(Taiwan, ROC) --- Situasi penularan COVID-19 di Taiwan sepertinya belum menemukan titik terang, dan angka kematian baru-baru ini juga mencetak rekor tertinggi. Kepala RS Anak Universitas Nasional Taiwan (NTUCH), Huang Li-min (黃立民) menyampaikan, bahwa angka kematian masih akan memuncak hingga pekan mendatang. Secara keseluruhan proporsi kematian akibat COVID-19 di Taiwan, berada di kisaran 10 per 100.000 kasus.
Seorang pakar penyakit menular dari RS NTU, Lee Ping-ing (李秉穎) percaya bahwa situasi penularan dalam negeri baru mulai melambat saat memasuki bulan September. Pakar juga mengingatkan bahwa varian Omicron memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi, sehingga kemungkinan seseorang terinfeksi akan kian meningkat.
Angka kematian COVID-19 di Taiwan mencetak rekor tertinggi. Pada tanggal 8 Juni 2022, CECC menambahkan 159 kasus kematian, yang mana ini adalah yang terbanyak sepanjang sejarah.
Sebelumnya, Komandan CECC, Chen Shih-chung (陳時中) sudah pernah memprediksi perkiraan tersebut. Proporsi kematian di Taiwan berada di kisaran 10 per 100.000 kasus.
Kepala RS Anak Universitas Nasional Taiwan (NTUCH), Huang Li-min menyampaikan, bahwa angka kematian masih akan memuncak hingga pekan mendatang.
Dokter Huang Li-min mengatakan, “Jumlah yang terinfeksi seharusnya mereda pada bulan Juli,maka ada kepastian jika angka kematian akan turun ke titik terendah. Itu baru akan terlihat dalam satu hingga dua minggu setelah bulan Juli.”
Pakar kesehatan di NTU, Lee Ping-ing (李秉穎) memperkirakan epidemi di Taiwan baru mulai melambat pada bulan September mendatang. Saat itulah, infeksi massal di komunitas masyarakat menurun signifikan.
Dokter pediatri, NTU, Lee Ping-ing mengatakan, “5 6 7 8 就4個月啦, 5,6,7,8 (bulan), selama 4 bulan, tapi ada banyak faktor ketidakpastian di sini. (epidemi) baru akan mereda signifikan. Bulan September sepertinya menjanjikan.”
Tim ahli di NTU menyampaikan, dalam sebuah penelitian yang dihelat di Inggris baru-baru ini menemukan fakta, bahwa infeksi COVID-19 yang disertai dengan flu musiman akan meningkatkan dampak keparahan hingga 2 kali lipat, dan tingkat kematian meningkat sebanyak 2 kali lipat.
Oleh karena itu, gelombang penularan berikutnya dicemaskan akan kembali terjadi pada musim gugur dan musim dingin mendatang.
Dokter di Unit Gawat Darurat (UGD), NTU, Lee Chien-chang (李建璋) mengatakan, “Ketika terinfeksi virus lainnya, tentu saja, flu musiman memiliki daya serang yang kuat, dengan tingkat kematian yang lebih tinggi. Dapat terlihat, tertular (flu musiman) ditambah dengan Omicron, maka tingkat keparahan akan meningkat. Hal ini dapat diperkirakan sebelumnya.”
Ahli menyampaikan, perubahan kondisi penularan epidemi terjadi sangat cepat. Selain menerima vaksinasi COVID-19 yang lengkap, warga juga diimbau untuk mempertimbangkan menyuntikkan vaksinasi flu musiman.