(Taiwan, ROC) --- Presiden Lai Ching-te (賴清德) menetapkan tujuan untuk menjadikan Taiwan sebagai pulau AI. Namun, jika dilihat dari tiga elemen utama AI generatif, yaitu daya komputasi, data, dan algoritma, meskipun Taiwan memiliki keunggulan dalam manufaktur semikonduktor canggih dan manufaktur server AI, tetapi dalam hal desain IC yang terkait dengan AI, aplikasi dan layanan AI generatif, serta bakat, maka masih perlu ditingkatkan.
Bagaimana Taiwan dapat memanfaatkan posisinya sebagai pemain kunci dalam pengembangan AI global, terutama dengan banyak perusahaan AI besar yang berinvestasi di Taiwan, untuk memanfaatkan peluang ini dan mengatasi kekurangannya?
Kekuatan Semikonduktor Memberikan Taiwan Peluang, Pulau AI Menjadi Visi Ekonomi Baru
AI generatif menghadirkan lanskap baru bagi kehidupan manusia dan pembangunan ekonomi. Berbagai negara berharap untuk menggunakan model bahasa besar dari sumber terbuka AI generatif, serta dikombinasikan dengan pelatihan data mereka sendiri, untuk mengembangkan model inferensi AI yang disesuaikan, yang kemudian akan diterapkan di berbagai industri, bidang, dan domain.
Presiden Lai Ching-te telah menetapkan tujuan untuk menjadikan Taiwan sebagai pulau AI, berharap untuk menggunakan semikonduktor dan AI sebagai inti ganda untuk mendorong pengembangan semua industri.
Menganalisis tiga elemen utama pengembangan AI generatif, yakni daya komputasi, data, dan algoritma, di mana Taiwan memiliki keunggulan dalam manufaktur semikonduktor canggih, pengemasan dan pengujian canggih, serta ekosistem semikonduktor yang lengkap, yang mana semuanya terkait erat dengan daya komputasi.
Pada era di mana daya komputasi AI menjadi raja, Taiwan telah menjadi pemain kunci dalam pengembangan AI global. Dalam hal data, Taiwan juga memiliki industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), manufaktur, dan usaha kecil dan menengah yang kuat.
Selama data operasi produksi dapat didigitalkan, maka itu tidak akan menjadi masalah. Algoritma adalah dasar dari aplikasi dan layanan AI, tetapi Taiwan saat ini relatif kurang berkembang di bidang ini.
Manufaktur Canggih dan AI Dimasukkan dalam Pengurangan Pajak, Daya Komputasi Super Komputer Mendorong Teknologi Inti AI
Untuk mencapai tujuan Taiwan sebagai pulau AI, pemerintah telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mempertahankan keunggulan semikonduktornya dan mempromosikan industrialisasi AI dan penerapan AI di sektor perindustrian.
Misalnya, Pasal 10-2 dan Pasal 72 dari Undang-Undang Inovasi Industri Kementerian Ekonomi (MOEA), yang dikenal sebagai "Undang-Undang Chip versi Taiwan", memberikan keringanan pajak penghasilan kepada industri utama untuk pengeluaran Litbang, serta pembelian mesin dan peralatan baru yang digunakan dalam manufaktur canggih.
MOEA juga mempromosikan amandemen Pasal 10-1 dari Undang-Undang Inovasi Industri untuk memasukkan aplikasi AI dan perangkat lunak desain IC ke dalam cakupan pengurangan pajak.
Selain itu, melalui Proyek Inovasi Chip dari Dewan Sains dan Teknologi Nasional (NSTC), pemerintah berharap dapat membimbing industri desain IC domestik untuk berinvestasi di bidang-bidang baru, seperti AI, komputasi berkinerja tinggi, dan otomotif, sehingga memperluas kelengkapan ekosistem semikonduktor Taiwan dan memastikan bahwa desain IC Taiwan tetap berada di peringkat kedua secara global dalam waktu lima tahun.
Di sisi lain, MOEA telah memperoleh sumber daya komputasi superkomputer AI dari NVIDIA, produsen chip AI terkemuka, secara gratis. Presiden Lai secara khusus berjanji bahwa ia tidak mengesampingkan untuk menambah investasi dalam pembangunan superkomputer, yang diharapkan dapat mempercepat pembangunan teknologi inti AI generatif milik Taiwan.
Presiden Lai Ching-te mengatakan, "Jika perlu di masa depan, pemerintah juga akan berinvestasi dalam membangun superkomputer baru dalam jumlah yang lebih sesuai dengan kebutuhan untuk menyediakannya bagi industri, pemerintah, akademisi, dan lembaga penelitian untuk digunakan, sehingga pembangunan Taiwan dapat terus berlanjut."
Tantangan Terbesar AI Taiwan Adalah Bakat, Bertujuan untuk Mengembangkan 200.000 Talenta pada Tahun 2028
Ketua Asosiasi Komputer Taipei, Paul S.L. Peng (彭双浪), pernah mengingatkan bahwa "siapa pun yang memenangkan AI, maka akan memenangkan dunia." Daya komputasi layanan AI dan tenaga profesional yang berkualitas serta cukup, merupakan isu mendasar bagi kemajuan dan pengembangan semua negara di masa depan, dan harus ditanggapi dengan serius.
