close
RTISISegera unduh Aplikasi ini
Mulai
:::

(Part 2) Posisi Arab Saudi Sebagai Pemroduksi Minyak Dunia Kian Kukuh, AS Tidak Mampu Berbuat Lebih Banyak

  • 02 December, 2022
Perspektif
(Part 2) Posisi Arab Saudi Sebagai Pemroduksi Minyak Dunia Kian Kukuh, AS Tidak Mampu Berbuat Lebih Banyak

Strategi yang Sudah Diperhitungkan

Faktanya, hubungan Amerika Serikat dengan Arab Saudi sempat menegang sebelumnya, meliputi perselisihan atas kasus pembunuhan reporter Washington Post, Jamal Khashoggi pada tahun 2018 silam, serta posisi masing-masing pihak terhadap polemik Perang Yaman.

Pemerintah AS percaya bahwa Pangeran Mohammed bin Salman yang secara pribadi telah memerintahkan seorang pembunuh untuk menghabisi nyawa Jamal Khashoggi. Namun, tuduhan tersebut dibantah mentah-mentah oleh otoritas Arab Saudi.

Di samping itu, AS juga sudah memutuskan untuk menghentikan semua rencana penyerangan dalam Perang Yaman, termasuk membatalkan proyek penjualan senjata mereka. AS melakukan hal tersebut karena atas dasar pertimbangan bencana kemanusiaan yang diakibatkan oleh Perang Saudara di Yaman.

Salah satu sumber media Reuters di Teluk Persia menyampaikan, Pangeran Mohammed bin Salman percaya bahwa AS telah menargetkannya, sehingga ia pun memutuskan untuk menantang, guna membuktikan posisi dan kekuasaannya di dalam tubuh kerajaan, serta tidak memedulikan posisi Amerika Serikat.

Sumber yang sama juga menyampaikan, Arab Saudi merasa bahwa AS tidak akan bertindak lebih jauh dalam memberikan hukuman kepada Kerajaan Arab Saudi. Di samping itu, Arab Saudi juga yakin dapat membayar ganjalan yang setimpal yang dilancarkan AS kepada mereka.

 

Pengaruh Arab Saudi yang Kian Meningkat

Pengaruh Pangeran Mohammed bin Salman di panggung dunia internasional telah tumbuh dari hari ke hari, terutama semenjak Rusia menginvasi Ukraina pada tanggal 24 Februari 2022, yang mana semakin membuat harga minyak dunia membumbung tinggi.

Presiden Joe Biden dan pemimpin negara-negara Barat juga sudah mengunjungi Pangeran Mohammed bin Salman selama berturut-turut, dengan harapan Arab Saudi meningkatkan produksi minyak mereka, agar dapat menekan laju inflasi.

Pengumuman OPEC+ untuk memangkas kapasitas produksi minyak tampaknya membuat upaya bangsa barat menjadi sia-sia.

Salah seorang analisis politik yang mengaku dekat dengan pemerintah Arab Saudi, Ali Shihabi menyampaikan, “Salman adalah sosok yang sangat membangga-banggakan dirinya sendiri.”

Ali Shihabi meyakini bahwa AS memang menjadi target Mohammed bin Salman untuk menjaga keakraban hubungan antara keduanya. Namun demikian, ia tidak akan membiarkan Arab Saudi berada di bawah belas kasihan para politisi Amerika Serikat.

Ali Shihabi mengatakan, “Semenjak hari pertama, ia Mohammed bin Salman telah bekerja sangar keras untuk memperlihatkan kepada AS bahwa dirinya memiliki niat baik untuk menjalin hubungan dengan AS. Tetapi para politisi AS terlalu cerewet tentang Jamal Khashoggi.”

 

Arab Saudi Memiliki Peran Penyeimbang   

Selain pengaruhnya yang kuat di pasar minyak dunia, Arab Saudi juga memiliki peran kunci dalam menjaga keamanan kawasan Timur Tengah, terutama dalam mengawasi dan mengimbangi Iran. Yang mana hal ini telah memungkinkan Arab Saudi untuk berani berpegang teguh pada pendiriannya, saat harus berhadapan dengan kritik AS.

Saat diminta untuk mengevaluasi kembali hubungan AS dengan Arab Saudi, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price menyampaikan, pihaknya akan memasukkan unsur Iran ke dalam negosiasi mereka.

Faktanya, pada bulan Agustus, AS baru saja mengumumkan akan menjual 300 rudal kepada Arab Saudi untuk mempertahankan diri dari serangan Iran dan para pemberontak Yaman-pro Iran, yaitu Houthi.

Ketika ditanya perihal langkah apa yang akan diambil AS dalam menghadapi Arab Saudi, pakar Timur Tengah di Girton College Universitas Cambridge, Liz Kendall menyampaikan, bahwa yang paling akan dilakukan AS adalah menghentikan penjualan persenjataan ke tubuh kerajaan.

Namun, pada saat yang sama, memasok persenjataan ke Arab Saudi juga menjadi bagian dari kepentingan strategis dan ekonomi AS, karena itu akan melindungi sarana infrastruktur minyak kerajaan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok dan Rusia.

Meski sudah membuat AS berang, tetapi AS tidak memiliki banyak cara untuk menghukum Arab Saudi, mengingat situasi yang terjadi saat ini serta ancaman yang mungkin akan ditimbulkan oleh pengaruh Tiongkok dan Rusia yang kian meluas.

 

Penyiar

Komentar