Dalam acara Jiwa Muda kali ini, pembahasan utamanya adalah tentang tips bersih-bersih ideal, khususnya menjelang pembersihan besar menjelang Tahun Baru Imlek. Namun, sebelumnya, kita juga akan membahas berita-berita dan informasi menarik lainnya, yaitu:
Menyambut Tahun yang Baru, Survei: Orang Indonesia paling Optimis
Tahun ini adalah tahun kedua keterbukaan global yang normal setelah pandemi. Meskipun pasar saham dan pasar perumahan Taiwan mencerminkan kemakmuran ekonomi, gejolak terus berlanjut di seluruh dunia dan ketidakpastian ekonomi masih tinggi. Sebuah survei mengamati ekspektasi masyarakat terhadap tahun 2025 di 33 negara. Negara yang paling optimis adalah Indonesia. Negara yang menduduki peringkat terakhir adalah Jepang, yang perekonomiannya akhirnya berhasil lolos dari deflasi dalam beberapa tahun terakhir.
Perusahaan riset dan konsultasi pasar global asal Prancis yakni Ipsos merilis laporan terkait dengan melibatkan 23.731 orang dari 33 negara. Responden terdiri dari orang dewasa berusia 18 tahun asal India, 18-74 tahun asal Kanada, Irlandia, Malaysia, Filipina, Afrika Selatan, Turki, dan Inggris.
Kemudian, responden berusia 20-74 tahun asal Thailand, 21-74 tahun asal Indonesia dan Singapura, dan 16-74 tahun asal negara lainnya. Adapun pengambilan respons dilakukan selama 25 Oktober hingga 8 November 2024.
Berdasarkan hasil survei tersebut, responden dari Indonesia paling banyak merasa optimis bahwa tahun 2025 akan lebih baik daripada tahun 2024. Berikut persentasenya dibandingkan negara lain:
Indonesia (90%), Kolombia (88%), China (87%), Filipina (87%), Peru (85%), Afrika Selatan (84%), Meksiko (84%), Malaysia (81%), Thailand (79%), Argentina (79%)
Brazil (79%), Chili (79%), India (79%), Polandia (72%), Singapura (72%), Hungaria (72%), Australia (71%), Kanada (71%), Inggris (70%), Romania (70%), Irlandia (69%)
Swiss (69%), Belanda (67%), Swedia (66%), Spanyol (66%), Britania Raya (61%), Turki (59%), Italia (58%), Jerman (56%), Korea Selatan (56%), Belgia (51%), Prancis (50%), Jepang (38%)
Secara keseluruhan survei Ipsos ini menunjukkan bahwa 71% dari 23.731 responden optimis tahun 2025 lebih baik daripada 2024. Sedangkan 29% lainnya merasa sebaliknya.
Sembilan puluh persen masyarakat Indonesia setuju bahwa tahun depan akan lebih baik, dan 92% yakin kesehatan fisik dan mental mereka akan membaik pada tahun 2025. Masyarakat Indonesia juga merasa nyaman dengan teknologi dan perekonomian. Ketika ditanya apakah AI akan menciptakan lapangan kerja baru di negara mereka, 74% masyarakat Indonesia setuju, dengan tingkat persetujuan tertinggi datang dari Tiongkok, dimana 77% responden setuju.
Jepang adalah negara yang paling tidak optimis. 63% responden Jepang berpendapat tahun 2025 tidak akan lebih baik dari tahun 2024. Hanya 28% masyarakat Jepang yang meyakini perekonomian global akan lebih kuat pada tahun 2025, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata global sebesar 51%.
Secara keseluruhan, 70% masyarakat berpendapat tahun 2025 akan lebih baik dibandingkan tahun 2024, namun hanya 38% responden yang berpendapat kesehatan mental mereka akan membaik pada tahun 2025.
Ilustrasi senyum optimis (foto: political animal magazine)
Game Online dan Internet dapat Merusak Interaksi Sosial Generasi Muda
Remaja yang merupakan generasi muda dapat mengalami kecanduan, baik pada game online maupun kecanduan internet (termasuk media sosial). Hal ini tidak hanya berdampak pada pendidikan, tetapi juga pada kehidupan sosial generasi muda. Banyak remaja yang mulai menarik diri dari lingkungan sosial mereka karena terlalu fokus pada kegiatan digital, bahkan mengalami perubahan. perubahan signifikan pada fungsi otaknya. Hal itu menjadi tantangan tersendiri dalam perkembangannya lebih lanjut.
Dilansir dari RRI, Siti Aisyah, seorang warga di Kecamatan Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah, menyampaikan kekhawatirannya. “Anak saya jarang bermain dengan teman-temannya di luar rumah. Dia lebih suka menghabiskan waktu sendirian di kamar bermain game,” kata Siti.
