(Taiwan, ROC) --- Sebelum menjabat posisi Perdana Menteri, Fumio Kishida menyerukan sebuah rencana untuk membentuk "Kapitalisme Baru", dengan harapan dapat meningkatkan upah warga Jepang, yang selama ini telah stagnan. Di samping itu, konsep "Kapitalisme Baru" ini dapat mendorong pertumbuhan perekonomian Negeri Matahari Terbit tersebut.
Pihak luar pun menaruh perhatian mendalam terhadap kebijakan ekonomi "Kapitalisme Baru" dan tantangan yang akan dihadapi dalam rangka untuk mewujudkannya.
Masyarakat Dapat Merasakan Buah Pertumbuhan Ekonomi
Semenjak menjabat posisi Perdana Menteri pada bulan Oktober tahun lalu, Fumio Kishida telah berjanji untuk meningkatkan pendapatan kelas menengah dan menawarkan pemotongan pajak bagi perusahaan yang bersedia menaikkan upah karyawan mereka. Dengan demikian diharapkan dapat menciptakan siklus pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Perencanaan besar dari PM Fumio Kishida tersebut diberi nama "Kapitalisme Baru", dengan harapan dapat memungkinkan warga Jepang merasakan keuntungan yang merata dengan perusahaan di mana mereka bekerja. Skema yang ditawarkan oleh Fumio Kishida pun menyedot perhatian masyarakat luas.
Perolehan upah di Jepang mengalami stagnasi semenjak gelembung ekonomi meledak pada 30 tahun lalu. Untuk mengatasi problematik ini, Fumio Kishida pun mengusung kebijakan ekonomi baru, yang diberi nama "Kapitalisme Baru", dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sembari mencapai pendistribusian keuntungan yang lebih merata.
Dua langkah utama yang ditawarkan adalah dengan mengandalkan proyek kerja sama yang melibatkan sektor publik dan swasta dalam menciptakan ekosistem pertumbuhan ekonomi yang baik, serta mengimplementasikan pertumbuhan upah sesegera mungkin.
Namun demikian, bagaimana perekonomian Jepang dapat segera pulih dari guncangan COVID-19 selama 2 tahun belakangan adalah tantangan yang harus dihadapi oleh "Kapitalisme Baru". Platform kebijakan internasional "East Asia Forum EAF" melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Negeri Sakura pada sepanjang tahun 2021 akan stagnan karena ketidak-pastian epidemi COVID-19 yang masih belum menemukan titik terang.
Meski pertumbuhan PDB Jepang mencatat angka 2,4%, tetapi angka ini hanya sedikit lebih baik dari tahun sebelumnya yakni -4,6%.
Akankah Jepang Kembali ke Zaman Emas?
Pakar percaya bahwa "Kapitalisme Baru" yang disebutkan oleh Fumio Kishida bukanlah sebuah konsep yang baru. Media The Diplomat menyebutkan, hal ini memiliki kemiripan dengan prinsip pembagian antara pendapatan dan kekayaan dalam mekanisme ekonomi tradisional. Ini juga merupakan cara lama dari "Zaman Keemasan Kapitalisme" di era tahun 1960-an, yang mana pendapatan masyarakat akan berjalan searah dengan bertumbuhnya perekonomian.
Tahun 1960-an adalah masa emas bagi perekonomian Jepang. Pertumbuhan PDB setempat pada era tersebut berhasil mencapai angka dua digit, serta pemasukan pekerja juga berlipat ganda antara tahun 1960 dan 1967. Peran serta dari pemerintahan Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di kala tersebut, dianggap berhasil membawa perekonomian Jepang bangkit dari keterpurukan.