close
RTISISegera unduh Aplikasi ini
Mulai
:::

Terowongan Silazuri dan Sengketa Penamaan Ulang, Ketegangan di Perbatasan Tiongkok-India Dapat Memicu Konflik Sewaktu-waktu

  • 12 April, 2024
Perspektif
Terowongan Silazuri dan Sengketa Penamaan Ulang, Ketegangan di Perbatasan Tiongkok-India Dapat Memicu Konflik Sewaktu-waktu 圖/YAHOO 台灣

(Taiwan, ROC) --- Pertikaian dan klaim teritorial antara Tiongkok dan India semakin memanas. Baru-baru ini, India telah mengaktifkan Terowongan Sela (Sela Tunnel) yang memiliki arti strategis, memicu protes dari Beijing.

Sementara itu, penamaan ulang oleh Tiongkok terhadap 30 lokasi di area Himalaya juga memicu respons keras dari New Delhi, sehingga meningkatkan ketegangan antara kedua negara tetangga ini hingga nyaris mencapai titik didih.

 

Konflik Perbatasan Bukan Masalah yang Baru Saja Terjadi

Konflik perbatasan ini bukanlah sesuatu yang baru. Pertikaian perbatasan antara Tiongkok dan India telah berlangsung sejak tahun 1950-an, ditambah lagi dengan kompleksitas geografis seperti danau, sungai, bahkan perpindahan salju di Pegunungan Himalaya yang berarti perubahan garis batas.

Pada tahun 2020, kedua negara terlibat dalam konflik bersenjata di Lembah Galwan (Galwan Valley) di daerah Ladakh, memecah kesepakatan yang telah berlangsung selama 45 tahun untuk tidak menggunakan senjata api di sepanjang Line of Actual Control (LAC) antara India dengan Tiongkok.

Kedua negara nuklir ini kemudian terus meningkatkan kekuatan militer mereka di perbatasan, menyebabkan situasi ketegangan militer yang berkelanjutan dan memicu sensitivitas risiko geopolitik.

Meskipun kedua negara telah melakukan serangkaian pembicaraan untuk menyelesaikan ketegangan militer dan sepakat untuk terus berdialog melalui saluran militer dan diplomatik, tetapi tampaknya kedua belah pihak tidak mengurangi persiapan mereka untuk konflik.

Selain mengadakan latihan militer besar-besaran yang diberi nama "Trishul" di daerah utara India yang berbatasan dengan Pakistan dan Tiongkok, pemerintah New Delhi juga dilaporkan telah menarik 10.000 pasukan dari daerah perbatasan barat India untuk ditempatkan di daerah timur yang memiliki sengketa perbatasan dengan Tiongkok.

 

Sengketa Terowongan Perbatasan dan Penamaan

Pada awal Maret tahun ini, Perdana Menteri India, Narendra Modi meresmikan penggunaan Terowongan Sela yang berlokasi di Arunachal Pradesh.

Terowongan ini, yang diklaim sebagai terowongan jalur ganda terpanjang di dunia, menghubungkan Tawang di Arunachal Pradesh dengan Tezpur di Assam, memperpendek waktu transportasi antar dua tempat tersebut dan mempercepat mobilisasi militer India, tindakan ini memicu protes keras dari Beijing.

Dalam waktu kurang dari sebulan, Tiongkok merilis pengumuman penggunaan nama tempat terbuka untuk 30 lokasi di wilayah Himalaya sebagai tanda klaim kedaulatan. Wilayah yang Tiongkok sebut sebagai "Tibet Selatan" itu adalah Arunachal Pradesh, yang saat ini dikelola oleh India.

Sebenarnya, ini adalah gelombang keempat Tiongkok dalam mengganti nama lokasi yang diperebutkan sejak tahun 2017. India menegaskan bahwa perubahan nama tidak akan mengubah kenyataan bahwa wilayah-wilayah tersebut milik India.

Rajeswari Pillai Rajagopalan, ahli dari Observer Research Foundation di India, dalam tulisannya untuk China Power Project di Center for Strategic and International Studies (CSIS), menunjukkan salah satu penyebab perseteruan hebat antara dua kekuatan Asia ini adalah memburuknya keseimbangan kekuatan antara kedua negara, yang meningkatkan rasa tidak-aman India.

