Mengkritik Pemilik Anjing, Wanita Ini Disebut "Karen"
Sebagian pemerintah daerah di Taiwan telah menerapkan aturan, di mana para anjing peliharaan yang dibawa keluar untuk jalan-jalan harus memakai tali pengikat, mereka yang melanggar akan dikenakan hukuman.
Namun, ada seorang warganet perempuan yang memposting keluhan, karena disebut “Karen” versi Taiwan (八婆) karena meminta seorang wanita paruh baya untuk mengikat anjing kecilnya.
Dilansir dari CT Want, postingan ini pertama dibagikan di “Breaking News Commune” (爆料公社). Seorang warganet perempuan membagikan kisahnya yang sedang mengajak anjing peliharaannya ke sebuah taman di daerah Taoyuan. Anjingnya merupakan anjing yang cukup besar, tapi anjingnya diberikan tali kekang. Ia kemudian melihat seorang perempuan paruh baya juga sedang mengajak anjing peliharaannya jalan-jalan di taman. Anjing tersebut merupakan anjing Pomeranian berukuran kecil. Anjing tersebut dibiarkan berkeliaran tanpa tali pengekang dan berlarian ke sana kemari, bahkan terlihat iseng dengan anjing besar yang dibawa oleh perempuan pertama.
Wanita tersebut kemudian menyampaikan bahwa anjingnya, meskipun cukup besar pernah digigit oleh seekor anjing yang berukuran kecil, sehingga anjingnya akan terlihat cukup gugup jika bertemu dengan anjing yang berukuran kecil.
Wanita tersebut sempat mengatakan, “anjing siapa ini, mengapa tidak diberi tali kekang?” Pemiliknya kemudian mendengar hal tersebut dan merasa tidak senang. Ia pun mengatakan bahwa wanita pemilik anjing besar adalah “Karen” versi Taiwan dan bahunya disenggol. Ia pun sempat mengatakan, “anjing kecil ini tidak diikat, jika anjingnya berkelahi, siapa yang akan bertanggung jawab?” “Bagaimana jika anjing besar kesal dan menggigitnya, siapa yang mau tanggung jawab?” Sementara itu, pihak pemilik pomerian malah mengeluarkan kata-kata kasar, menghina pemilik anjing besar serta mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah urusan orang lain. Pemilik anjing besar kemudian memintanya pulang untuk mengajari anjingnya berkelakuan baik.
Ilustrasi anjing peliharaan (sumber foto: Pixabay)
Mirip Film "I.T", Sesosok Pria Ditemukan Bersembunyi di Selokan Sekolah Dasar
Di sebuah sekolah dasar (SD) yang berlokasi di Sanchong, New Taipei terjadi hal aneh. Ada murid yang menyadari di selokan sekolahnya terlihat hal yang ganjil, sehingga mereka pun segera melaporkan hal tersebut kepada guru sekolah untuk memeriksanya. Tak disangka, di dalam selokan tersebut ada seorang pria yang sedang bersembunyi.
Kejadian tersebut terjadi pada hari Jumat, 14 April lalu, sekitar pukul 08:00, saat itu ada beberapa murid yang menyadari salah satu bagian dari selokan di sekolah mereka terlihat janggal, seperti ada suatu benda. Nyatanya, ada seorang pria yang berada di dalam selokan, seperti terjepit. Setelah dilaporkan ke pihak guru dan diteruskan ke pihak kepolisian, pria tersebut berusia 36 tahun dan bermarga Ma (馬). Ia juga bersikap aneh sehingga setelah diperiksa oleh staf kesehatan, ia pun segera dibawa ke rumah sakit dengan ambulans.
Khawatir dengan keselamatan para guru dan murid, polisi segera menempatkan anggotanya di sekitar sekolah, khususnya saat jam sekolah. Di luar jam sekolah, mereka juga akan meningkatkan pengawasan dan mengecek, jika ada murid yang berada di sekitar sekolah dan membutuhkan bantuan.
Pria yang ditemukan berada di selokan sebuah sekolah dasar di New Taipei (sumber foto: Liberty Times)
Tingkat Kematian akibat Kanker Paru-paru di Taiwan Merupakan yang Tertinggi di Dunia
Jurnal ilmiah “Nature” baru-baru ini mempublikasikan hubungan antara polusi udara dan kanker paru-paru, serta membandingkan tingkat kematian di beberapa negara industri di belahan bumi utara. Dalam publikasi ini, Taiwan berada di urutan pertama, di mana kematian akibat adenokarsinoma (kanker atau tumor ganas dari sel pelapis epitel) merupakan yang tertinggi, berarti bahwa kontrol polusi udara tidak ideal. Konsentrasi partikel tersuspensi halus (PM2.5), nitrogen oksida, oksida belerang, juga memburuk. Akar alasannya tidak hanya kebijakan industri dan energi, tapi juga lokasi secara geografis. Hal yang patut diperhatikan, 70% polusi udara di Taiwan terjadi karena produksi lokal.
