(Taiwan, ROC) --- Kelompok militan Palestina, Hamas merilis sebuah video yang memperlihatkan pasukan keamanan Israel tengah mengerahkan lumba-lumba yang dilengkapi dengan persenjataan militer. Lumba-lumba tersebut diketahui pernah mendapat pelatihan militer yang relevan.
Hamas pun mengeklaim bahwa Israel sengaja menggunakan ikan lumba-lumba sebagai bagian dari persenjataan militer mereka. Meski klaim tersebut belum dikonfirmasi, tetapi ini bukan pertama kalinya manusia menggunakan hewan sebagai senjata pembunuh mereka dalam operasi militer.
Lumba-lumba Lucu Menjadi Senjata Pembunuh
Media Daily Mail mewartakan, awal tahun ini, kelompok militan Palestina, Hamas menangkap seekor lumba-lumba pembunuh yang diduga milik militer Israel di lepas pantai Gaza. Lumba-lumba tersebut diberitakan dilengkapi dengan senjata pembunuh berupa tombak yang dipasang di moncongnya.
Seorang ahli di US Naval Research Institute (USNI), H.I.Sutton, menganalisis senjata berupa topeng yang dipasang pada bagian mulut lumba-lumba serupa dengan yang digunakan oleh AS dan Rusia dalam proyek " Navy Marine Mammal Program NMMP".
Meski klaim Hamas terhadap Israel di atas tidak dapat dibuktikan, tetapi Sutton percaya bahwa Israel mungkin terlibat dalam proyek untuk mempelajari penggunaan hewan mamalia sebagai bagian dari persenjataan militer mereka.
Sutton menambahkan, kabar bahwa Israel menggunakan lumba-lumba sebagai persenjataan militer juga terdengar sangat masuk akal.
Faktanya, lumba-lumba tidak memiliki kemampuan untuk membedakan antara teman dengan musuh, sehingga mereka biasanya tidak diprioritaskan sebagai senjata militer. Lumba-lumba biasanya akan menggunakan pelampung untuk menandai target mereka.
Sedangkan perangkat yang dipasang pada bagian moncong lumba-lumba disinyalir adalah bagian dari sebuah sistem persenjataan yang memanfaatkan konsep "pelampung" untuk menyerang musuh.
Insting Hewan Dikuasai Naluri Manusia
Ini bukan pertama kalinya Hamas mengklaim bahwa Israel menggunakan lumba-lumba sebagai mata-mata mereka. Pada awal Agustus 2015, Hamas mengklaim berhasil menangkap agen rahasia milik Israel.
Stasiun televisi, Al-Quds mewartakan, sekelompok lumba-lumba telah dipaksa oleh militer Israel untuk menjadi senjata pembunuh. Disebutkan bahwa mamalia tersebut saat ditangkap lengkap dengan fasilitas mata-mata, seperti remote, kamera dan senjata seperti tombak, yang dapat membunuh atau setidaknya menyebabkan cedera serius pada manusia.
Faktanya, manusia tidak jarang melatih hewan untuk dijadikan sebagai senjata dalam pertempuran militer. Israel bukanlah satu-satunya negara yang pernah dituduh melakukan hal tersebut.
Pangkalan militer Rusia di Sevastoupoli memiliki area pelatihan khusus bagi mamalia laut. Pangkalan yang dibangun pada tahun 1965 tersebut, merupakan area pelatihan lumba-lumba pertama untuk belajar mendeteksi ranjau dan torpedo.
Meski telah ditutup setelah Uni Soviet runtuh, tetapi Angkatan Laut Ukraina menghidupkannya kembali pada tahun 2012.
Pangkalan militer tersebut kini telah jatuh ke tangan Rusia, seiring dengan jatuhnya kekuasaan Semenanjung Krimea ke tangan Rusia.