Pengaruh Tiongkok yang semakin meningkat memberikan tekanan besar kepada India.

西勒隧道與重新命名爭議中印邊界緊張一觸即發- 新聞- Rti 中央廣播電臺

 

Tiongkok dan India Bersaing Menunjukkan Kemampuan Masing-masing

Dalam persaingan antara Tiongkok dan India, Rajagopalan menyatakan bahwa Beijing memberikan tekanan kepada India baik dari segi politik maupun militer, contohnya meskipun Modi secara pribadi menjangkau Pemimpin Xi Jin-ping (習近平), tetapi Tiongkok masih menolak aplikasi India untuk bergabung dengan Nuclear Suppliers Group.

Selain itu, percepatan pengembangan militer Tiongkok di tengah persaingan dengan Amerika Serikat juga dapat memperluas ketidakseimbangan kekuasaan dengan India, seperti pengembangan bomer siluman jarak jauh generasi baru "H-20" oleh Tiongkok, yang dianggap sebagai pesawat dari jenis pertama di dunia di luar Amerika Serikat, yang mendapat perhatian luas.

Namun, tahun 2023 merupakan tahun bagi India, baik menjadi negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia melampaui Tiongkok, serta menjadi negara pertama yang berhasil mendaratkan penjelajah di kutub selatan bulan, atau bahkan menjadi tuan rumah pertemuan puncak G20, semuanya membuat India menjadi pusat perhatian internasional.

Khususnya saat India menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, Tiongkok menghadapi penurunan jumlah penduduk selama dua tahun berturut-turut, mencatatkan rekor terendah sejak tahun 1762, yang juga akan menghadapi masalah serius terkait dengan tingkat kelahiran yang rendah.

 

Beijing Adalah Pesaing Strategi yang Penting

Selain itu, Modi juga menampakkan ambisi besar dalam memainkan peran yang lebih aktif di kancah internasional, seperti dengan membentuk aliansi bersama Amerika Serikat, Jepang, dan Australia dalam kerangka "Dialog Keamanan Quad", yang memungkinkan India memiliki pengaruh lebih signifikan atas kebebasan berlayar di wilayah Indo-Pasifik dan terkait perselisihan di Laut Tiongkok Selatan.

Kerja sama ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan dengan negara-negara yang sejalan pandangannya, seperti terlihat pada "Dialog Menteri 2+2 India-Australia", yang secara khusus menyoroti pentingnya kebebasan navigasi dan penerbangan, yang secara tidak langsung menargetkan kebijakan Tiongkok.

India dan Amerika Serikat bersinergi, dengan rencana ambisius mereka untuk membangun "Koridor Ekonomi India-Timur Tengah-Eropa". Inisiatif ini, yang mencakup integrasi jalur kereta api, pelabuhan, infrastruktur listrik, jaringan data, serta pipa gas hidrogen, bertujuan untuk memperkuat hubungan perdagangan yang berpotensi mempengaruhi peta geopolitik secara signifikan, jelas bertujuan untuk menantang dominasi proyek "Belt and Road" milik Tiongkok.

India kini melihat Beijing sebagai kompetitor strategis utamanya. Kepala Staf Pertahanan India, Anil Chauhan, secara terbuka menyatakan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi militer India di masa mendatang adalah kebangkitan Tiongkok dan sengketa perbatasan antara kedua belah pihak.

Beliau menegaskan bahwa kebangkitan Tiongkok tidak hanya berdampak pada India tapi juga pada negara-negara lain, dan India akan terus berupaya mencari keseimbangan kekuatan bersama negara-negara yang memiliki pandangan serupa.

Dalam konteks ini, nyaris tidak terlihat adanya kemungkinan fleksibilitas yang signifikan dari kedua pihak, yang berarti resolusi masalah perbatasan mungkin tidak akan tercapai dalam waktu dekat.

Rajagopalan berpendapat bahwa kehadiran ribuan tentara yang dikerahkan secara rutin di kedua sisi perbatasan India-Tiongkok menimbulkan risiko eskalasi serius, yang bisa membuat hubungan antara kedua negara semakin terjebak dalam kesulitan, bahkan mungkin memburuk.

Selama pasukan masih berkumpul di perbatasan, potensi eskalasi situasi tetap ada.

Penyiar

Komentar