close
RTISISegera unduh Aplikasi ini
Mulai
:::

Reporter Muda Ep.12 - Jebakan Produk Rokok Baru, Apa Benar Vape, HTP Berbeda Dengan Rokok Konvensional?

  • 03 November, 2023
Reporter Muda
Apa benar Vape lebih aman daripada rokok konvensional (foto: https://vapetaiwan-media.com)

(foto: kids. twreport)

Jika Anda tidak merokok, maka jangan memulainya, jika Anda merokok maka berhentilah merokok. Jika tidak bisa berhenti maka “berubah”! Ini adalah slogan yang dirilis dari salah satu produsen rokok terbesar dunia, Philip Morris International Inc. (PMI) pada tahun 2019, teks terpendam yang berharap agar bisa mendorong semua orang melakukan “perubahan” dalam kebiasaan merokok – rokok kertas linting berubah menjadi produk rokok baru.

Dibandingkan dengan rokok konvensional, rokok elektronik (vape) dan produk tembakau yang dipanaskan (Heated Tobacco Product, HTP) disebut sebagai “produk rokok baru”, merupakan komoditas utama untuk produsen rokok besar dalam beberapa tahun terakhir ini, bagaimana dengan sikap setiap negara terhadap produk rokok baru ini, mengizinkan atau melarangnya, semua kebingungan dalam menghadapinya. Pada bulan Januari 2023, akhirya Taiwan melakukan revisi, memberlakukan larangan vape secara menyeluruh, membatasi penggunaan HTP. 

 

Mari kita telusuri konsep rokok baru, memahami dari berbagai bukti ilmiah yang menunjukkan vape dan rokok konvensional sama-sama berbahaya bagi kesehatan manusia.

 

Kerusakan paru-paru yang parah akibat Vape

 

Bulan Desember 2020, Chung Shan Medical University Hospital mendapati kasus remaja yang menyebabkan tim perawatan medis kewalahan.

“Seorang siswa, laki-laki usia 15 tahun, demam, mengalami infeksi paru-paru sehingga menjalani rawat inap, pemeriksaan rontgen mendapati bagian paru-paru ada bintik-bintik, tersebar di bagian paru-paru, pada saat tersebut kami tidak menganggap serius, dan mengira ini adalah infeksi paru-paru seperti umumnya, akan tetapi setelah dirawat bagaimana pun juga tidak mempan,” ungkap dr. Yan Chi-hua (顏啟華) selaku kepala bagian kesehatan keluarga dan komunitas masyarakat, yang terlibat dalam upaya pencegahan bahaya tembakau selama bertahun-tahun. 

 

“Kami bahkan telah melakukan tes penyakit menular lainnya dan HIV AIDS, namun tidak menemukan gejala-gejala kesembuhan pada pasien,” ujar dr. Yan Chi-hua (顏啟華). Kemudian, dikarenakan kondisi siswa tersebut labil, maka setelah pihak rumah sakit berkonsultasi dengan psikiater, tanpa disengaja menemukan siswa tersebut memakai vape cukup lama, selama 4 tahun dengan kata lain, sejak kelas 5 SD dia sudah mulai mengisap rokok.

 

Chung Shan Medical University Hospital mengacu pada kasus paru-paru cedera akibat pemakaian vape (Electronic Cigarette or Vaping Product Use Associated Lung Injury, EVALI) di Amerika Serikat, mencoba terapi pengobatan steroid, alhasil tidak sampai 2 minggu, kondisi siswa tersebut membaik dan diizinkan keluar dari rumah sakit. Oleh kalangan medis menganggap ini sebagai kasus pertama kerusakan paru-paru akibat rokok elektrik di Taiwan. Semenjak saat itu, bermunculan banyak kasus cedera paru-paru akibat rokok elektrik di Taiwan, dan kalangan medis mulai menaruh perhatian terhadap hal ini.

(foto: kids.report)

Makalah “Bahaya Rokok ELektrik Lebih Rendah” Diragukan

Di sisi lainnya, pernyataan bahwa ““Bahaya Rokok Elektrik Lebih Rendah” terus tersebar meluas. Pernyataan ini dapat ditelusuri kembali pada tahun 2015, laporan penilaian yang dirilis dari Kementerian Kesehatan Publik Inggris yang menunjuk, rokok elektrik 95% lebih aman terhadap kesehatan dibandingkan dengan rokok kertas konvensional.

