Jelajah Kuliner 美食無國界
聽眾初次烹調記 2 Pengalaman Dapur Basib Hasibuan Masak Gulai 2
Selamat datang di acara Jelajah Kuliner acaranya Maria Sukamto 歡迎收聽美食無國界, apa kabar para JK lovers para JKers? Semoga sehat sejahtera selalu jiwa dan raga. Hari ini Basib Hasibuan, salah seorang pendengar setia RTI masih menjadi bintang tamu di dapur Maria, bercerita pengalamannya masuk dapur, dan apakah Anda sudah mendengarkan ceritanya di 2 pekan lalu, tentang bagaimana seorang pria batak memasak nasi ? Yuk mari segera kita lanjutkan Jelajah pengalamannya memasak gulai dengan lauk-lauknya.
Part 2
Lalu bagaimana dengan memasak gulai dengan lauk pauknya.
Nah yang inilah mungkin yang paling sulit kalau pertama kali masak gulai. Orang batak biasanya masaknya pakai santan dan juga tergolong pedas. Wah kalau santan mungkin di kampungku setiap orang punya pohon kelapa jadi tinggal petik. Cuma kalau dikampungku yang petik kelapa itu biasanya kita ajakin atau kita suruh orang yang punya monyet yang dipelihara khusus untuk metik kelapa. Karena pohon kelapa di kampungku tinggi tinggi. Masalah minyak ngorengpun biasa diolah sendiri dari minyak kelapa yang dimasak dari santannya sampai menjadi minyak kelapa.
Pertama kali memasak pakai kelapa tentu kelapanya harus di belah dua terus kelapanya dikukur dengan alat yang setiap rumah tangga pasti ada. Setalah itu kelapanya halus baru di kasih air untuk diperas pakai tanya atau kain yang disediakan untuk diperas sampai santannya keluar.
Kalau bumbu misalnya masak gulai kacang Panjang dengan santan plus ikan asap. Oh iya kalau biasanya punya kolam ikan atau nangkap ikan di Sungai kebiasan kami kalau ikannya besar bisa di asap diatas sabuk kelapa atau di asap diatas arang sampai kering terus simpan dalam jangka waktu lama tentu setelah ikannya dibersihkan dan dibelah. Biasa 1-2 minggu dan tidak busuk karena di gantung di atas tempat masak supaya hawanya panas. Maaf jarang di jemur orang di halaman rumah takut di ambil kucing atau hewan lain yang suka ikan.
Hari pertama masak gulai kacang Panjang dan ikan asap. Saya konsultasi dengan ibunda tercinta ditempat tidurnya masih berbaring cara membuatnya gimana dan mengolah gimana. Tentu santan lengkap bumbu kunyit, sereh, lengkuas dan jahe, cabai bawang merah dan bawang putih dihaluskan yang semuanya giling di cobekan batu atau penggilangan batu. Setelah dirasa halus baru deh di tarok di mangkok. Pertama kali dimasak tentunya santan dan bumbunya di aduk aduk sampe setengah masak setelah itu dimasukkan sayuran kacang Panjang dan setelah dirasa sudah mau matang barulah dimasukkan ikan asap dan sebab ikan asapnya sudah dicuci tinggal dimasukkan kedalam kuali atau tempat masak lauk tadi.
Mungkin ikan asap bisa di ganti dengan ikan asin, telor bulat yang sebelumnya direbus atau telurnya di ceplok langsung. Tergantung duit kitalah mana kita sanggup belinya. Kalau sayurnya bisa di ganti dengan daun singkong, bisa juga dengan buah labu, bisa juga dengan terong, daun kacang Panjang, kangkung, buah pare, dan lain lain tapi tidak dengan kacang kecambah atau touge atau dengan bayam atau sayur daun papaya bisa pahit nanti masakan itu dulu pesan ibuku. Setelah masak dengan arahan ibu tersayang dirasakan garamnya sdh cukup dan seterusnya barulah saya angkat. Anehnya pada saat pertama masak lauk itu saya sampai 3 kali angkat dengan tempat masakanya dengan hawa panas ke depan ibu saya di tempat pembaringan. Maklumlah tidak tau cara memasak dengan kapan waktu dan bagaimana bentuknya kalau masakan gulai itu dinyakatakn sudah masak.
Setelah menu yang sama 3-4 hari Cuma ganti sayur dan lauk atau ikannya. Suatu hari saya mencoba bikin seperti asem pades Kalau ini tidak terlalu rumit cukup Air cabe asam kandis, asam jawa atau limau bawang merah dan bawang putih. Pokoknya setiap kali masak selalu konsultasi kepada ibu saya terkait dengan resep masakannya . Saya hanya pelaksana tapi ingredient masakan ibuku yang mengarahkan
Tapi dasar saya anak nakal, atau punya ide konyol maka timbul ide gilaku. Sebab daerah saya pada masa itu sudah banyak pohon ganja. Entah darimana asalnya orang bilang dari perbukitan ini dari perbukitan itu cukup ambil satu batang ukuran 10-15 cm. Setiap kali masak saya potong 3 cm saya masukkan dalam masakan entah itu asam pedas, entah itu sayur sop, entah gulai ikan asap. Tapi maaf kami di kampung jarang makan daging ayam dan daging sapi atau daging kerbau atau kambing biasanya kalau ada kawinan atau di hari hari besar.
Bagaimana rasanya masak pakai batang ganja ternyata semuanya masakan saya ludes tanpa sisa. Ternyata enak juga lho Cuma jangan ditiru lho. Cuma berbagi pengalaman aja. Pengalaman terkonyol dalam hidupku. Membuat masakan jadi enak dan nikmat. Semoga tidak dituri lho.
Oh iya dulu mungkin masalah barang haram ini tahun 80an-90an sudah banyak di daerahku Cuma mungkin belom terjamah aparat karena masih daerah saya terpincil sehingga aparatnyapun sedikit. Beda dengan sekarang derahnya sdh ramai, yang sering terekspose di media tv radio dan media online karena teknologi sudah canggih bisa pakai drone dan lain lainnya sehingga mudah dilacak dan lain lain. Mohon maaf atas kekurangan bukan bermaksud untuk memberikan contoh yang tidak baik tapi sekedar berbagi pengalaman bagaimana awal mulanya saya pribadi senang memasak.