(Taiwan, ROC) --- Seorang pria berkewarganegaraan Tiongkok mengemudikan kapalnya, dan langsung menuju ke Sungai Tamsui pada tanggal 9 Juni 2024. Ia juga berteriak ingin membelot ke Republik Tiongkok.
Publik meragukan apakah ia sengaja menggunakan speedboat untuk menguji militer negara.
Menanggapi hal ini, Kepala Ocean Affairs Council, Kuan Bi-ling (管碧玲), dengan blak-blakan mengatakan, "Tidak menutup kemungkinan ia datang untuk menguji."
Terlebih lagi, pria ini memiliki latar belakang Tentara Pembebasan Rakyat, pernah bertugas di angkatan laut, dan bahkan pernah menjabat sebagai kepala kapal. Latar belakangnya yang khusus akan menjadi fokus penyelidikan.
Mengenai alasan ia berhasil menerobos masuk ke Sungai Tamsui, Kuan Bi-ling, mengakui adanya kelalaian manusia. Karena salah dikira sebagai kapal penangkap ikan yang kembali ke pelabuhan, maka tidak ada laporan yang dibuat.
Pria berbaju polo abu-abu diborgol oleh petugas patroli laut dan dibawa pergi untuk diinvestigasi.
Ternyata ia adalah seorang pria berkewarganegaraan Tiongkok yang mengemudikan kapal kecil ke Dermaga Tamsui, menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan nasional.
Yang lebih keterlaluan lagi, ia memiliki latar belakang "Tentara Pembebasan Rakyat".
Yang dimaksud dengan kelalaian manusia adalah bahwa pria bermarga Ruan (阮姓) ini sudah terdeteksi oleh radar pada jarak 6 mil laut. Namun saat itu, operator radar salah mengira sebagai kapal penangkap ikan Taiwan yang kembali ke pelabuhan.
Pada jarak 3 mil laut, saat dilaporkan kembali, pos penjagaan mengatakan bahwa ada 30 kapal di laut dan tidak dapat diidentifikasi. Hingga jarak 0,5 mil laut, masih dikatakan jaraknya terlalu jauh, kecepatannya cepat, dan tidak dapat ditangkap dengan akurat.
Hingga akhirnya diketahui bahwa itu bukan kapal penangkap ikan Taiwan, tetapi tidak segera dilaporkan untuk ditangkap.
Sistem pelaporan Coast Guard Administration (CGA) mengalami kegagalan. Sejauh mana tingkat hukumannya akan ditentukan pada rapat evaluasi personel.
Bagaimanapun, speedboat Tiongkok yang langsung menerobos masuk ke perairan Taiwan, apakah benar seperti yang dikatakan oleh orang yang bersangkutan "mencari kebebasan" atau ada motif tersembunyi lainnya.
Ini adalah modus operandi baru dari operasi PKT, menggunakan "zona abu-abu" untuk mengganggu Taiwan, yang tentunya dapat berdampak pada keamanan nasional dan tidak boleh dianggap enteng.