(Taiwan, ROC) --- Pada tanggal 11 Mei 2023, saat ditanya oleh media CNN perihal perang Ukraina, Donald Trump yang di kala tersebut berada di Town Hall menolak untuk memberikan tanggapannya. Dan pada saat Putin menginvasi Ukraina pada tahun lalu, Trump diketahui sempat melontarkan komentar “jenius”.
Di lain pihak, Ron DeSantis juga pernah melontarkan kritikan terhadap bantuan administratif Joe Biden ke Ukraina layaknya cek kosong tanpa tenggat waktu. Ia mengatakan, bukanlah kepentingan nasional AS untuk terlibat lebih jauh dalam konflik sengketa antara Rusia dengan Ukraina.
Namun, di dalam Partai Republik juga terdapat pendukung pro Ukraina. Misal Nikki Haley, yang juga adalah seorang mantan Duta Besar AS untuk PBB. Tetapi, jajak pendapat yang diperoleh Nikki Haley diberitakan tidak terlalu menjanjikan.
Susan Wild yang diusung oleh Partai Demokrat berhasik memenangkan pemilu sela tahun 2022, dengan perolehan 5.000 suara lebih banyak dari pesaingnya. Di kala itu, dirinya menyampaikan bahwa penting adanya untuk memenangkan suara warga AS yang mendukung Ukraina.
Susan Wild juga diketahui terus menjaga interaksi erat dengan komunitas warga AS berdarah Ukraina.
“Bahkan di dapil saya yang perbedaan suaranya tidak terlalu banyak, hal ini ternyata bisa berdampak cukup besar,” tutur Susan Wild.
Suara Warga AS Berdarah Ukraina Memegang Fungsi Krusial
Meski saat ini masih tergolong ke dalam tahap awal pemilihan kandidat presiden, tetapi banyak aktivis Ukraina menyampaikan bahwa mereka sekarang berorganisasi tidak seperti sebelumnya, yakni mendesak anggota Kongres untuk mendukung Ukraina.
Pada akhir bulan April ada 62 organisasi pro Ukraina yang melancarkan kampanye, secara kolektif melobi anggota Kongres untuk mencanangkan undang-undang yang dirasa dapat membantu Ukraina.
Salah satu kelompok penggalangan dana besar yang mendukung Partai Demokrat, American Bridge, kini tengah mempertimbangkan meletakkan iklan di beberapa komunitas warga AS berdarah Ukraina, untuk kemudian menyoroti sikap kandidat dari Partai Republik terhadap krisis di Ukraina.
Beberapa penggiat dari Partai Demokrat juga berharap dapat menggunakan langkah ini, guna memenangkan suara masyarakat.
Meskipun data yang membahas tentang struktur pola pemungutan suara di tengah komunitas warga berdarah Ukraina, tetapi banyak tokoh masyarakat atau ahli strategi yang mengatakan bahwa mereka mendukung Partai Demokrat dikarenakan faktor sejarah komunisme Uni Soviet.
Hampir sepanjang abad 20, Partai Republik mengambil sikap konfrontatif terhadap Uni Soviet.
Pastor Richard Jendras dari Gereja Ortodoks Ukraina St. Mary di Allentown memilih untuk berhati-hati dalam menyampaikan ceramah, apalagi ketika menyinggung soal politik. Namun demikian, ia menuturkan, berdasarkan percakapan dengan umat paroki, tampaknya sejumlah besar dari mereka yang adalah pendukung Trump di masa lampau, kini mulai mempertimbangkan untuk mengubah haluan.
Deskripsi Gubernur Florida, Ron DeSantis perihal perang Ukraina adalah “sengketa teritorial” pada bulan Maret lalu, juga memicu ketidakpuasan. Pastor Richard Jendras mengenang percakapannya dengan pendeta Ukraina, “Pernyataan yang bodoh. Bagaimana dia bisa mengatakan hal seperti demikian? Bagi orang Ukraina, ini benar-benar sebuah penghinaan.”
Beberapa responden menyampaikan, mereka akan memilih calon dari Partai Republik yang notabene lebih pro Ukraina, misalnya mantan Gubernur New Jersey, Chris Christe, atau mantan Wakil Presiden Mike Pence. Namun, belum ada pengumuman perihal pencalonan mereka.
Pemilih asal Pennsylvania, Michael Saciw mengatakan dirinya adalah pendukung Mike Pence. “Jika Trump menang dalam pemilihan internal kandidat presiden, maka ia tidak akan mendapatkan suara dari saya. Banyak orang yang memiliki ide serupa di sini,” demikian tambahnya.