close
RTISISegera unduh Aplikasi ini
Mulai
:::

(Bag. 2) Twitter Goyah Setelah Elon Musk Mengakuisisi

  • 16 December, 2022
Perspektif
(Bag. 2) Twitter Goyah Setelah Elon Musk Mengakuisisi

Twitter Hilang dari Peredaran, Harapan Para Diktator

Sebuah studi pada tahun 2018 menguak, penyebaran informasi palsu lebih cepat ketimbang postingan yang melalui pemeriksaan fakta terlebih dahulu.

Charles Lister menambahkan, “Sangatlah tidak realistis untuk memiliki platform di mana informasi palsu tidak akan terjadi.

Salah seorang Professor di Arizona State University, Mark Hass menerangkan, “Diktator atau mereka yang memang tidak ingin kebenaran terungkap, tentunya akan memperoleh keuntungan dari hilangnya platform Twitter.”

Beberapa ahli juga setuju kalau kegagalan Twitter dapat berdampak buruk bagi dunia jurnalisme.

Mark Hass menerangkan, “Bukan hanya berfungsi sebagai media sosial, tetapi Twitter juga merupakan sebuah jaringan berita dan informasi.”

“Ini adalah hub utama bagi para jurnalis untuk memperoleh ide, gagasan, sumber dan kutipan.”

Mark Hass menambahkan, seiring dengan menyusutnya anggaran perusahaan untuk mendanai pekerja mereka, “Twitter” sudah menjadi tempat bagi sebagian besar pekerjaan, dengan segudang informasi atau sumber mereka yang tersebar di seluruh pelosok dunia.

Mark Hass melanjutkan, efek lain adalah, bahwa tanpa Twitter, selebritas atau politisi kaya di dunia masih dapat menarik perhatian media, tetapi mereka akan semakin sulit untuk diperhatikan.

Mark Hass mengatakan, “Dengan adanya Twitter, siapa pun bisa bercerita. Mengingat fungsi Twitter adalah cara instan untuk saling berbagi informasi.”

 

Narasumber Terpercaya, Sulit untuk Menemukan Pengganti

Salah seorang peneliti, Caroline Orr mengunggah cuitan, “Selama terjadi badai, kebakaran hutan, perang, pandemi, serangan teroris, atau penembakan massal, maka Twitter selalu menjadi sumber informasi, jaringan, perpaduan dan pembaruan waktu yang nyata.”

 “Itu bukan sesuatu yang bisa dan mudah digantikan oleh platform yang ada saat ini,” lanjut Caroline Orr. Saat ini, jejaring media sosial yang memiliki potensi serupa dengan Twitter masih tidak begitu jelas.

 “Facebook mungkin melakukannya, tetapi saya pikir itu sedikit ketinggalan zaman,” terang Caroline Orr

Pesaing Twitter yang skalanya jauh lebih kecil, Mastodon mungkin sedikit mencuri perhatian publik. Semenjak Elon Musk mengakuisisi Twitter, jumlah pengguna Mastodon semakin popular dari hari ke hari.

 “Tapi ini semua hanya pengguna yang memiliki nama/pamor kecil. Tidak ada satupun dari mereka akan menjadi alun-alun publik yang coba dibuat oleh Twitter.”

Mark Hass mencantumkan Reddit sebagai pengganti yang berpotensi memungkinkan. Meski Reddit merupakan jaringan yang berbasis pada forum online, tetapi fitur mereka terbatas pada desain yang terfragmentasi, bahkan sedikit tidak teratur.

“Sulit untuk mereplika Twitter dengan ragam fitur kemudahannya,” lanjut Mark Hass.

Apakah akan muncul pesaing serupa Twitter yang memiliki fitur sebanding. Caroline Orr dengan lugas menjawab, “Kecerdikan semacam ini membutuhkan banyak sumber daya dan waktu. Tentunya tidak dapat dicapai dalam semalam.”

 

 

 

Penyiar

Komentar