Kenaikan Tarif Angkutan Antar Kota di Bulan September Berkisar NT$11 untuk Tiga Rute
Kementerian Perhubungan Taiwan telah menyetujui adanya kenaikan angkutan penumpang jalan raya nasional (angkutan bus antar kota/wilayah) pada bulan Mei lalu. Setelah adanya kenaikan pada 6 rute, kini Zhongli, Kuokuang, Taiwan United Bus (台聯), serta Orange Bus (亞通客運) mulai tanggal 1 September mendatang akan menaikkan harga hingga NT$11. Sementara itu, beberapa unit angkutan bus antar kota lainnya akan mulai menaikkan harga pada tanggal 2 September.
Peningkatan tarif angkutan yang disetujui pada bulan Mei lalu adalah berkisar 1,56% hingga 6,46% dan berkisar antara NT$1-36, tergantung rute. Asosiasi Transportasi Bus Penumpang Seluruh ROC telah meminta perlambatan peningkatan tarif, dengan harapan masyarakat tidak langsung merasakan kenaikannya, sehingga implementasinya dapat ditunda hingga selama 6 bulan. Meskipun pemerintah telah mensubsidi 2/3 kenaikan, tapi industri tetap tidak dapat mempertahankan harga, sehingga tetap akan mengajukan penyesuaian.
Menurut GM Capital Bus, Li Jian-wen (李建文) penyesuaian dari pihaknya akan dilaksanakan untuk pada tanggal 2 November terkait dengan kegiatan operasional mereka dan penyesuaian ini akan sepenuhnya mencerminkan perbaikan kondisi ketenagakerjaan.
Bus angkutan umum antar kota dan wilayah di Taiwan (foto: Mirrormedia)
Pemilik Kedai Tercengang, Tamunya Salah Membayar, ternyata Koin Tersebut Sangat Bernilai
Punya koin lama? Jangan dibuang, sebab koin ini mungkin saja memiliki nilai komersial yang luar biasa! Hal ini juga terungkap di Taichung, ketika seorang pemilik restoran menemukan koin tua bernilai “NT$1” dengan ukuran khusus yang tercampur di antara uang koin bernilai NT$10. Awalnya ia mengira rugi dan kehilangan NT$9, tapi ternyata koin tersebut bukanlah koin biasa.
Berdasarkan laporan dari Liberty Times “LTN”, Pak Hsie (謝) yang merupakan pemilik sebuah restoran di Distrik Barat, Kota Taichung awalnya menemukan sekeping uang logam berupa koin senilai NT$1 di antara koin senilai NT$10 beberapa waktu lalu. Koin tersebut ternyata merupakan sebuah koin tua dengan profil tampak samping mantan Presiden Chiang Kai-shek. Koin tersebut mirip dengan koin NT$10 yang saat ini beredar, tapi berukuran sedikit lebih kecil dan ketika dibalik ternyata bertuliskan “NT$1” keluaran tahun 55 ROC (1966).
Awalnya, Hsie berpikir bahwa ada tamu atau pelanggannya yang keliru membayar dengan menggunakan uang lama dan ia pun berbagi kisah beserta foto uang koin tersebut ke grup teman-temannya. Tak disangka, seorang temannya mengenali bahwa koin tersebut merupakan uang koin khusus peringatan ulang tahun Chiang Kai-shek yang ke-80 di tahun 55 ROC atau keluaran tahun 1966. Hsie kemudian bertanya mengenai harganya.
Menurut keterangan, uang koin peringatan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral tersebut dihargai mulai dari puluhan NTD hingga puluhan ribu NTD, tergantung seberapa baru uang tersebut, bahan pembuatnya dari emas atau perak, dan bagaimana kualitasnya.
Uang koin yang didapatkan Hsie pun kini memiliki arti berbeda, dari “kerugian NT$9”, menjadi keuntungan “puluhan ribu NTD”, tapi ia akhirnya memutuskan untuk tetap menyimpannya sebagai kenang-kenangan.
Koin bernilai tinggi di Taiwan
Ditjen Imigrasi Luncurkan Beasiswa Baru untuk Penduduk Imigran Baru, 7.000 Orang Menerima Penghargaan, Ada yang Mendapatkan Sertifikasi Kelas A dan NT$50.000
Beberapa waktu lalu, Direktorat Jenderal Imigrasi mengumumkan daftar penerima “Beasiswa untuk Penduduk Baru dan Anak-anaknya” untuk tahun ajaran 2023, dengan total 7.298 penerima. Kategori penghargaan meliputi penghargaan beasiswa khusus, beasiswa prestasi, beasiswa pendidikan dari Presiden, beasiswa siswa kurang mampu, dan penghargaan sertifikasi.
Ditjen Imigrasi mengatakan bahwa program beasiswa ini telah memasuki tahun ke-12, dan banyak penerima tidak hanya unggul dalam akademik tetapi juga menunjukkan bakat di bidang olahraga, musik, seni rupa, dan lain-lain.
