(Taiwan, ROC) --- Pada peringatan 19 tahun pembuatan "Undang-undang Anti-Pemisahan Nasional" oleh Tiongkok, pendiri United Microelectronics Corporation (UMC), Robert Tsao (曹興誠), menerima wawancara dengan Radio Taiwan Internasional, menyatakan bahwa Tiongkok ingin mencaplok Taiwan, dan "Undang-undang Anti-Pemisahan Nasional" dapat dikatakan sebagai konspirasi terang-terangan dari Partai Komunis Tiongkok yang tertulis hitam di atas putih.
Untuk terus menikmati kehidupan demokrasi, Taiwan harus menyoroti sifat penipuan dan bahaya dari "Undang-undang Anti-Pemisahan Nasional."
Robert Tsao menyatakan bahwa pembuatan "Undang-undang Anti-Pemisahan Nasional" oleh Tiongkok pada dasarnya adalah untuk merasionalisasi pencaplokan Taiwan dengan tertulis hitam di atas putih.
Kenyataan dan realitas bahwa kedua sisi Selat tidak tunduk satu sama lain adalah fakta, sehingga pendapat ini dapat dikatakan sebagai konspirasi terang-terangan dari Partai Komunis Tiongkok untuk mencaplok Taiwan.
Robert Tsao mengatakan, "Membuat undang-undang ini sebenarnya adalah mengecoh rakyat Tiongkok, dengan ini ingin memobilisasi rakyat Tiongkok untuk mengambil tindakan mencaplok Taiwan, ini dapat dikatakan sebagai taktik terang-terangan dari Partai Komunis Tiongkok yang tertulis hitam di atas putih."
Robert Tsao juga menyatakan bahwa "Undang-undang Anti-Pemisahan Nasional", bertujuan untuk mengubah fakta dan realitas hubungan antar selat.
Taiwan harus membuat rakyat Tiongkok dan dunia mengerti bahwa ini sepenuhnya tidak berarti, ini adalah deklarasi perang dari seorang preman.
Selain itu, Tiongkok mengatakan bahwa "Undang-undang Anti-Pemisahan Nasional" adalah pedang yang tergantung tinggi, ini adalah ancaman.
Selanjutnya, mengenai penggunaan Resolusi 2758 Majelis Umum PBB yang salah oleh Tiongkok baru-baru ini untuk mengisolasi dan menekan ruang hidup internasional Taiwan, Robert Tsao menegaskan bahwa Taiwan harus berusaha untuk perdamaian, dan tidak boleh menyerah tanpa perlawanan dengan bantuan dari AS, Jepang, dan negara lainnya.
Karena menyerah berarti kehilangan kehidupan demokrasi, jadi harus berusaha sekuat tenaga untuk diri sendiri.
Robert Tsao juga menyebutkan bahwa Partai Komunis Tiongkok terus melakukan infiltrasi di Taiwan, melalui perang psikologis, perang opini, dan perang hukum.
Untuk terus menikmati kehidupan demokrasi dan mencegah disintegrasi, maka Taiwan harus menonjolkan sifat anti penipuan dan bahaya dari "Undang-undang Anti-Pemisahan Nasional".