(Taiwan, ROC) --- Pada tahun 2020, usia Joe Biden menjadi permasalahan bagi rakyat Amerika Serikat (AS), tetapi tim kampanyenya berhasil menggambarkan Biden sebagai pemimpin yang kompeten, yang mampu memperbaiki kekacauan selama empat tahun pemerintahan Donald Trump.
Kini, di usia 81 tahun, pada pemilihan umum November tahun ini, usianya semakin menjadi perhatian para pemilih.
Konsensus Antara Pemilih dari Dua Partai: Pemimpin Amerika Terlalu Tua
AS akan mengadakan pemilihan presiden pada bulan November. Kali ini ada satu kesepakatan langka antara calon dari kedua partai, baik Demokrat maupun Republikan, adalah bahwa pemimpin AS terlalu tua.
Joe Biden, yang berusia 81 tahun, adalah presiden tertua dalam sejarah AS. Sementara calon saingannya, Donald Trump, juga sudah berusia lanjut, yakni 77 tahun.
Terutama Joe Biden, sering kali dipertanyakan kesesuaiannya karena kerap kali melakukan kesalahan berbicara atau bertindak aneh.
Di bawah kepemimpinan Joe Biden, ekonomi AS terus tumbuh. Beberapa pemimpin asing juga menyatakan bahwa Joe Biden cukup tajam dan fokus dalam pertemuan. Namun, masalah usia terus menjadi beban terhadap dukungan polling-nya.
Joe Biden kadang-kadang menunjukkan gangguan berjalan yang kaku dan lambat, serta kebingungan dalam pidato, dan kesalahan menyebut nama pemimpin dunia.
Dalam laporan yang dirilis pada tanggal 8 Maret 2024, setelah investigasi selama 15 bulan, penyelidik khusus Robert Hur mengungkapkan bahwa Biden telah secara tidak sah menyimpan dokumen sensitif keamanan nasional setelah mengundurkan diri dari posisi Wakil Presiden pada tahun 2017.
Meskipun begitu, Hur memutuskan untuk tidak mengajukan tuntutan pidana terhadap Biden.
Namun, bagian yang tidak terduga dari laporan tersebut adalah ketika Hur menyebut Biden sebagai "orang tua yang tenang tapi memiliki batasan memori yang signifikan".
Di tengah kekhawatiran publik yang sudah ada mengenai usia dan kebugaran Biden, masalah "batasan memori" ini langsung menjadi topik hangat di Washington.
Partai Republik dengan cepat memanfaatkan momen ini untuk menyerang Biden, menandainya sebagai "tidak cocok" untuk jabatan presiden.
Mengolok-olok Kondisi Fisik Biden Menjadi Fenomena Internet Global
Beberapa ahli politik mengatakan Gedung Putih awalnya tidak cukup cepat atau langsung dalam menanggapi tuduhan ini, dan juga tidak melakukan tindakan balasan yang koordinatif.
Analis menunjukkan bahwa, hingga saat ini, tim kampanye Biden dan Gedung Putih masih menggunakan strategi yang sama, yaitu terus menonjolkan perbedaan antara Biden dan Trump yang notabene penuh dengan masalah hukum.
Jajak pendapat baru dari Reuters/Ipsos menunjukkan bahwa 78% responden, termasuk 71% dari pemilih Demokrat, berpikir bahwa Biden terlalu tua untuk menjalankan urusan pemerintahan.
Meskipun Gedung Putih terus berusaha meredakan kekhawatiran ini, tetapi serangkaian meme internet yang menggambarkan Biden sebagai sosok orang tua yang berjalan terhuyung-huyung dan rapuh, terus berseliweran.
Menertawakan usia, pola bicara, dan kesalahan Biden selama masa jabatannya sebagai presiden, tampaknya telah menjadi fenomena global.
Sky News Australia di saluran YouTube-nya yang memiliki 4 juta subscriber, memiliki seri yang diberi judul "Biden vs. Teleprompter".
Selain itu, video dari Hindustan Times tentang Biden yang gagap dalam berpidato pada tahun 2022 telah ditonton lebih dari 2,4 juta kali.