Akan tetapi setelah laporan ini dipublikasikan, kemudian muncul keraguan kalangan dokter lainnya. Pada tahun 2015, salah satu dari 4 jurnal kedokteran besar, The Lancet merilis suatu laporan tentang 2 topik permasalahan:

 

Berkaitan dengan definisi senyawa berbahaya untuk kesehatan belum ada standar yang konsisten menyebabkan adanya perbedaan definisi yang ditetapkan oleh para pakar terkait risiko bahaya senyawa.

 

Saat menyewa pakar, tidak ada standar peninjauan secara resmi, artinya sejumlah kecil dan bukan pakar yang representatif diminta untuk menilai dan menetapkan standar risiko bahaya dari produk. Dalam tajuk rencana juga beranggapan, Kementerian Kesehatan Publik Inggris dinilai terburu-buru dalam mengambil kesimpulan ini.

Yang lebih penting adalah, dalam jurnal “The Lancet” lebih lanjut membeberkan, dalam laporan tersebut salah seorang penulis menggambarkan bahaya rokok yang lebih rendah, pernah menjadi konsultan dalam produsen vape, dalam laporan akhir juga menyebutkan, isi laporan berkemungkinan terdapat “konflik kepentingan yang terselubung.”

 

Apa benar Produk Rokok Baru dan Rokok Kertas Konvensional Berbeda?

 

Rokok kertas konvensional yang menggunakan kertas membungkus daun tembakau yang telah diolah, perokok menyalakan rokok, membakar tembakau dan menghirup asapnya. Tembakau yang dibakar pada suhu 600-1000 derajat celsius akan menghasilkan ribuan senyawa, diantaranya tar dan nikotin yang dinilai sebagai faktor utama bahaya dari rokok.

 

HTP atau produk tembakau yang dipanaskan terbuat dari tembakau yang mengandung nikotin yang telah dihancurkan kemudian diracik menjadi batangan tembakau, kemudian baru dimasukkan ke dalam wadah rokok elektrik, wadah elektronik ini tidak membakar tembakau, hanya memanaskan dengan suhu berkisar 100-350 derajat celsius, mengeluarkan zat nikotin dan senyawa beraroma merembes keluar. Rokok elektrik malah mengadopsi elektrik pemanas terkendali nebulizer yang terpasang dalam cartridge, dalam cartridge tidak perlu diisi dengan tembakau, melainkan e-liquid yang mengandung nikotin, gliserin, propilen glikol dan esens.  

 

 

HTP dan rokok elektrik disebut sebagai “produk rokok baru”, yang dilengkapi dengan pemanas terkendali, kandungan bebas tar, dapat menghindari zat berbahaya yang terdapat dalam rokok konvensional. Akan tetapi faktanya, cartridge rokok elektrik yang diisi dengan e-liquid termasuk sistem terbuka, mudah ditambahkan dengan berbagai zat, bahkan ditemukan kandungan racun yang terjadi di dalam maupun luar negeri, sehingga tidak hanya tidak bisa menghindari bahaya rokok, lebih parah lagi karena menjadi pintu masuk bagi remaja untuk menggunakan narkoba.

 

“Bahaya Produk Rokok Baru Lebih Rendah” Adalah Penipuan – Kenali Rokok Elektrik, HTP dan Rokok Konvensional

Bagaimana solusi untuk jebakan ini?

 

“Produk rokok baru lebih aman daripada rokok konvensional”, inilah pesan dyang terus dipromosikan oleh produsen rokok, bahkan ada papan iklan yang bertuliskan bebas nikotin, tidak akan membuat ketagihan, selebriti internet memperkenalkan dengan eksperimen ilmiah untuk menjelaskan perbedaan antara rokok elektrik dengan rokok kertas. Semua ini tidak membeberkan data yang benar, memberikan jebakan sehingga setahap demi setahap orang terjerumus dalam perangkap ini.

 

Jebakan 1: Tanpa disadari menjadi kecanduan

“Tertembak 4 peluru, apakah riskan ini lebih rendah daripada tertembak 1 peluru?”Lai Chih-guan ( 賴志冠) wakil kepala Camillian Saint Mary Hospital di Luotung yang aktif dalam upaya pencegahan bahaya tembakau pada masa jangka panjang mengungkap, produsen rokok membuat perbandingan antara rokok kertas konvensional dengan produk rokok baru, membuat perbandingan konsentrasi tembakau namun jika mempertimbangkan faktor perilaku, bahaya produk rokok baru terhadap kesehatan malah lebih tinggi, dikarenakan generasi muda beranggapan kekentalannya lebih rendah sehingga lebih sering mengisap, menyebabkan mudah kecanduan, dan bahaya semakin tinggi.

