasan kesehatan. Beberapa sumber bahkan mengklaim bahwa Xi Jin-ping mengalami stroke saat pertemuan berlangsung, dan bahwa telah terjadi perubahan besar di Zhongnanhai yang diikuti dengan perombakan pejabat tinggi.
Tayangan Xi Jin-ping di Depan Publik Tak Mampu Hentikan Rumor
Meskipun media pemerintah Tiongkok, CCTV, telah menayangkan cuplikan Xi Jin-ping yang menghadiri Sidang Pleno ke-3 pada 18 Juli 2024 dan melayat ke Kedutaan Besar Vietnam untuk memberikan penghormatan kepada mendiang Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, Nguyen Phu Trong, pada 20 Juli 2024, serta pertemuannya dengan Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, pada 29 Juli 2024, tetapi rumor yang beredar di internet tetap tak terbendung.
Berbagai spekulasi tentang Xi Jin-ping yang mengalami stroke, bahkan meninggal dunia akibat penyakit serius, terus menyebar luas di berbagai platform media sosial, dengan versi baru yang muncul secara berkala.
Kekecewaan terhadap Xi Jin-ping Memuncak, Rumor Internet Jadi Bentuk Perlawanan
Menanggapi hal ini, Profesor Sun Kuo-shiang (孫國祥) dari Institute for Taiwan and Asia, Nanhua University, berpendapat bahwa penundaan Sidang Pleno ke-3 yang membahas kebijakan ekonomi Tiongkok menjadi pemicu utama.
Sejak pandemi, ekonomi Tiongkok tak kunjung membaik, ditambah lagi dengan perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok yang telah mengubah rantai pasokan global, yang semakin memperburuk ekonomi Tiongkok.
Namun, Xi Jin-ping hingga saat ini belum mampu memberikan solusi konkret. Hal ini membuat masyarakat kehilangan kesabaran dan rasa frustrasi terhadap Xi Jin-ping terus menumpuk.
Akibatnya, mereka menggunakan rumor internet sebagai bentuk protes dan pelampiasan ketidakpuasan mereka.
Sun Kuo-shiang menjelaskan, "Tentu saja ada reaksi emosional, tetapi juga ada unsur budaya tradisional Tiongkok, seperti rasa ingin tahu yang besar terhadap keluarga kaisar di masa feodal, ketidakpuasan terhadap keadaan sosial, dan ketidakmampuan untuk secara terbuka mengkritik legitimasi penguasa. Mereka menggunakan cara-cara seperti ini untuk menunjukkan perlawanan, mirip dengan konsep 'mengutuk secara terselubung'."
Semakin Kuat Cengkeraman Xi Jin-ping , Semakin Liar Rumor Negatif
Sun Kuo-shiang menekankan bahwa semakin tidak transparan suatu pemerintahan, maka semakin besar kemungkinan masyarakat menyebarkan berita negatif untuk memaksa pemerintah memberikan klarifikasi dan meningkatkan transparansi.
Oleh karena itu, ia yakin bahwa di bawah pemerintahan otoriter Xi Jin-ping , rumor dan spekulasi semacam ini akan semakin marak.
Ia menjelaskan, "Semakin tidak transparan suatu pemerintahan atau negara, maka semakin besar keinginan rakyat untuk memahami apa yang terjadi di balik layar. Mereka mungkin menggunakan penyebaran berita negatif untuk memancing pemerintah memberikan klarifikasi dan meningkatkan transparansi. Dengan kata lain, fenomena ini mungkin merupakan ciri khas negara-negara otoriter seperti Tiongkok di bawah kepemimpinan Xi Jin-ping yang semakin represif."
Perlawanan Zhang You-xia dan Kabar Lainnya? Kebenaran Akan Terungkap Setelah Pertemuan Beidaihe Berakhir pada 19 Agustus
Selain itu, beredar pula rumor di internet yang menyebutkan bahwa Wakil Ketua Komisi Militer Pusat, Zhang You-xia (張又俠), telah menguasai Xi Jin-ping , dan Direktur Kantor Umum Partai Komunis Tiongkok, Ding Xue-xiang (丁薛祥), bertindak sebagai Sekretaris Jenderal.
Sun Kuo-shiang berpendapat bahwa baik Zhang You-xia maupun Ding Xue-xiang saat ini tampaknya tidak mungkin menggantikan Xi Jin-ping , kecuali jika mereka mengetahui sebelumnya bahwa mereka akan disingkirkan dan memutuskan untuk melakukan perlawanan.
Keduanya kemungkinan besar tetap tunduk di bawah kepemimpinan Xi Jin-ping . Namun, para petinggi Partai Komunis Tiongkok saat ini sedang berlibur di Beidaihe dan secara tradisional tidak akan tampil di depan umum atau menanggapi pertanyaan apa pun selama periode ini.
Hal ini memberikan ruang bagi spekulasi dari pihak luar. Meskipun demikian, Sun Kuo-shiang yakin bahwa semua rumor ini akan terjawab setelah Pertemuan Beidaihe berakhir pada 19 Agustus.
Artikel Panjang Zhang You-xia Menunjukkan Kesetiaan, Menggarisbawahi Kendali Penuh Xi Jin-ping atas Militer
Mungkin karena melihat rumor yang semakin tak terkendali, Zhang You-xia terpaksa angkat bicara. Pada tanggal 9 Agustus 2024, People's Daily memuat artikel panjang berjudul "Mempromosikan Reformasi Pertahanan Nasional dan Militer Secara Komprehensif", yang ditulis oleh Wakil Ketua Komisi Militer Pusat, Zhang You-xia.
Yang menarik, nama "Xi Jin-ping " dan "Ketua Xi" disebutkan lebih dari 20 kali dalam artikel tersebut.
Sun Kuo-shiang menganalisis lebih lanjut bahwa pidato Zhang You-xia di depan unit militer biasanya tidak akan menarik perhatian, tetapi waktu publikasi artikel ini sangat sensitif. Selain menunjukkan kesetiaan kepada Xi Jin-ping, artikel ini juga ingin meyakinkan dunia luar bahwa Xi Jin-ping masih memegang kendali penuh atas Tentara Pembebasan Rakyat dan para pemimpin militer tingkat tinggi.
Ia mengatakan, "Waktu publikasi artikel ini tampaknya ingin menunjukkan bahwa Xi Jin-ping masih memiliki kepemimpinan yang kuat atas Tentara Pembebasan Rakyat, bertentangan dengan rumor yang beredar di masyarakat. Kepemimpinan yang kuat ini menyiratkan bahwa Xi Jin-ping dalam keadaan sehat dan Politbiro Partai Komunis Tiongkok masih memiliki kendali penuh atas Komisi Militer Pusat. Ini juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pendapat di antara para pemimpin di tingkat militer."
Ketidakpuasan yang Terus Menumpuk Menjadi Bom Waktu bagi Pemerintahan Xi Jin-ping
Meskipun Xi Jin-ping masih memegang kendali atas Tentara Pembebasan Rakyat, tetapi Sun Kuo-shiang percaya bahwa baik Zhang You-xia maupun para pemimpin militer lainnya harus melindungi diri mereka sendiri.
Ia juga mengamati bahwa meskipun ada ketidakpuasan terhadap Xi Jin-ping di kalangan masyarakat dan militer, dan ketidakpuasan ini terus meningkat, tampaknya belum ada pemicu yang dapat memicu ledakan ketidakpuasan ini.
Namun, hal ini menjadikan kekuatan oposisi sebagai bom waktu bagi pemerintahan Xi.