close
RTISISegera unduh Aplikasi ini
Mulai
:::

Jelajah Kuliner 美食無國界Dunia Cuka 醋的由來

  • 14 April, 2025

 Dunia Cuka 醋的由來

美食無國界Jelajah Kuliner

 

Tampaknya saya belum pernah mengajak teman-teman menjelajahi dunia cuka secara spesifik. Nah, kali ini mari kita mengenal cuka lebih dekat. Agar lain kali kalau kita berbelanja di pasar swalayan, tidak asing lagi dengan aneka cuka yang dipajang di rak toko. Dan mari kita mengenal dulu bagaimana cara pembuatan cuka.  

 

 

 

 

Di Taiwan juga ada cuka yang sering di pakai di Indonesia, dikenal sebagai cuka dapur, yang sebenarnya terbuat dari bahan kimia dan bukan alami. Mari kita mengenal perbedaan antara cuka alami dan cuka sintetis (kimiawi), serta dampaknya bagi kesehatan.

 

Cuka Alami vs. Cuka Sintetis: Apa Bedanya?

Di Indonesia, kebanyakan orang mengenal cuka dapur, yaitu cuka yang sering digunakan dalam masakan, seperti untuk acar, soto, pempek, atau makanan berkuah lainnya. Tapi tahukah Anda bahwa cuka dapur yang banyak beredar di pasaran sebenarnya bukanlah cuka alami, melainkan cuka sintetis?

Cuka Alami

Cuka alami dibuat melalui proses fermentasi, seperti yang sudah kita bahas tadi—baik dengan metode fermentasi padat maupun fermentasi cair. Bahan bakunya bisa berupa beras, gandum, jagung, apel, atau bahkan anggur. Karena melalui proses alami, cuka ini mengandung asam asetat alami, serta berbagai senyawa lain seperti enzim, vitamin, dan mineral yang baik bagi tubuh.

Cuka Sintetis (Cuka Dapur Komersial)

Sebaliknya, cuka sintetis atau yang sering disebut cuka dapur komersial di Indonesia, tidak melalui proses fermentasi alami. Cuka jenis ini dibuat dari asam asetat sintetis yang berasal dari bahan kimia, seperti hasil sampingan industri minyak bumi atau gas alam. Biasanya, cuka ini dibuat dengan mencampurkan asam asetat industri dengan air hingga mencapai keasaman sekitar 5–7%.

Dampak Buruk Cuka Sintetis bagi Kesehatan

Meskipun cuka sintetis terlihat mirip dengan cuka alami dan memiliki rasa asam yang sama, ada beberapa alasan mengapa cuka sintetis tidak disarankan untuk konsumsi jangka panjang:

1.   Tidak Mengandung Nutrisi

Cuka alami mengandung enzim, asam amino, dan antioksidan yang baik bagi tubuh. Sementara itu, cuka sintetis hanya mengandung asam asetat, tanpa manfaat tambahan bagi kesehatan.

2.   Bisa Mengganggu Sistem Pencernaan

Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, asam asetat sintetis dapat mengiritasi lambung dan menyebabkan gangguan pencernaan, seperti maag atau naiknya asam lambung.

3.   Berisiko bagi Kesehatan Jika Kualitasnya Buruk

Beberapa cuka sintetis di pasaran mungkin mengandung residu bahan kimia yang berbahaya jika tidak diproses dengan standar yang baik. Jika kualitasnya buruk, bisa berisiko merusak ginjal dan hati dalam jangka panjang.

4.   Kurang Cocok untuk Fermentasi dan Masakan Tertentu

Jika Anda ingin membuat makanan fermentasi seperti acar atau tape dengan cuka sintetis, hasilnya mungkin tidak sebaik jika menggunakan cuka alami. Cuka sintetis tidak mengandung mikroorganisme hidup yang bisa mendukung proses fermentasi lebih lanjut.

Penyiar

Komentar