(Taiwan, ROC) --- Guna mengimbangi angka penularan COVID-19 dalam negeri yang belakangan ini melesat tinggi, Komandan CECC (Pusat Komando Epidemi Sentral), Chen Shih-chung (陳時中) menyampaikan pihaknya akan mulai mensosialisasikan penggunaan aplikasi “Taiwan Social Distancing”.
Guna mempercepat proses tracing kasus positif, maka para pegawai negeri atau mereka yang hendak menonton konser akan diminta terlebih dahulu memperlihatkan apakah telah menginstal aplikasi terkait.
Aplikasi “Taiwan Social Distancing” disinyalir akan mempercepat prosedur tracing bagi kasus positif COVID-19, serta dapat menggantikan peran dari Qr CODE yang selama ini telah diterapkan Taiwan.
Namun, beberapa pakar cemas, jika para pengguna tidak mengaktifkan atau lupa menghidupkan fitur bluetooth dalam ponsel cerdas mereka, maka aplikasi ini akan kehilangan fungsi utamanya.
Memindai QR CODE sebelum masuk ke tempat umum adalah satu kebiasaan new normal di Taiwan saat ini. Namun, CECC tengah mewacanakan penggunaan aplikasi “Taiwan Social Distancing”, untuk menggantikan kebiasaan memindai QR CODE.
Selama bluetooth dalam ponsel cerdas aktif, maka Anda dapat mengetahui apakah jejak kasus positif COVID-19 sama dengan rekam jejak Anda.
Aplikasi “Taiwan Social Distancing” diharapkan akan menggantikan mekanisme pendataan terpadu yang telah diterapkan Taiwan selama ini. Fitur yang terdapat di dalamnya juga sangat sederhana, para pengguna juga dapat mengetahui apakah rekam jejak selama 14 hari terakhir memiliki kesamaan dengan mereka yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Setelah mengunduh aplikasi “Taiwan Social Distancing”, maka nyalakan fungsi bluetooth dan notifikasi dalam ponsel cerdas Anda. ID yang terdapat dalam aplikasi akan diperbaharui setiap 15 menit sekali.
Jika Anda tidak melakukan kontak dengan mereka yang terkonfirmasi positif COVID-19, maka Anda akan menerima notifikasi pada setiap malam sekitar pukul 18:00 hingga 22:00.
Jika dalam 14 hari belakangan, Anda pernah melakukan kontak dengan mereka yang positif dalam jarak 2 meter selama lebih dari 2 menit, maka pesan peringatan akan dikirim ke ponsel Anda. Selanjutnya Anda dapat menghubungi 1922.
Aplikasi ini akan menggunakan fitur bluetooth yang terdapat dalam setiap ponsel. Jika aplikasi tidak diunduh atau fitur bluetooth tidak dinyalakan, maka fungsi dari aplikasi tidak akan aktif.
Dokter penyakit dalam di Taipei City Hospital, Chiang Kuan-yu (姜冠宇) mengatakan, “Semuanya harus mengunduh, kemudian menggunakannya. Hal ini memungkinkan, jika seluruh fitur bluetooth nyala. Banyak para lansia yang tidak tahu bagaimana cara menyalakan bluetooth, bahkan tidak pernah mengunduh. Jika jumlah yang mengunduh tidak melebihi 80%, maka aplikasi ini tidak akan efektif diterapkan.”
Saat ini, ada lebih dari 6 juta orang di Taiwan yang telah mengunduh dan menggunakan aplikasi ini. Jika jumlah pengguna sudah melebihi 12 juta, maka aplikasi ini dapat menggantikan peran QR CODE yang saat ini tengah digunakan masyarakat.
Beberapa pakar pun mempertanyakan, keamanan data pribadi setiap pengguna, saat menginstal aplikasi ini.
Ketua Taiwan Counter Contagious Diseases Society (CCD), Wang Hen-hsien (王任賢) mengatakan, “Jika tindakan ini bersinggungan dengan situasi epidemi, maka ada risiko pelanggaran Hak Asasi Manusia. Jika aplikasi “Taiwan Social Distancing” diterapkan, harus diimplementasikan setara dengan mekanisme pendataan terpadu.”
Chiang Kuan-yu menuturkan, “Isu HAM, Harus Diterapkan Bersama dengan Mekanisme Pendataan Terpadu. Karena akan keraguan akan jaminan HAM, maka pejabat pemerintah terkait yang mempromosikan kebijakan ini harus menjelaskannya kepada publik.”
Bagaimana membuat prosedur tracing kasus positif COVID-19 kian efektif dan pada saat yang sama HAM dari setiap warga tetap terjamin, maka pemerintah sudah seharusnya memikirkan langkah-langkah yang ada dengan sangat hati-hati.