close
RTISISegera unduh Aplikasi ini
Mulai
:::

(Part 2) Persaingan AS, Tiongkok dan Rusia di Sektor Astronomi Kian Ketat di Tahun 2023

  • 24 February, 2023
Perspektif
(Part 2) Persaingan AS, Tiongkok dan Rusia di Sektor Astronomi Kian Ketat di Tahun 2023

(Taiwan, ROC) --- Kini, NASA tengah mempersiapkan misi ke bulan untuk masa  mendatang. Salah satunya adalah merencanakan misi “Artemis II” pada tahun 2024, serta membawa para astronaut untuk melakukan pendaratan di bulan pada tahun 2025.

Salah satu tujuan utama NASA adalah mendirikan pangkalan permanen di bulan, guna membuka jalan bagi misi pendaratan di planet Mars pada masa mendatang.

 

Uji Coba SpaceX Mendarat di Bulan

Di sisi lain, suksesnya penerbangan misi “Artemis I” tentunya memberikan tekanan tersendiri kepada perusahaan SpaceX milik Elon Musk. NASA pribadi juga telah menandatangani kontrak dengan SpaceX. Nantinya, NASA diperkirakan akan menggunakan ruang Starship milik SpaceX untuk melakukan pendaratan di bulan pada tahun 2025.

Pesawat ruang angkasa SpaceX akan ditenagai oleh pendorong “Super Heavy” sepanjang 120 meter. Pesawat ini juga memiliki berat sebesar 7.700 ton, dan diklaim sebagai roket terkuat yang pernah dibuat.

Pesawat ruang angkasa Starship selanjutnya akan melakukan misi uji coba di orbit mengelilingi bumi, yang rencananya akan berlangsung pada awal tahun 2023.

 

Peringatan NASA akan Ambisi Tiongkok

Sementara AS tengah gencar mempromosikan rencana pendaratan di bulan mereka, Kepala Ditjen NASA, Bill Nelson juga mengingatkan bahwa AS tengah terjebak dalam persaingan dengan Tiongkok di sektor antariksa. AS juga diminta untuk harus lebih berhati-hati terhadap Beijing yang berkemungkinan akan mengatasnamakan penelitian ilmiah untuk melakukan pendaratan di bulan.

Di samping itu, bukan tidak mungkin bagi Beijing untuk kemudian menguasai dan mengontrol sumber daya yang ada, serta perlahan-lahan mendepak keluar AS.

Bill Nelson mengutip pembangunan pangkalan militer Tiongkok di Kepulauna Nasha sebagai contoh. Ia percaya jika Tiongkok memiliki ambisi teritorial terhadap bulan

Selama 20 tahun belakangan, teknologi antariksa yang dimiliki Tiongkok telah berkembang pesat. Tahun lalu, Tiongkok mendirikan stasiun luar angkasa Tiangong (天宮太空站), yang akan terus mengorbit bumi.

Selain itu, Negeri Tirai Bambu juga memiliki misi-misi besar berikutnya, misal membawa para astronaut untuk kemudian mendarat di bulan, menyukseskan transportasi di luar angkasa, membangun sarana infrastruktur dan memanajemen tata kelola ruang angkasa. Di lain pihak, Tiongkok juga telah menetapkan tujuan untuk mengirimkan astronaut ke bulan, setidak-tidaknya pada tahun 2030.

 

Hubungan AS – Rusia Kian Buruk

Selain bersaing dengan Tiongkok, program kerja sama AS dengan Rusia di sektor pembangunan Stasiun Luar Angkasa Internasional, juga mendapat pengaruh signifikan karena situasi peperangan di Ukraina.

Sedari dahulu, tata kelola Stasiun Luar Angkasa Internasional telah dilakukan bersama oleh Amerika Serikat dan Rusia. Namun, Rusia mengancam untuk mundur pada tahun 2024, untuk kemudian membangun stasiun mereka sendiri.

Keputusan dari Rusia tersebut lahir setelah mereka mendapat sanksi dari negara Barat atas invasi yang dilakukan ke Ukraina pada tahun 2022 lalu. Hal tersebut tentu kemudian membuat beberapa pihak cemas dan mempertanyakan kemungkinan terjalinnya kembali hubungan kerja sama antar dua negara besar di atas.

 

Ketergantungan AS Terhadap Rusia

AS saat ini tengah berupaya mengurangi ketergantungan mereka terhadap Rusia untuk melakukan pengoperasian Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Di masa lalu, Amerika Serikat biasanya harus mengandalkan pesawat ruang angkasa Rusia untuk melancarkan perjalanan antara Bumi dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional. Namun, setelah SpaceX berhasil membawa para astronaut terbang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional pada tahun 2020, hal tersebut kemudian mematahkan monopoli Rusia.

Pesawat luar angkasa “Starliner” yang dikembangkan oleh perusahaan dirgantara AS “Boeing” akan melakukan pengujian membawa para awak ke Stasiun Luar Angkasa pada tahun 2023. Hal ini menjadikan AS memiliki pilihan lain untuk melakukan perjalanan rutin yang menghubungkan bumi dengan kawasan antariksa.

Tahun 2022 menjadi era penting bagi perkembangan teknologi di sektor teknologi luar angkasa. Sedangkan tahun 2023 adalah momentum yang tepat untuk pencapaian hal-hal tersebut. Persaingan antara Amerika Serikat, Tiongkok dan Rusia untuk sektor astronomi akan terus mendominasi perkembangan teknologi di luar angkasa.

Penyiar

Komentar