:::

(Part 2) Kekhawatiran Global akan Langkah Tiongkok yang Menimbun Pasokan Pangan Dunia

  • 07 October, 2022
Perspektif
(Part 2) Kekhawatiran Global akan Langkah Tiongkok yang Menimbun Pasokan Pangan Dunia

(Taiwan, ROC) --- Langkah ini memungkinkan untuk mengirimkan makanan dari negara penghasil ke Tiongkok melalui merger atau akuisisi yang dilakukan. Namun, ketidakpastian yang ditimbulkan dari perang Ukraina – Rusia, akan semakin membuat langkah Tiongkok dalam menguasai pasokan pangan dunia, menjadi kian mengkhawatirkan.

 

Akuisisi Masif Tiongkok Terhadap Perusahaan Pertanian Asing

Perusahaan China National Cereals, Oils and Foodstuffs Corporation (COFCO), memainkan peran penting dalam jalur perdagangan “Silk Road” Tiongkok, terutama untuk pendistribusian gandum. Perusahaan ini juga telah mengakuisisi sejumlah pelaku usaha yang bergerak di bidang pemroduksi biji-bijian di seluruh dunia pada tahun 2014, tidak terkecuali dengan industri pengolahan makanan Ukraina.

COFCO memainkan peran kunci dalam membantu Tiongkok untuk membangun rantai pasokan makanan mereka di banyak kawasan dunia. COFCO telah memasuki pasar lokal di banyak negara, dengan cara mengakuisisi perusahaan agrikultur dunia, kemudian membangun jaringan pergudangan dan logistik, lalu mengangkut produk biji-bijian inti dari kawasan Brasil dan Ukraina ke Tiongkok.

Di wilayah Amerika Latin, peran dari perusahaan COFCO sangat menarik perhatian. Tiongkok menjadi negara tujuan ekspor terbesar bagi minyak nabati Argentina. Di samping itu, Tiongkok juga adalah negara tujuan ekspor terbesar bagi produk kacang kedelai Brasil.

Selain di Amerika Latin, pengaruh Tiongkok di kawasan Laut Hitam juga sangat mendominasi. Tiongkok menjadi negara tujuan ekspor terbesar bagi produk gandum di wilayah Laut Hitam.

Selain COFCO, dua proyek akuisisi besar dari perusahaan asing oleh Tiongkok, juga menarik perhatian banyak pihak. Salah satunya adalah perusahaan pengolah daging babi terbesar di dunia - Smithfield Foods oleh perusahaan Tiongkok – Shineway. Selain itu, masih proyek akuisisi perusahaan kimia pertanian asal Swiss – Syngenta oleh perusahaan ChemChina.

Dengan melihat seluruh dunia juga mengandalkan pasar pangan global untuk mengamankan pasokan, Tiongkok mulai melihat investasi ini sebagai hal yang strategis.

Seorang akademisi di Universitas Teknologi Nanyang – Zhang Hong-zhou (張宏洲) menyampaikan, Beijing tengah meningkatkan pengaruh mereka dalam mengembangkan jaringan rantai pasokan makanan global. Ia menuturkan, karena dunia tengah mengandalkan pasar pangan global untuk mengamankan pasokan mereka, maka hal ini membuat Tiongkok melihat penanaman investasi di sektor ini menjadi kian penting.

 

Pembelian Gandum Dunia oleh Tiongkok Patut Dicurigai

Pengambilalihan rantai pasokan makanan dunia oleh Tiongkok ternyata telah membunyikan alarm peringatan politik banyak negara.

Pada bulan Agustus, sebuah perusahaan Tiongkok di Amerika Serikat mengakuisisi sekitar 120 hektar lahan pertanian di Negara Bagian North Dakota, yang rencananya akan dibangun pabrik pengolahan jagung. Lahan pertanian ini diberitakan hanya berjarak sekitar 20 menit dari pangkalan Angkatan Udara Amerika Serikat. Banyak pihak yang menentang percaya, bahwa akuisisi ini dapat menjadi celah bagi aksi spionase.

Di sisi lain, ketergantungan Tiongkok terhadap kapasitas impor kian besar dari waktu ke waktu. Untuk mengatasi hal itu, Tiongkok mulai menimbun pasokan makanan, yang seharusnya dibagi rata kepada negara-negara lain. Aksi tersebut tentu akan menimbulkan masalah lain bagi negara lain, karena hanya memperburuk krisis pasokan dan mendistorsi harga pangan.

Kepala Institut Penelitian Sumber Daya Alam Tokyo, Jepang, Akio Shibata menyampaikan, penimbunan biji-bijian oleh Tiongkok telah menjadi salah satu alasan mengapa harga terus melonjak. Tiongkok hingga saat ini masih menjadi negara yang memegang lebih dari setengah stok biji-bijian dunia.

Dalam jangka pendek ini, Tiongkok masih akan terus menanamkan investasi mereka di bidang pertanian di luar negeri. Para ahli berpendapat, strategi demikian tentu akan memberikan dampak positif bagi kepentingan Tiongkok. Namun demikian, strategi yang diterapkan oleh Negeri Tirai Bambu sudah sepatutnya dicurigai oleh banyak pihak, karena hanya akan merebut pasokan dunia.

 

Penyiar

Komentar