Wu Pei-Wen, yang berasal dari Vietnam, menerima penghargaan sebesar NT$50.000 untuk sertifikasi kelas A dalam pengelasan argon tungsten. Dalam wawancara, dia mengingat saat pertama kali datang ke Taiwan pada tahun 2008. Kondisi pekerjaannya saat itu tidak stabil, pernah bekerja paruh waktu di restoran hot pot dan di lokasi konstruksi. Lama-kelamaan, dia mulai bekerja di bidang pengerjaan besi, pengerjaan logam dingin, dan pengelasan. Hingga suatu hari, ia bertemu seorang guru yang memperkenalkannya pada pengelasan argon.
Wu Pei-Wen mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada sang guru yang bersedia membimbingnya dalam mengenal komponen pengelasan argon, mesin pengelasan, dan latihan dasar pengelasan. Demi penghasilan yang lebih baik, dia berusaha keras untuk mendapatkan sertifikasi teknisi. Pada siang hari, dia berlatih praktik, dan pada malam hari, dia belajar teori. Akhirnya, dia berhasil mendapatkan sertifikasi kelas A dan saat ini bekerja di China Steel dalam pengelasan pipa tungku.
Liana yang berasal dari Indonesia menerima penghargaan sebesar NT$3.000 untuk sertifikasi teknisi perawat kategori tunggal. Dia menyatakan bahwa setelah tinggal di Taiwan selama lebih dari 20 tahun dan membesarkan tiga anak sendirian, dia awalnya bekerja di pabrik pengolahan makanan. Selama pandemi, dia menemukan kursus untuk perawat rumah tangga, yang menawarkan gaji lebih tinggi daripada di pabrik dan waktu kerja yang lebih fleksibel. Dia memutuskan untuk mengikuti kursus pelatihan, dan setelah menjadi perawat rumah tangga, kualitas hidupnya meningkat secara signifikan.
Ditjen Imigrasi menyatakan bahwa sebanyak 7.298 orang menerima penghargaan kali ini, termasuk 6.458 orang yang menerima beasiswa prestasi dan beasiswa bagi yang kurang mampu, 689 orang yang menerima beasiswa sertifikasi penduduk baru, 9 orang yang menerima beasiswa pendidikan dari Presiden, dan 142 orang yang menerima beasiswa bakat khusus. Berdasarkan survei kebutuhan hidup penduduk baru tahun 2023, tingkat kepemilikan sertifikasi teknisi oleh penduduk baru meningkat, dari 6,1% pada tahun 2018 menjadi 8,7% pada tahun 2023, menunjukkan upaya penduduk baru dalam mengejar profesionalisme dan peningkatan diri.
Penduduk imigran baru di Taiwan mengikuti kelas pelatihan di Taiwan (foto: Ditjen Imigrasi Taiwan)
Taiwan Meningkatkan Jumlah Toilet Umum Netral Gender
Kementerian Lingkungan Hidup Taiwan pada pertengahan Agustus menyampaikan bahwa mereka akan menginvestasikan NT$280 juta dalam waktu 4 tahun ke depan untuk menggandakan jumlah toilet umum netral gender di seluruh Taiwan.
Kementerian terkait menyampaikan, bahwa proyek peningkatan jumlah toilet netral gender mulai dari tahun depan hingga 2029 akan ditambahkan dari 623 menjadi 1.246 buah.
Sekitar 13.000 orang transgender dan netral gender berkontribusi pada survei Komite Kesetaraan Gender tentang isu-isu LGBTQ+ tahun lalu. Dari mereka yang melaporkan mengalami diskriminasi atau situasi penuh kekerasan, 17 persen terjadi di toilet umum atau ruang ganti.
Kementerian tahun lalu mengeluarkan pedoman untuk menciptakan fasilitas toilet yang lebih ramah bagi keluarga dan penyandang disabilitas, yang mencakup penerangan, tombol darurat dan persyaratan lainnya, kata Direktur Jenderal Administrasi Manajemen Lingkungan Yen Hsu-ming. Namun ada juga ketidaksetaraan gender di toilet, kata Yen. Misalnya, perempuan seringkali harus mengantri saat tidak perlu menunggu di toilet laki-laki, sementara ada pula yang merasa tidak nyaman saat menemani orang berjenis kelamin lain yang membutuhkan perawatan ke kamar kecil, katanya.
Menciptakan toilet yang netral gender juga akan menghormati keberagaman gender dan menyediakan lingkungan kamar mandi yang aman dan bermartabat bagi semua orang, tambahnya.
Saat ini terdapat sekitar 44.000 toilet umum yang dikelola pemerintah, kata Yen.
Daerah akan diberikan dana untuk merenovasi atau membangun fasilitas baru di lokasi yang sesuai seperti pasar dan stasiun transportasi, katanya, seraya menambahkan bahwa pendanaan tidak akan tersedia untuk entitas swasta.
Menurut survei kepuasan toilet umum yang dilakukan kementerian tahun lalu, sekitar 69 persen responden mengatakan mereka tidak memiliki masalah dengan fasilitas yang netral gender, kata Yen.
Toilet netral gender (foto: UTSDGs)