ProLogium Taiwan Buka Pabrik Baterai EV Skala Besar di Taoyuan
Pada hari 23 Januari, produsen baterai kendaraan listrik asal Taiwan, ProLogium, membuka pabrik "gigafactory" pertama di dunia untuk baterai kendaraan listrik di Taoyuan.
Pabrik Taoke ini merupakan produsen baterai litium keramik padat (LCB) dengan skala giga pertama di dunia. ProLogium menyatakan bahwa pabrik ini awalnya akan memiliki kapasitas produksi sebesar 0,5 GWh, dengan kapasitas produksi maksimum mencapai 2 GWh setiap tahunnya.
Perusahaan tersebut mengatakan pabrik Taoke-nya akan mampu menyediakan baterai untuk hingga 26.000 mobil listrik setiap tahun. Pabrik ini diperkirakan akan menciptakan 1.200 lapangan pekerjaan di Taoyuan
Berdasarkan keterangan CEO ProLogium Vincent Yang (楊思枏), ProLogium berencana menggunakan fasilitas Taoke sebagai model untuk pabrik Prancis yang akan dibangun di Dunkirk. Dia berkata, jika semuanya berjalan sesuai rencana, produksi massal dapat dimulai di Dunkirk pada tahun 2027, dilansir dari Reuters.
Perusahaan ini juga menjadi produsen baterai terbaru yang bermitra dengan Mercedes-Benz dalam upayanya untuk membuat semua kendaraannya menjadi kendaraan listrik pada tahun 2030.
Mercedes telah berinvestasi dalam perusahaan ini, dan mereka bekerja sama untuk mengembangkan baterai padat.
(foto: Prologium)
Kontes Sayur Raksasa di Guanyin, Taoyuan! Pajang Lobak 9 Kilogram dan Sawi 17 Kilogram!
Distrik Guanyin, Kota Taoyuan mengadakan Farmers Day pada 28 Januari. Acara utama adalah perlombaan sayuran raksasa, di mana dalam kategori lobak, Yu Peng Xiu-zhen (余彭秀針) berhasil meraih peringkat pertama dengan lobak seberat 9,08 kati (5,4 kg). Sedangkan untuk kategori sayur sawi, Luo Wen-xiong (羅文雄) meraih peringkat pertama dengan sayur sawi seberat 17,13 kati (8.5 kg). Pameran sayuran raksasa ini sangat menarik perhatian masyarakat dan banyak yang terkejut begitu melihat ukuran sayur-sayuran yang luar biaya.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertanian Distrik Guanyin, Jiang Xie-biao (江謝滺), mengatakan Guanyin memiliki tanah berpasir yang memiliki drainase baik, sangat cocok untuk menanam semangka. Setiap tahun, Asosiasi Pertanian Distrik Guanyin juga mengadakan kontes semangka, di mana para petani saling bertukar pengalaman dan teknik bercocok tanam melalui kontes ini. Acara tersebut juga berfungsi sebagai promosi dan pemasaran buah semangka lokal di Distrik Guanyin.
Di lokasi acara, Asosiasi Pertanian Distrik Guanyin juga memperkenalkan produk-produk baru yang telah mereka kembangkan, termasuk "Bubur Empat Dewa dari Nasi Koji," "Nasi Minyak Koji," "Nasi Goreng Koji," "Latte Ubi Jalar," dan "Arak Ubi Jalar."
Bahan baku semua produk ini menggunakan produk pertanian lokal dari Guanyin sehingga konsumen dapat menikmati cita rasa yang segar dan lezat, serta rasa yang asli. Cara ini diharapkan dapat menciptakan peluang bisnis baru dan meningkatkan daya saing produk pertanian di pasar, sehingga petani dapat memperoleh pendapatan yang lebih baik melalui produk-produk yang telah diolah secara inovatif.
(foto: Biro Agrikultur Taoyuan)
Foxonn Upgrade Kapasitas PLTS, Serap Karbon Setara dengan Taman Da’an
Dalam menghadapi pemanasan global yang terus berlanjut, perusahaan-perusahaan berusaha menyesuaikan diri dengan Paris Agreement dan target pemerintah untuk mencapai net zero pada tahun 2050. Banyak perusahaan yang giat mendorong transformasi energi hijau, meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan, dengan tujuan meningkatkan daya saing rendah karbon. Salah satu contohnya adalah Hon Hai Technology Group (Foxconn), yang dalam beberapa tahun terakhir telah berkomitmen pada prinsip 'EPS + ESG = Operasi Berkelanjutan.' Perusahaan ini tidak hanya menggunakan inovasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, tetapi juga berdedikasi pada pembangunan lingkungan yang berkelanjutan.
Kantor pusat baru Foxconn yang dilengkapi dengan sistem energi surya, "Taipei Leap," selesai dibangun pada pertengahan Oktober 2023. Seluruh area pabrik dirombak dan kapasitas instalasi pembangkit listrik tenaga surya di atap diperluas sekitar 11 kali lipat, meningkat dari 63,6 kW peak menjadi 716,9 kW peak. Ini merupakan langkah nyata untuk memenuhi komitmen perusahaan. Dalam proyek ini, Foxconn menggunakan inverter fotovoltaik terbaru dari merek PrimeVOLT, yang menarik perhatian industri.
