(Taiwan, ROC) --- Di tengah melambatnya situasi penularan COVID-19, membuat angka permintaan di sektor pariwisata mengalami peningkatan. Diberitakan kalau biaya untuk berwisata kini kian mahal untuk didapat, apalagi sebentar lagi akan memasuki musim panas yang identik dengan masa liburan panjang.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, maka biaya perjalanan wisata, meliputi tiket transportasi dan akomodasi mengalami peningkatan hingga 30%.
Kenaikan di atas diprediksi akan terus meningkat menjadi 50%, seiring datangnya masa puncak liburan musim panas.
Salah satu tujuan wisata favorit warga Taiwan, Jepang misalnya. Tiket pesawat, transportasi lokal, tarif makan dan akomodasi hotel mengalami kenaikan hingga 20%.
Kenaikan serupa juga terjadi pada program tur wisata. Contohnya adalah paket perjalanan wisata ke Tokyo, Jepang selama 5 hari 4 malam untuk periode musim panas. Sebelum masa pandemi, harga yang dibanderol berkisar NT$ 30.000. Namun sekarang, paket yang sama akan dikenakan harga berkisar NT 40.000 hingga NT$ 50.000.
Pengusaha agen perjalanan, Lin Zhao-jun (林昭君) mengatakan, “Pariwisata di era pasca pandemi, jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi, maka (harga) mengalami kenaikan sebesar 10% hingga 20%. Masa puncak menyambut liburan musim panas Q3 , jika dibandingkan dengan periode Q1 dan Q2 tahun ini, mungkin peningkatan akan lebih besar lagi yakni 20% hingga 30%.”
Menurut data yang dirilis oleh agen perjalanan di Taiwan, tarif perjalanan wisata dengan tujuan Asia Tenggara pada periode kuartal pertama dan kedua tahun ini mengalami peningkatan sebanyak 10%.
Sedangkan untuk kawasan Asia Timur, Asia Tengah dan Afrika, mengalami peningkatan sebesar 20%.
Untuk kawasan seperti Eropa, Amerika Serikat dan Kanada, maka harga yang ditafsir bias lebih mahal hingga 50%.
Bagi warga yang ingin bergabung dalam perjalanan wisata ke Amerika Serikat selama 8 hari 7 malam pada liburan musim panas kali ini, maka setidaknya harus merogoh kocek NT$ 90.000 hingga NT$ 105.000
Sedangkan untuk kawasan Amerika Timur dan Kanada, maka biaya yang dikenakan bisa mencapai NT$ 135.000 untuk perjalanan selama 13 hari 12 malam.
Pengusaha agen perjalanan, Li Qi-yue (李奇嶽) mengatakan, “Krisis tenaga kerja yang melanda banyak negara, belum lagi dengan permasalahan inflasi. Setelah epidemi berakhir, maka tren perjalanan wisata setiap negara akan mengalami kenaikan biaya. IATA sebelumnya pernah merilis laporan bahwa volume lalu lintas perjalanan udara dunia akan pulih pada tahun 2025.”
Epidemi COVID-19 sudah mengubah kebiasaan atau cara manusia dalam berwisata. Taiwan kini memasuki era di mana harga di sektor pariwisata akan semakin mahal untuk didapat.