 

Jika keraguan terhadap keamanan rokok elektrik terhadap kesehatan karena kandungan e-liquid yang tidak jelas, karena ada kemungkinan kandungan e-liquid terdiri dari berbagai senyawa, semakin kompleks kandungannya, seberapa banyak senyawa beracun yang dihisap, sulit untuk mengetahuinya.

Selain itu, rokok elektrik atau HTP sangat mudah digunakan, rokok baru yang trendi dimasukkan ke kantong baju, setiap saat kapan pun tinggal diambil dan menghisapnya, tanpa terasa pengguna semakin sering menghisap, sehingga mudah kecanduan.

 

Profesor analis keperawatan National Yang Ming Chiao Tung University (NYCU) Huang Jiu-mei ( 黃久美) bertanggung jawab dalam tindakan pencegahan bahaya tembakau di kampus mengatakan, remaja pada umumnya beranggapan mereka berhak memilih dan mampu mengendalikan diri, “Saya tidak merokok di sekolah, tidak merokok di rumah, hari libur atau saat kumpul bersama teman saya baru merokok”. Akan tetapi kecanduan nikotin sama seperti sindrom katak direbus, pada akhirnya sulit untuk mengendalikan diri. Perilaku adiktif terbentuk tanpa disadari, meskipun tahu bahwa perilaku demikian akan menimbulkan akibat negatif, akan tetapi terus menerus merokok dan merokok lagi.

 

Jebakan 2: video online yang menyesatkan

Remaja kerap kali terkecoh dengan video dalam dan luar negeri di internet, dalam video Youtuber memegang produk rokok baru yang trendi, serupa dengan produk 3C, produk yang dapat memberikan kegembiraan, kesan menyenangkan, begitu video baru yang menarik perhatian ini dirilis, viewer langsung melejit.

Beberapa konten ini membuat generasi muda kurang peka dan tidak waspada, bagi mereka yang mengunggah videonya ada kemungkinan hanya menginginkan jumlah viewer, akan tetapi sebenarnya akibat yang terjadi, tidak hanya diri sendiri yang kecanduan, tetapi berkemungkinan juga menarik orang lain untuk mencoba, setelah mencoba lalu ketagihan. Oleh karena itu, pelajar bisa mendapatkan informasi dari berbagai pihak seperti sekolah, rumah sakit, internet atau keluarga dan lainnya, beragam cara untuk mengklarifikasi informasi, membina kemampuan mereka untuk berpikir kritis, bisa lebih jeli terhadap informasi di internet supaya tidak terjerumus.

 

Jebakan 3: Andalah Target untuk Menjadi Konsumennya

Produk rokok baru berbeda dengan rokok kertas, memiliki beragam jenis dan aroma yang harum, bahkan juga dimodifikasi dengan nuansa perayaan seperti hari natal, hari valentine atau Halloween memiliki rasa atau kombinasi visual yang berbeda, serta menekankan tidak seperti rokok kertas yang berbahaya untuk kesehatan, secara khusus menciptakan image “menyalakan api menghisap rokok sudah ketinggalan zaman, rokok elektrik vape baru trendi”.

Guru pengajar New Taipei Municipal SMP Ji-Sui, Lung Chih-ning (龍芝寧) dalam masa jangka panjang terlibat dalam promosi pencegahan bahaya tembakau di sekolah, ia mengatakan, perokok berat atau orang yang ingin berhenti merokok, umumnya tidak akan mengadopsi produk rokok baru sebagai penggantinya, target pemasaran produk rokok baru adalah kelompok kawula muda.

“Andalah target konsumennya, sudah memasang perangkap menunggumu,” ujar Huang Jui-mei, maka jangan menganggap remeh bahwa diri sendiri berhak menentukan pilihan atau mampu mengendalikan diri, jika yakin dengan konsep ini maka akan ketagihan, lalu “terikat”, dan terjerumus dalam “bahaya rokok”.

Penyiar

Komentar