Sebagai merek inverter terkemuka di Taiwan dengan volume pengiriman terbesar, PrimeVolt berhasil mendapatkan pengakuan dan kepercayaan dari perusahaan global terkemuka karena kualitas dan stabilitasnya. Sejak tahun 2021, produk ini telah memenangkan medali emas “Taiwan Excellent PV Award” dari Ditjen Energi Kementerian Ekonomi Taiwan selama 3 tahun berturut-turut, dan telah banyak digunakan di berbagai jenis pembangkit listrik di seluruh Taiwan.
Kantor pusat Foxconn, yang dikenal sebagai "Taipei Leap," menunjukkan manfaat energi yang signifikan. Dengan perkiraan produksi listrik 1095 kWh per kWp per tahun, produksi listrik di lokasi ini meningkat lebih dari 16 kali lipat pada tahun pertama, diperkirakan mencapai 785.032 kWh. Ini setara dengan memenuhi kebutuhan listrik tahunan sekitar 193 rumah tangga. Proyek ini diperkirakan dapat mengurangkan emisi karbon sekitar 388,6 ton per tahun. Jumlah penyerapan karbonnya setara dengan konsep menghadirkan Taman Hutan Da'an Taipei di kantor pusat Taipei Leap.
Pada tahun 2023, persentase penggunaan energi hijau oleh Grup Teknologi Foxconn telah mencapai lebih dari 40% hingga November.
(foto: Technews)
SOSOK
"Kakek Pelangi" Pelukis Rainbow Village Taichung Meninggal di Usia ke-101
Huang Yung-Fu, dikenal sebagai "Rainbow Grandpa" karena mengubah bekas desa militer di Taichung menjadi zona seni yang penuh warna, meninggal karena penyebab alami pada usia 101 tahun pada hari Selasa, 23 Januari lalu. Huang-yang menderita penyakit kronis seperti diabetes-mengalami serangan jantung sesaat setelah makan siang. Huang sempat menerima 8 menit CPR oleh anggota keluarga yang mendapatkan instruksi melalui telepon dari paramedis dan dinyatakan meninggal saat tiba di rumah sakit.
Biro Urusan Budaya Kota Taichung mengatakan akan mendirikan sebuah area peringatan yang didedikasikan untuk Huang di Rainbow Village.
Setelah bertempur melawan Tiongkok dalam Pertempuran Guningtou pada tahun 1949 dan Pertempuran Senjata 23 Agustus 1958, Huang mulai melukis pada tahun 2008 di bangunan dan jalan desa yang terletak di Distrik Nantun, Taichung agar bangunan bersejarah tersebut tidak jadi dirobohkan. Meskipun Huang dinobatkan sebagai warga kehormatan Taichung pada tahun 2018, setelah Rainbow Creative Co. mengambil alih operasi desa, masalah mulai muncul dalam bentuk perselisihan dengan pemerintah kota terkait hak operasional dan hak cipta beberapa mural yang dibuat oleh Huang. Saat ini, terdapat sengketa hukum terkait masalah ini yang masih berlanjut.
Kawasan permukiman di Distrik Nantun, Taichung, sebelumnya terdiri dari 1.200 rumah untuk veteran dan keluarga mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, akomodasi yang sudah berusia beberapa dekade itu semakin memburuk, dan para pengembang pun mengakuisisi lahan tersebut. Para penduduk diberikan kompensasi sebesar NT$2 juta (1 miliar) atau rumah baru. Huang telah tinggal di sana selama 37 tahun waktu itu, bertahan bahkan setelah tetangganya meninggalkan rumah mereka dan hanya tersisa 11 rumah.
Huang menjadi satu-satunya orang yang tersisa di desa dan dia merasa bosan sehingga ia memutuskan untuk mulai melukis. Dia teringat ayahnya mengajarinya melukis saat dia berusia 5 tahun, tetapi Huang tidak pernah melukis. Yang pertama kali dia lukis adalah seekor burung di dalam rumahnya.Huang menghias dinding kamarnya, lalu dinding luar dan rumah-rumah tetangga yang kosong. Karya seni yang terus berkembang itu menjadi mural anjing, kucing, pesawat, dan selebriti favoritnya, termasuk legenda kung fu Bruce Lee (李小龍).
Ketika mahasiswa universitas setempat menemukan karya Huang, mereka meluncurkan kampanye untuk menyelamatkan desa, dan akhirnya pemerintah setuju untuk melestarikannya. Sekarang, desa tersebut menjadi salah satu objek wisata utama di Taichung dan berhasil menarik lebih dari satu juta pengunjung setiap tahunnya, terutama dari Asia. Dia tidak pernah memiliki anak sendiri, sehingga tidak memiliki cucu. Huang tetap menjadi bujangan sepanjang hidupnya hampir sepanjang hidupnya. Tapi, sekarang ia telah menikah!
Dalam beberapa tahun terakhir, dia masuk dan keluar dari rumah sakit karena berbagai penyakit jantung dan paru-paru. Selama tinggal di rumah sakit pada tahun 2013, dia jatuh cinta dengan seorang perawat lanjut usia yang merawatnya di sana dan akhirnya mereka menikah!
(foto: Rainbow Village)