Setiap tahun, periode musim dingin hingga musim semi merupakan waktu di mana polusi udara Taiwan hadir dan angin timur laut serta angin timur turut membawa polutan dari luar. Karena posisi geografis Taiwan di wilayah selatan, angin yang berhembus tidak mudah menyebar, sehingga warna keabu-abuan, terutama di selatan Taichung terjadi cukup lama. Dirjen Perlindungan Lingkungan memonitor bahwa tanggal 17 April lalu cuaca berada dalam tingkat peringatan oranye. Masyarakat diharapkan untuk mengurangi waktu keluar, usahakan tidak melakukan olah raga lari terlebih dahulu karena akan sangat beresiko.
Di masa lalu, ketika Taiwan menghadapi polusi udara, pihak-pihak terkait akan menyalahkan Partai Komunis Tiongkok (PKT) karena mengirimkan substansi polusi dan menolak bahwa hal ini juga terkait dengan industrialisasi Taiwan, khususnya setelah penetapan non-nuklir, ketidakstabilan suplai tenaga listrik, dan kenaikan proprsi penggunaan batu bara. Transportasi memegang peran 1/3 dari PM2.5 Taiwan dan sepertinya tidak akan berkurang, sementara listrik dan pembangkit listrik memegan peranan hampir 10% dari energi karbon secara keseluruhan. Kualitas tenaga batu bara tidak mudah dikendalikan.
PM2.5 merupakan masalah terbesarnya. Proliferasi partikelnya melebihi kecepatan produksi makrofag sel darah putih. Ketika makrofag tidak punya waktu untuk menghilangkan PM2.5, zat yang terurai ini akan disimpan di berbagai organ dalam tubuh. Zat beracun ini akan menumpuk dan merusak organ serta jaringan, sehingga membuat lesi jaringan, kanker, dan nekrosis.
Argumen di mana polutan yang ada berasal dari PKT sudah tidak dapat dipertahankan. Di satu pihak, polutan dibawa oleh tekanan tinggi musim dingin oleh Mongolia yang pertamanya tentu harus masuk ke daratan Tiongkok Utara. Setelah masuk musim dingin, angin yang berhembus ke Taiwan adalah angina timur laut dan polusi udara dari daratan Tiongkok tidak dapat langsung dikirim ke Taiwan, tapi harus melalui Laut Bohai. Angin dari Laut Tiongkok Timur yan sesuai dapat membuat polutan mengarah dan berdampak ke Taiwan, tapi hal ini tidak selalu cocok. Ada lebih banyak bukti di mana PM2.5 di Taiwan lebih banyak diproduksi secara lokal.
Dengan kata lain, untuk mengurangi tingkat adenokarsinoma paru secara lokal, kita harus memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian polusi dan tidak hanya mengandalkan data polusi udara yang dilaporkan oleh jaringan pemantauan.
Polusi udara di Taipei (sumber foto: CNA)
Bulan April Ini, Berbagai Fenomena Alam Menarik dapat Kamu Lihat di Taiwan!
Di akhir April 2023, selain fenomena Gerhana Matahari Hibrida yang akan hadir di Hari Kamis, 20 April pukul 12:16, juga akan ada fenomena alam menarik lainnya, yaitu Hujan Meteor Lyrid.
Hujan Meteor Lyrid tahun ini akan mencapai puncaknya pada 23 April 2023. Hujan meteor kali ini juga kebetulan jatuh pada hari ke-4 penanggalan kalender Tionghoa, di mana bulan tidak tampak, sehingga akan terlihat lebih indah.
Hujan meteor ini akan memperlihatkan setidaknya 18 bintang jatuh per jamnya. Meskipun tidak sebesar aneka jenis hujan meteor lain, tapi karena cukup terang, maka asap dari jejak dan ekornya akan terlihat lebih jelas. Hujan meteor ini merupakan hujan meteor rekomendasi utama di musim semi.
Tidak hanya itu, di hari yang sama juga akan terjadi “konjungsi Venus terhadap bulan” di mana jarak antara bulan sabit dan Venus hanya 1,3 derajat, sehingga tampak cantik.
Sehari sebelumnya, yaitu pada 22 April, Gugus Bintang Pleiades juga akan berdekatan dengan bulan, dengan jarak kurang dari 2 derajat. Anda dapat mengamatinya sekitar pukul 19:00 dengan menjauhi polusi cahaya. Anda bahkan dapat menikmatinya dengan mata telanjang.
Hujan meteor Lyrid akan terjadi 23 April 2023 mendatang (sumber foto: CNA)