(Taiwan, ROC) --- Pusat Komando Epidemi Sentral mengumumkan kebijakan isolasi mandiri yang dipersingkat menjadi “3+4”. Kebijakan yang datang secara tiba-tiba tersebut , membuat banyak warga kebingungan.
Sebagian besar warga menilai kebijakan “3+4” memiliki waktu jeda yang dicemaskan akan membuat bingung mereka yang menjalankannya.
Banyak warga yang menelepon dan bertanya perihal kebijakan isolasi “3+4”. Bahkan salah satu Ketua RT mengaku kewalahan menanggapi pertanyaan masing-masing warga.
CECC di lain pihak telah mengumumkan bahwa kebijakan isolasi “3+4” mulai berjalan semenjak tanggal 26 April 2022.
Salah satu Ketua RT di Kota Taipei, Chen Zhu-ying (陳峙穎) mengatakan, “Kebijakan yang diumumkan oleh pemerintah pusat membuat pemerintah di daerah menjadi kewalahan. Garda terdepan harus siap menghadapi para warga, misal Ketua RT dan para staf, atau staf kesehatan, atau mereka yang bertugas di pusat pelayanan. Sebenarnya ini sangat kacau, karena informasi yang didapat tidak lengkap.”
Meski kebijakan “3+4” ini memiliki niat positif, tetapi masyarakat menilai bahwa pemerintah tidak memiliki persiapan yang matang.
Belum lagi, saat ini banyak warga yang mengaku terlambat menerima laporan bahwa mereka pernah berinteraksi dengan kasus positif. Keterlambatan dalam mengirim pesan pemberitahuan disinyalir akan memperumit kebijakan “3+4”.
Sebelum kebijakan “3+4” diberlakukan, para warga telah mengeluhkan keterlambatan penerimaan surat pemberitahuan untuk menjalankan isolasi. Hal ini dinilai akan menjadi kian kacau, saat kebijakan “3+4” diberlakukan.
Juru bicara Biro Kesehatan Kota Taipei, Kao Shih-chi (高詩琪) mengatakan, “Masalah di lapangan yang kami hadapi adalah kami mungkin berinteraksi dengan mereka yang positif, atau ingin mengetahui interaksi yang dilakukan oleh mereka yang pernah kontak erat. Hingga surat pemberitahuan untuk melakukan isolasi rumah dirilis, ada kemungkinan telah menghabiskan waktu selama 2 hari.”
Hal tersebut kian menjadi sulit ketika masih ada banyak warga yang saat ini sulit membeli alat tes antigen. Biro Kesehatan Kota Taipei menyampaikan bahwa kebijakan “3+4” tersebut dinilai terlampau dini untuk diberlakukan, mengingat persiapan di lapangan yang belum maksimal atau mumpuni.