Ia juga menyoroti dampak psikologis yang dirasakan anaknya. “Dia mudah marah kalau diminta berhenti bermain game,” tambahnya.
Rizal Harahap, seorang tokoh masyarakat, menyarankan agar orang tua lebih aktif mengawasi dan membatasi penggunaan gadget pada anak-anak. “Kalau orang tua tidak tegas, anak-anak akan semakin sulit diatur. Kita harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini,” ujar Rizal.
Di lain pihak, sebuah studi yang dilakukan peneliti University College London (UCL), yang dilansir di earth.com, menjelaskan dampak penggunaan internet yang berlebihan terhadap pikiran anak muda, khususnya mereka yang berusia antara 10 dan 19 tahun.
Penelitian ini berlangsung selama satu dekade, dari tahun 2013 hingga 2023. Mereka menyoroti secara mendalam temuan dari 12 artikel yang secara kolektif meneliti 237 remaja yang secara resmi didiagnosis menderita kecanduan internet.
Kecanduan internet, yang ditandai dengan dorongan tak terkendali untuk berinteraksi secara online meskipun memiliki konsekuensi buruk, dapat mengganggu kesejahteraan psikologis seseorang dan mengganggu kehidupan sosial, akademis, dan profesionalnya.
Dengan menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI), para peneliti mengamati konektivitas fungsional otak, baik saat istirahat maupun saat melakukan tugas.
Para ahli memperhatikan pola peningkatan dan penurunan aktivitas di jaringan mode default, yang aktif selama istirahat. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, terdapat penurunan signifikan dalam konektivitas dalam jaringan kendali eksekutif, yang sangat penting untuk pemikiran aktif dan pengambilan keputusan.
Perubahan neurologis ini dapat bermanifestasi sebagai perilaku adiktif dan penurunan berbagai aspek kemampuan kognitif dan fisik, termasuk kapasitas intelektual, koordinasi, kesehatan mental, dan perkembangan secara keseluruhan.
"Masa remaja adalah tahap perkembangan yang penting. Kerentanan otak terhadap dorongan yang berhubungan dengan internet selama periode ini seperti mengklik mouse atau mengkonsumsi media tanpa henti dapat menimbulkan konsekuensi yang mengerikan," kata Max Chang, penulis utama dari studi ini dan mahasiswa MSc di UCL Great Ormond Street Institute for Child Health.
Chang menyoroti beberapa potensi dampak perilaku dan perkembangan pada remaja, seperti kesulitan dalam menjaga hubungan sosial, ketidakjujuran dalam aktivitas online, dan gangguan pola makan dan tidur yang normal.
Di Inggris saja, tiap orang menghabiskan rata-rata lebih dari 24 jam online setiap minggunya. Banyak dari mereka yang mengakui bahwa mereka menggunakan internet secara kompulsif.
Selain itu, laporan Ofcom menunjukkan bahwa lebih dari 60% dari 50 juta pengguna internet di Inggris menganggap kebiasaan online mereka berdampak buruk pada kehidupan pribadinya. Sering kali hal itu menyebabkan keterlambatan atau pengabaian tanggung jawab.
Irene merekomendasikan agar remaja menerapkan batasan yang masuk akal dalam penggunaan internet mereka dan mendapatkan informasi tentang dampak psikologis dan sosial dari keterlibatan online yang berlebihan.
Max Chang optimis implikasi temuan mereka dalam mengobati dan mencegah kecanduan internet. "Penelitian kami dapat membantu dokter lebih memahami dan mengatasi kecanduan internet pada remaja," katanya.
Perawatan mungkin menargetkan wilayah otak tertentu atau melibatkan psikoterapi dan terapi keluarga untuk mengatasi gejala mendasar dari kecanduan internet.
Selain itu, mendidik orang tua tentang tanda-tanda ketergantungan digital dapat menjadi langkah pencegahan yang penting, membantu mereka mengelola waktu pemakaian perangkat dan perilaku impulsif anak-anaknya dengan lebih efektif.
Studi ini tidak hanya menyoroti perubahan mendasar pada otak yang disebabkan oleh kecanduan internet, tetapi juga menggarisbawahi perlunya tindakan proaktif untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan dan perkembangan remaja.
Kecanduan internet pada remaja tidak hanya mencakup perubahan fungsi otak. Hal ini juga dapat berdampak buruk pada kesehatan mental, menyebabkan peningkatan kecemasan, depresi, dan isolasi sosial.
Menurut studi ini, remaja mungkin mengalami prestasi akademis yang buruk karena waktu menatap layar yang berlebihan sehingga mengganggu kebiasaan belajar dan fokusnya. Kecanduan ini seringkali mengganggu pola tidur sehingga menyebabkan kelelahan dan sulit berkonsentrasi di siang hari.