Menteri Ekonomi, J.W. Kuo (郭智輝), baru-baru ini juga menunjukkan secara langsung bahwa kesulitan terbesar dalam pengembangan AI Taiwan saat ini adalah kurangnya talenta yang akrab dengan bidang ini.
J.W. Kuo mengatakan, "Kami hanya akan memproduksi chip AI, kami hanya akan membuat server AI ini, tetapi bagaimana menerapkan kemampuan AI, jumlah insinyur di bidang ini terlalu sedikit, sehingga mereka tidak dapat membantu kita di semua industri. Saya baru saja mengatakan bahwa jika AI dilakukan dengan baik, jika penerapan AI dilakukan dengan baik, maka semua industri yang ada di Taiwan dapat mengadopsi AI, dan saya yakin itu dapat membantu mereka memprediksi situasi masa depan dengan lebih akurat dan membuat penilaian yang lebih tepat."
Untuk tujuan ini, MOEA bekerja sama dengan asosiasi industri, perusahaan internasional, universitas, dan lembaga pelatihan untuk bersama-sama membangun program pelatihan AI industri. Diharapkan untuk mengembangkan 200.000 talenta AI pada tahun 2028.
Di sisi lain, MOEA juga akan mengintegrasikan alat kebijakan seperti subsidi dan keringanan pajak untuk membantu perusahaan dalam menerapkan aplikasi AI, dengan harapan dapat meningkatkan tingkat penetrasi aplikasi AI di industri manufaktur, termasuk industri tradisional dan usaha kecil dan menengah, hingga setidaknya 50%.
Manfaatkan Investasi NVIDIA dan AMD untuk Memperkuat Kelemahan dan Memperluas Efek Magnet
NVIDIA, AMD, Supermicro, dan Intel untuk berkumpul, dapat dibuktikan bahwa Taiwan, melalui kekuatannya dalam industri semikonduktor dan manufaktur server AI, memiliki daya tarik yang kuat.
Baik CEO NVIDIA, Jensen Huang (黃仁勳), maupun CEO AMD, Lisa Su (蘇姿丰), mengungkapkan rencana mereka untuk memperluas investasi di Taiwan.
Jensen Huang berencana untuk mendirikan pusat Litbang kedua, superkomputer, dan kantor pusat di Taiwan, di mana pusat Litbang kedua akan memperkerjakan setidaknya 1.000 insinyur.
Lisa Su juga bermaksud untuk mendirikan pusat Litbang pertama di Taiwan.
Para ahli menganalisis bahwa ini adalah peluang bagus untuk pengembangan AI Taiwan, dan menyerukan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta industri, akademisi, dan lembaga penelitian untuk bekerja sama dalam menemukan cara untuk mengubah investasi NVIDIA dan AMD di Taiwan menjadi kekuatan bagi Taiwan.
Misalnya, dengan menghubungkan konten investasi dari perusahaan-perusahaan besar ini melalui peningkatan desain IC, bakat, aplikasi, dan layanan terkait AI di Taiwan.
Lebih jauh lagi, mereka bahkan dapat "memanfaatkan" investasi NVIDIA dan AMD untuk memperkuat efek magnet Taiwan dan lebih lanjut menarik investasi dari model bahasa besar AI internasional, serta perusahaan aplikasi dan layanan AI.
Direktur ITRI Industrial Economics and Knowledge Center, Ray Yang (楊瑞臨), mengatakan, "Dengan kekuatan pendorong NVIDIA dan AMD, kita dapat memanfaatkannya untuk menarik lebih banyak perusahaan aplikasi dan layanan AI generatif luar negeri yang sangat baik untuk berinvestasi dan membangun kehadiran mereka di Taiwan, menggabungkan data Taiwan. Mungkin beberapa perusahaan model bahasa besar juga akan mulai memiliki beberapa perkembangan khusus, baik itu algoritma atau aplikasi dan layanan terminal AI generatif di masa depan, yang juga dapat menarik mereka untuk membangun cabangnya di Taiwan, yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi bakat, aplikasi, layanan, dan desain IC Taiwan."
Lima tahun ke depan akan menjadi periode pertumbuhan yang eksplosif untuk AI. Selain menggunakan berbagai alat kebijakan untuk mengembangkan AI, serta terhubung dengan standar internasional, mempertahankan keunggulan yang ada, dan memperkuat kelemahannya sendiri, maka pemerintah juga harus memastikan bahwa investasi dan aplikasi dari perusahaan AI internasional dapat berkembang secara stabil setelah mereka hadir di Taiwan.
Secara khusus, karena konsumsi daya AI yang besar, maka pemerintah juga harus membuat rencana yang cermat untuk memastikan pasokan listrik yang stabil dan menyediakan energi hijau yang cukup, untuk lebih lanjut mempercepat Taiwan menjadi pulau AI.