(Taiwan, ROC) --- Pada Kamis kemarin (11/1), mantan Presiden Ma Ying-jeou (馬英九) untuk pertama kalinya mempublikasikan iklan setengah halaman secara mandiri di media cetak, mengajak pemilih untuk memusatkan suara mereka pada pasangan calon presiden dari partai Kuomintang (KMT), yakni Hou Yu-ih (侯友宜) dan Jaw Shaw-kong (趙少康).
Namun, dalam wawancara eksklusif dengan Deutsche Welle baru-baru ini, ia mengatakan bahwa Xi Jin-ping (習近平) dapat dipercaya dalam hal hubungan lintas selat, yang menimbulkan gelombang besar di kancah politik.
Calon presiden dari Kuomintang, Hou Yu-ih, menegaskan bahwa pandangannya berbeda dengan Ma Ying-jeou. Sementara itu, calon presiden dari Partai Progresif Demokratik (DPP), Lai Ching-te (賴清德), mengkritik pandangan Ma Ying-jeou sebagai sesuatu yang sudah ketinggalan zaman, menyatakan bahwa konsensus '92' yang dikemukakan Xi Jin-ping sebenarnya adalah satu negara dengan dua sistem.
Kandidat presiden dari Partai Taiwan People’s Party (TPP), Ko Wen-je (柯文哲), berpendapat bahwa penting untuk berkomunikasi dengan Tiongkok, tetapi percaya pada seseorang sejak awal adalah tindakan sangat berbahaya.
Pada tanggal 11 Januari 2024, mantan Presiden Ma Ying-jeou untuk pertama kalinya membiayai iklan setengah halaman di media cetak, guna mengajak masyarakat untuk mendukung pasangan calon dari Partai Kuomintang, yakni Hou Yu-ih (侯友宜) dan Jaw Shaw-kong (趙少康).
Namun, dalam wawancara dengan Deutsche Welle, Ma Ying-jeou malah mengatakan hal ini.
Kandidat Presiden Partai KMT, Hou Yu-ih mengatakan, “Pada saat ini dengan waktu itu, saat masa jabatan mantan Presiden Ma Ying-jeou, situasinya berbeda. Banyak pendapat mantan Presiden Ma Ying-jeou, beserta saran yang diutarakannya, tentu berbeda dengan saya.”
Calon Presiden dari Partai Kuomintang, Hou Yu-ih, segera menegaskan bahwa pemikirannya berbeda dengan Ma Ying-jeou.
Aktivis demokrasi Tiongkok, Wang Dan, melalui Facebook menyatakan bahwa di era di mana kebanyakan orang mengutuk Xi Jin-ping, Ma Ying-jeou secara terbuka malah berkata "dalam hubungan lintas selat, kita harus percaya pada Xi Jin-ping".
Ia mengagumi Ma Ying-jeou karena dia tidak lagi menyembunyikan pendapatnya.
Kandidat Presiden Partai DPP, Lai Ching-te mengatakan, “Pandangan Ma Ying-jeou telah ketinggalan zaman. Sejarah telah membuka lembaran baru. Konsensus 1992 telah diartikan berkali-kali oleh Xi Jinping sebagai prinsip "Satu Tiongkok" dan formula "Satu Negara, Dua Sistem" untuk Taiwan.”
Kandidat Presiden Partai TPP, Ko Wen-je mengatakan, “Anda bilang harus percaya pada siapa, percayalah pada diri sendiri. Kami dapat mempertahankan hubungan stabil dengan sekutu di Selat Taiwan dan kami juga akan mulai mencoba berkomunikasi dengan Tiongkok. Ini adalah hal yang benar untuk otonomi Taiwan dan perdamaian lintas selat. Tapi bukan berarti kita harus percaya pada orang lain dari awal. Itu terlalu berbahaya.”
Waktu pemilihan umum di Taiwan tinggal menunggu beberapa jam lagi, dan pernyataan Ma Ying-jeou mungkin akan menambah ketidakpastian pada situasi pemilihan yang sudah rumit.