:::

(Part 1) Krisis Kepercayaan Diri Ekonomi RRT akan Menyeret Perekonomian Setempat

  • 19 August, 2022
Perspektif
(Part 1) Krisis Kepercayaan Diri Ekonomi RRT akan Menyeret Perekonomian Setempat

(Taiwan, ROC) --- Perekonomian RRT (Republik Rakyat Tiongkok) menghadapi berbagai tantangan berat, termasuk pertumbuhan yang kian melambat. Hal ini disinyalir membuat target pertumbuhan ekonomi untuk periode tahun ini menjadi semakin sulit digapai.

Konsumen enggan untuk berbelanja dan para pebisnis takut untuk memperluas usaha mereka, belum lagi dengan angka pengangguran kaum muda yang telah mencapai rekor tertinggi. Di samping itu, sektor penjualan properti juga terguncang, dengan ditangguhkannya pengajuan pinjaman bank.

Kepercayaan diri RRT sebagai negara dengan dampak ekonomi besar, kini perlahan-lahan berkurang. Para ahli memprediksi jika hal tersebut akan semakin menyeret perekonomian Tiongkok secara menyeluruh.

 

Krisis Kepercayaan Diri Terus Bermunculan

Saat ini ada beberapa fenomena yang tengah berkembang di RRT, salah satunya adalah daya beli masyarakat yang semakin berkurang. Hal ini dikarenakan ketidakmampuan dan ketidakmauan khalayak umum untuk membelanjakan uang mereka. Warga kini lebih memilih untuk menyisihkan uang mereka untuk ditabung.

Di samping itu, para pebisnis juga kian hati-hati untuk melakukan ekspansi usaha mereka. Fenomena ini tentu memiliki keterkaitan langsung atau tidak langsung dengan kebijakan "pembersihan" (zero epidemic), yang dicemaskan akan membuat gelombang blokade kembali terjadi pada masa mendatang.

Kebijakan untuk menerapkan "pembersihan" telah membuat kepercayaan konsumen dan pebisnis RRT menjadi kian menurun. Menurut data yang ada, kepercayaan konsumen RRT kini berada di titik terendah dalam sejarah.

Krisis kepercayaan konsumen terhadap perekonomian RRT, bukan hanya disebabkan oleh faktor tunggal semata. Di bawah kebijakan "zero epidemic", kasus positif yang muncul tidak terduga bisa saja membuat otoritas setempat kembali memberlakukan lockdown.

Tingkat pengangguran kaum muda Tiongkok berada di angka 19,3%, yang mana ini telah mencatat rekor tertinggi dalam sepanjang sejarah. Belum lagi dengan serangkaian krisis yang dilaporkan terjadi di sektor penjualan properti, yang akan menyeret jatuh pertumbuhan ekonomi setempat.

Beberapa ahli memprediksi bahwa target pertumbuhan ekonomi RRT akan direvisi menurun signifikan.

 

Target Pertumbuhan PDB Direvisi Menurun

RRT menetapkan target pertumbuhan ekonomi untuk periode tahun 2022 di kisaran 5,5%. Ini juga menjadi yang terendah dalam kurun 20 tahun belakangan. Meski demikian, RRT masih berjuang untuk mencapai target mereka. Ini juga menjadi pertama kalinya semenjak tahun 2015, pertumbuhan ekonomi RRT gagal memenuhi target.

Hung Tran, peneliti senior di wadah pemikir Amerika Serikat, The Atlantic Council menyampaikan, pertumbuhan PDB RRT pada kuartal kedua tahun ini hanya 0,4% lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun lalu. Dan tidak menutup kemungkinan jika pertumbuhan ekonomi RRT akan berada di ambang kemandekan.

Hal ini diakibatkan oleh kebijakan lockdown yang masih diterapkan oleh RRT dalam menanggapi kasus infeksi virus COVID-19 yang telah muncul kembali di banyak kota.

Banyak lembaga keuangan internasional juga telah merevisi perkiraan pertumbuhan PDB RRT untuk tahun 2022, yang diprediksi akan bertumbuh negatif dengan kisaran 3,5% hingga 4,3%. Di samping itu, kemungkinan untuk bangkit kembali pada tahun 2023 juga semakin menipis.

Penyiar

Komentar