Ketika indeks kualitas udara menunjukkan rambu berwarna ungu, atau terjadi gempa bumi, maka Ditjen Klimatologi Sentral (CWA) akan merilis pemberitahuan publik “peringatan tingkat nasional” yang disebarkan melalui ponsel masyarakat, bahkan dikatakan tanaman pun berkemampuan menjadi “alat pembersih udara”!
“Tanaman Pendeteksi” mampu merespons situasi polusi dengan cepat
Dari penelitian yang pernah dilakukan Laboratorium farmakologi dan toksikologi, menemukan pohon Akasia sangat bermanfaat bagi manusia karena mampu mendeteksi polusi udara.
Pohon akasia berasal dari Semenanjung Hengchun dan kemudian menjadi spesies pohon yang umum di dataran rendah di Taiwan. Dari tahun 1970-an ~ 1980-an, beberapa lokasi kemajuan masyarakat Taiwan yang bergerak di bidang pembakaran batu bata dan pabrik keramik, hasil dari uji coba laboratorium menemukan, pembakaran yang dilakukan di pabrik pembuatan batu bata mengeluarkan polutan flour, menyebabkan pohon akasia disekitar pabrik tersebut, pada ujung daunnya muncul gejala kering layu, terkupas secara tidak beraturan, kemudian dilakukan pemeriksaan baru ditemukan pada kandungan flour pada ujung daun relatif banyak, tanaman jahe cangkang (Alpinia zerumbet) juga mengalami gejala yang serupa.
Ini karena daun tanaman memiliki stoma, selama berfotosintesis dan transpirasi, maka akan bertukar udara dan air dengan luar. Kemudian fluorin sulit larut dengan kalsium atau asam salisilat, setelah diserap oleh tanaman akan mengalami penumpukan pada uju daun, yang menyebabkan daun kering dan layu. Jenis tanaman ini dengan cepat merespons situasi polusi udara maka dijuluki oleh pakar sebagai “tanaman pendeteksi”.
Tanaman lainnya seperti tembakau, sangat sensitif dengan Ozon, jika melampaui dari batas toleransinya maka akan muncul bercak pada daun, seorang profesor di Departemen Patologi Tanaman dan Mikrobiologi di Universitas Nasional Taiwan, Sun Yan-chang (孫岩章) pernah menemukan akibat ozon maka tanaman di Taipei dan Taichung dalam skala yang besar berpenyakit.
Selain mampu mendeteksi udara, manfaat lainnya dari tanaman adalah menyerap polutan yang bisa merugikan manusia, misalkan pohon akasia dan tanaman mindi kecil merupakan tanaman yang paling efektif menangkal nitrogen oksida, sedangkan tanaman sapindus dan pongamia pinnata berkontribusi besar menangkal sulfur dioksida.
Toleransi Tinggi dan Berjasa Sebagai “Tanaman Pemantau” Lingkungan Bumi
Di bumi memliki tanaman-tanaman yang berfungsi sebagai pengingat, masih ada tanaman yang diam-diam tak bersuara dan bersabar, misalkan tanaman Spanish Needle yang berasal dari luar negeri yang tersebar luas di seluruh Taiwan, kemampuan bertahan dari jenis tanaman ini terhadap polutan fluor sangat tinggi; sedangkan tanaman yang lebih sensitif adalah Gladiola atau Bakung Pedang, ketika udara terakumulasi konsentrasi fluor sebesar 1ppb maka langsung timbul gejala, konsentrasi fluor yang menumpuk di bagian daun hanya berkisar 20~30ppm. Akan tetapi daun bunga Spanish Needle meskipun konsentrasi fluor yang terakumulasi mencapai 1.000ppm, pada bagian luar tanaman ini tetap sama tidak ada perubahan sama sekali.
Tanaman lainnya yang serupa dengan Spanish Needle yang mampu bertahan dengan polutan fluor, seperti bayam, Camellia sinensis (tanaman teh), citrus dan lainnya, beberapa tanaman ini diklasifikasikan sebagai “tanaman pemantau”. Ketika daun-daun pada tanaman lain berguguran, tanaman pemantau ini masih bertahan dengan gigih, analisa kandungan konsentrasi fluor pada daun tanaman ini, maka dapat mengetahui berapa lama eksistensi polutan ini, lingkup penyebaran polutan dan mengamati tren difusi.
Apa yang dimaksud dengan ppb? Lalu apa itu ppm?
Ppb dan ppm adalah satuan konsentrasi, 1 ppb singkatan dari Parts Per Billion, dan 1ppm adalah singkatan dari Parts Per Million. Selain mendeskripsikan kualitas udara sering kita dapati kedua satuan ini, pada produk makanan jika memiliki kandungan logam, pestisida, obat-obatan hewan dan lainnya, umumnya adalah zat mikro, maka akan menggunakan satuan ppb dan ppm sebagai ukurannya.
Apakah benar pohon Akasia mampu mendeteksi gempa bumi?
Selain memantau polutan di udara, pohon akasia juga berkemampuan memberikan “peringatan terjadi gempa bumi”. Pada masa-masa awal ketika teknologi masih belum begitu canggih, pohon akasia menjadi alarm keselamatan bagi para petambang saat menghadapi guncangan gempa.
Hal yang paling ditakuti terjadi di penambangan Taiwan adalah terowongan runtuh yakni lapisan batuan roboh, karena tekstur pohon akasia sangat halus dan sangat keras, maka batang pohon akasia menjadi bahan material yang bagus untuk menjadi tiang penopang dalam terowongan tambang.
Karena pohon akasia sangat kuat, ketika terowongan akan ambruk maka masih bisa bertahan beberapa saat, sementara tekanan membuat batang pohon akasia yang mengeluarkan bunyi mencicit, seolah olah mengingatkan kepada para penambang untuk segera lari selamatkan dirimu. Tersebar istilah dalam kalangan penambang yaitu, “Jika mendengar suara Akasia, maka segera lari demi keselamatan nyawamu!”