Kesehatan fisik juga dapat terganggu, dengan peningkatan risiko obesitas dan kondisi terkait akibat perilaku kurang gerak karena terlalu banyak bermain internet. Selain itu, penggunaan internet yang berlebihan dapat menghambat pengembangan keterampilan sosial yang penting, sehingga mempersulit remaja untuk terlibat dalam interaksi tatap muka.
Perundungan di dunia maya dan paparan konten yang tidak pantas juga merupakan kekhawatiran yang signifikan. Ini berpotensi menyebabkan tekanan emosional dan persepsi yang tidak tepat terhadap kenyataan.
Secara keseluruhan, tulis studi itu, kecanduan internet dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, berdampak pada perkembangan dan kesejahteraan remaja secara holistik. Sehingga perlu tindakan proaktif untuk memastikan penggunaan internet yang seimbang dan sehat.
Ilustrasi game online dan media sosial internet (foto: Game crater)
Topik Utama: Langkah-Langkah Pembersihan Menjelang Imlek
Rencanakan Area Pembersihan
Jangan terburu-buru saat melakukan pembersihan umum. Jika Anda mempersiapkannya terlebih dahulu, maka akan sangat mudah. Anda dapat menyiapkan pena dan kertas terlebih dahulu, dan menuliskan area di rumah Anda terlebih dahulu, seperti area mana yang menjadi kunci pembersihan area dan sisi lemari yang mana. Untuk merencanakan ulang dan membersihkan daftarnya, pikirkan terlebih dahulu agar Anda dapat menyelesaikannya sekaligus.
Pisahkan
Pembersihan musim semi juga berarti membersihkan hal-hal buruk di tahun lalu, seperti sudut wadah yang hilang, tanaman layu, peralatan tua dan rusak yang tidak berguna, makanan atau obat-obatan yang kadaluwarsa. Jika Anda membersihkannya, tidak hanya membuat ruangan terlihat baru, tetapi juga ruang ekstra yang akan memungkinkan Anda membeli aneka barang menarik di tahun baru!
Siapkan Perlengkapan Pembersih lebih awal
Jika Anda ingin mengatur pembersihan pada saat pembersihan umum, sebaiknya persiapkan perlengkapan kebersihan yang lengkap terlebih dahulu agar Anda tidak perlu repot mencari-cari barang yang diperlukan, seperti sarung tangan, sikat, kain perca, spons teknis, dll. Dengan demikian Anda dapat membersihkan dengan lebih efektif.
Perhatikan Urutan Pembersihan
Ingatlah 2 prinsip dalam urutan pembersihan: menata dan membersihkan secara berurutan dari kecil ke besar, dari atas ke bawah.
Anda disarankan untuk mulai membersihkan dari kamar tidur tempat Anda tidur setiap hari, lalu melanjutkan ke ruang tamu, dapur, kamar mandi... lalu ikuti metode kering hingga basah (menyapu, baru kemudian mengepel).
Untuk lorong dan balkon, bersihkan terakhir. Anda tidak akan bisa membersihkannya secara menyeluruh dan kemudian menjadi kotor lagi dan lagi dengan merapikan area lain.
Atur Ulang
Anda dapat merencanakan ulang ruang penyimpanan baru berdasarkan kebiasaan hidup dan proses penggunaan Anda selama setahun terakhir, membuat Anda merasa seperti berada di ruang baru, sekaligus menjadi lebih nyaman dan segar dalam kehidupan sehari-hari Anda.
Ilustrasi pembersihan menjelang Imlek (foto: Greeneration Foundation)
Tips Tambahan:
Pasta gigi untuk menghilangkan noda
Jika Anda sering minum kopi dan teh, mau tidak mau akan ada noda pada cangkir keramik. Anda bisa menggunakan "pasta gigi" dengan sikat gigi bekas untuk mencucinya dengan mudah , tapi hati-hati agar tidak menyebabkan kerusakan pada cangkir.
Jangan buka kasa jendela
Apakah Anda suka membuka kasa jendela untuk dicuci? Faktanya, Anda hanya perlu membasahi koran bekas dengan air, kemudian tempelkan pada kasa jendela, diamkan 10 menit hingga Koran mengering dan kasa jendela akan lebih bersih.
Pembersihan microwave dengan cepat
Oven microwave sangat sering digunakan dan mungkin kotor serta berbau. Anda dapat memasukkan irisan lemon dan 5 sendok makan cuka putih dalam mangkuk kecil, isi dengan air, dan microwave selama 5 menit. Diamkan beberapa menit, kemudian sekalah nodanya dengan mudah.