(Taiwan, ROC) ---- Federal Reserve (FED), Amerika Serikat memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (sekitar 0,5%). Di samping itu, FED secara resmi akan mulai menyusutkan neraca bunga mereka semenjak 1 Juni 2022.
Ini juga menjadi kenaikan suku bunga terbesar Amerika Serikat semenjak tahun 2000.
Sebelumnya, pejabat FED telah berulang kali mengirimkan sinyal akan kenaikan suku bunga yang tajam, ditambah dengan kemungkinan dari Presiden FED, James Bullard, menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.
Bahkan pasar mengira kenaikan bunga akan berada di rentang yang paling besar.
Dan akhirnya, kenaikan bunga sebesar 50 basis poin telah menjawab semuanya dan sejalan dengan ekspektasi pasar. Dengan demikian, pasar saham di negara utama lainnya diperkirakan juga akan mengalami kenaikan.
Ketidakberdayaan
Ekonomi di banyak negara dunia masih berada di bawah bayang-bayang ketakutan dan kecemasan terhadap kelanjutan dari serangan pandemi COVID-19, tidak terkecuali dengan Amerika Serikat.
Suku bunga yang lebih rendah sebenarnya diperlukan di saat genting seperti sekarang, guna mendorong pemulihan ekonomi.
Secara garis besar, kenaikan suku bunga FED kali ini, adalah meningkatnya suku bunga dana federal. Kenaikan ini adalah momen di mana bank-bank di AS saling meminjamkan uang mereka.
Jika tingkat ini mengalami kenaikan, maka suku bunga pinjaman bank kepada pihak perorangan atau bisnis juga akan meningkat. Kenaikan bunga bank dipercaya dapat mengurangi jumlah uang yang beredar di tengah masyarakat dan menurunkan inflasi, sehingga suhu perekonomian dapat berada di taraf yang lebih dingin.
Sebaliknya, jika diturunkan, maka suku bunga pinjaman di bank akan lebih rendah, serta biaya pinjaman uang akan lebih kecil, yang mana hal tersebut akan merangsang banyak pihak, baik individu maupun pelaku bisnis untuk meminjam uang.
Dengan demikian, ekonomi secara keseluruhan akan terstimulasi dan menjadi lebih aktif.
Penyesuaian suku bunga yang disetujui oleh FED kali ini memiliki satu tujuan, yakni untuk mempertahankan lapangan pekerjaan dan stabilitas harga di AS secara maksimal.
Di tengah ekonomi tengah tidak menentu, keputusan FED menaikkan suku bunga, disinyalir untuk menyuntikkan likuiditas ke pasar dan merangsang ekonomi.
Menaikkan suku bunga ketika ekonomi tengah berada di posisi kuat, akan berdampak pada kurang-nya jumlah uang yang beredar, menurunkan inflasi dan mencegah transaksi finansial menjadi terlampau panas.
Ini juga menjadi salah satu alat moneter yang sangat penting, apalagi posisi dolar AS yang hampir menguasai pasar valas dunia, sehingga keputusan FED untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga, akan memberikan dampak tersendiri bagi perekonomian dunia.
Dampak yang sangat jelas adalah, setelah kenaikan suku bunga diumumkan oleh FED kali ini, maka Hong Kong, India dan Australia juga mengumumkan untuk mengikuti keputusan tersebut.