Kekhawatiran tentang Usia Tak Kunjung Hilang
Baik nyata maupun manipulasi, video yang menunjukkan Biden terdistraksi, berkeliaran, atau berbicara dengan orang tak terlihat menjadi viral di Facebook, TikTok, dan X (sebelumnya Twitter).
Gedung Putih dan tim kampanye mengatakan bahwa mereka akan mengatasi kekhawatiran tentang usia Biden dengan menekankan pencapaian selama masa jabatannya, termasuk pertumbuhan pekerjaan yang kuat dan rencana pengeluaran infrastruktur yang ambisius.
Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, mengatakan, "Kami akan terus fokus pada pekerjaan yang bisa dilakukan presiden."
Namun, hingga saat ini, strategi ini tampaknya tidak efektif, dengan kritik atau kekhawatiran tentang usia presiden yang terus meningkat.
Beberapa jam setelah laporan Hur diterbitkan, Biden segera mengadakan konferensi pers tengah malam untuk membantah dengan marah.
Namun, ia kembali salah menyebut presiden Mesir sebagai presiden Meksiko. Video ini kembali viral di media sosial, memperburuk masalah ingatan Biden.
Di lain pihak, penasihat senior tim kampanye Donald Trump, Chris LaCivita, menyatakan di X bahwa Biden "lemah dan menyedihkan".
Meskipun Wakil Presiden Kamala Harris dan Juru Bicara Gedung Putih Ian Sams pada tanggal 9 Maret 2024 mengecam laporan tersebut sebagai "bermotif politik", "tidak berdasar, dan tidak pantas", tetapi beberapa orang di dalam Partai Demokrat masih memiliki keraguan yang tidak dapat dihilangkan tentang apakah Biden maju lagi adalah langkah yang bijaksana, dan laporan ini mungkin hanya akan memperburuk kekhawatiran tersebut.
Mengubah Kekurangan Menjadi Keunggulan: Mengatasi Diskriminasi Usia dengan Kebijaksanaan dan Pengalaman
Pakar Strategi Partai Demokrat, James Carville mengatakan, "Hal paling mengerikan yang bisa terjadi dalam politik adalah jika Anda mengkonfirmasi kecurigaan yang sudah ada... Itu akan menjadi masalah yang tidak bisa diperbaiki."
Seorang donor utama dari tim Biden menyatakan bahwa dukungannya terhadap Biden tidak dipengaruhi oleh laporan penyidik khusus, tetapi kekhawatiran tentang usia Biden bisa semakin menjadi sorotan.
Menurutnya, untuk Partai Demokrat, isu usia merupakan tantangan berat, "Ini menjadi siklus yang berulang, pemilih melihat hasil jajak pendapat, memulai diskusi tentang isu usia, kemudian media meliputnya, dan akhirnya pembicaraan tentang usia menjadi semakin intensif."
Beberapa pengamat politik menilai Biden mendapatkan serangan tak adil di ranah media. Trump yang telah berusia 77 tahun juga kerap tergagap saat berbicara dan tidak henti-hentinya mengajukan kebijakan yang radikal, tetapi pertanyaan mengenai kapasitas mentalnya tak pernah muncul.
Dua tahun yang lalu, Biden telah dianggap terlalu tua. Sampai saat ini, situasi tersebut tidak mengalami perbaikan, dan sulit untuk dihilangkan hanya dengan pencapaian selama menjabat.
Para ahli menyatakan, usia Biden kini bukan hanya sekedar "angka" tetapi sudah jelas termanifestasi dalam perilaku dan aksinya, di mana setiap kesalahan berbicara atau kekakuan gerakan dalam publikasi semakin mempengaruhi pandangan publik.
Brian Goldsmith, salah satu donor Biden dan konsultan Partai Demokrat di Los Angeles, mengakui bahwa setiap kali isu tentang usia dan kemampuan menjadi fokus, hal itu merugikan peluang pemilihan ulang Biden.
Namun demikian, situasi tersebut juga membuka kesempatan untuk mengatasi masalah. Langkah yang tepat untuk kamp Biden adalah mengubah narasi usia, kebijaksanaan, dan pengalaman menjadi poin plus, bukan minus bagi Biden.