close
RTISISegera unduh Aplikasi ini
Mulai
:::

Insiden Tabrakan Bandara Haneda: Risiko Landasan Pacu Kembali Mencuat ke Publik

  • 19 January, 2024
Perspektif
Insiden Tabrakan Bandara Haneda: Risiko Landasan Pacu Kembali Mencuat ke Publik. 圖/Rti

(Taiwan, ROC) --- Pada tanggal 2 Januari 2024, sebuah kecelakaan melibatkan pesawat Japan Airlines (JAL) dan pesawat dari Japan Coast Guard terjadi di Bandara Haneda, Tokyo, Jepang, menyebabkan 5 orang meninggal dan banyak yang terluka.

Tragedi ini memicu perhatian publik terhadap keselamatan landasan pacu bandara, terutama risiko yang dikenal sebagai "pelanggaran landasan pacu" (runway incursions).

羽田機場碰撞事故:不可不知的跑道入侵風險| TechNews 科技新報

圖/科技新報

Tragedi Awal Tahun di Dunia Penerbangan: Kecelakaan Dua Pesawat di Bandara Haneda, 5 Tewas

Pada awal tahun 2024, dunia penerbangan Jepang mengalami insiden yang menyedihkan. Sebuah pesawat Airbus A350 milik Japan Airlines, pada tanggal 2 Januari 2024, ketika hendak mendarat di landasan pacu Bandara Haneda, bertabrakan dengan pesawat turboprop De Havilland Dash 8 milik Japan Coast Guard.

Seluruh 379 orang di dalam pesawat JAL berhasil diveakuasi keluar, tetapi sayangnya 5 orang di dalam pesawat Coast Guard meninggal dunia. Sementara tragedi ini menarik perhatian global, isu keselamatan landasan pacu juga kembali menjadi fokus keselamatan penerbangan.

Ketika berbicara perihal keselamatan penerbangan, banyak orang yang mungkin akan terbersit tentang insiden di udara. Namun sebenarnya, banyak ahli di dunia yang memperingatkan tentang keselamatan di landasan pacu, termasuk risiko 'pelanggaran landasan pacu'.

Menurut definisi dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization, ICAO), pelanggaran landasan pacu terjadi ketika pesawat, kendaraan, atau personel muncul secara tidak benar di landasan pacu yang ditujukan untuk pendaratan dan lepas landas.

調查羽田機場相撞事故跑道安全成焦點| 國際要聞| 全球| NOWnews今日新聞

圖/今日新聞

Pelanggaran Landasan Pacu dan Nyaris Tabrakan, Lampu Merah Keselamatan Penerbangan Global

Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (Federal Aviation Administration, FAA) melaporkan bahwa semenjak Januari hingga Oktober 2023, telah ada 19 insiden serius pelanggaran landasan pacu di seluruh Amerika, yang semuanya dikategorikan sebagai insiden "nyaris tabrakan" (near-misses).

Ini merupakan jumlah terbesar dalam satu tahun semenjak tahun 2016. Menteri Transportasi AS, Pete Buttigieg, telah menyatakan kekhawatirannya. Menurut data dari FAA, jumlah insiden "nyaris tabrakan" di Amerika dalam 10 tahun terakhir meningkat hampir 25%.

Organisasi Keselamatan Amerika, "Flight Safety Foundation", dalam laporannya menyebutkan bahwa dari 115 kecelakaan pesawat komersial global pada tahun 2022, ada 2 insiden yang disebabkan oleh tabrakan di landasan pacu.

Pada tahun 1977, dua pesawat Boeing 747 jumbo bertabrakan di landasan pacu bandara di Spanyol, menewaskan 583 orang, dan hingga saat ini masih merupakan kecelakaan penerbangan tunggal paling mematikan dalam sejarah.

 

Mengidentifikasi Risiko Potensial, Menyelidiki Penyebab Utama Pelanggaran Landasan Pacu Bandara

Menurut laporan dari "AirWays Magazine", penyebab utama pelanggaran landasan pacu adalah deviasi pilot, kesalahan operasional, dan masalah komunikasi.

Dalam hal pilot, misalnya kesalahpahaman instruksi, "disorientasi spasial" yang bisa terjadi dalam kondisi visibilitas rendah, dan kesalahan prosedur, semua dapat menyebabkan risiko pelanggaran landasan pacu.

Kesalahan dari pengendali lalu lintas udara (ATC), kelalaian kendaraan darat, dan kontaminasi landasan pacu adalah contoh kesalahan operasional, sementara hambatan bahasa dan kerusakan peralatan adalah masalah komunikasi yang juga berpotensi menjadi faktor risiko.

Dengan meningkatnya lalu lintas udara global, langit yang luas kini menjadi lebih padat. Para ahli mendesak negara-negara di seluruh dunia untuk mengambil langkah cepat untuk menghindari peningkatan insiden pelanggaran landasan pacu.

Hassan Shahidi, CEO Flight Safety Foundation, menyatakan bahwa meskipun telah berupaya selama bertahun-tahun untuk menghindari insiden pelanggaran landasan pacu, tetapi insiden tersebut tetap terjadi berulang kali.

Risiko pelanggaran landasan pacu adalah masalah global, dan konsekuensi dari insiden pelanggaran ini bisa sangat serius. Hal ini telah menjadi pelajaran yang menyakitkan dari kecelakaan tabrakan dua pesawat di Bandara Haneda.

羽田機場碰撞事故不可不知的跑道入侵風險- 新聞- Rti 中央廣播電臺

圖/RTI

 

Upaya Global Bersama dalam Memperkuat Sistem Pencegahan Pelanggaran Landasan Pacu

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) telah mengeluarkan "Handbook Pencegahan Pelanggaran Landasan Pacu" (Doc9870-AN/463) sejak tahun 2006 untuk mengarahkan upaya pencegahan pelanggaran landasan pacu.

Penerapan sistem pencegahan pelanggaran landasan pacu (RIPS), sistem kesadaran dan konsultasi landasan pacu (RAAS), peningkatan sistem pencahayaan, dan peningkatan penandaan, semuanya merupakan langkah-langkah yang dapat meningkatkan keamanan penerbangan.

Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) menyatakan bahwa sudah ada sekitar 30 bandara di AS yang telah memasang sistem yang disebut "ASDE-X", yang dapat melacak kondisi darat menggunakan radar, satelit, dan alat navigasi posisi multi-titik.

Sementara itu, Airbus juga mengumumkan pada tahun 2018 bahwa mereka sedang bekerja sama dengan Honeywell untuk mengembangkan sistem yang dapat membantu mencegah tabrakan di landasan pacu, tetapi tanggal implementasinya belum diumumkan, dan peluncuran sistem penerbangan baru yang kompleks bisa memakan waktu hingga bertahun-tahun.

Shahidi menyatakan bahwa teknologi "kesadaran situasional" yang lebih canggih dapat mencegah banyak kecelakaan serius, serta membantu pengendali lalu lintas udara dan pilot untuk mendeteksi potensi insiden tabrakan di landasan pacu.

Stephen Creamer, mantan pejabat senior Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), menekankan bahwa menghindari tabrakan pesawat saat mendarat dengan pesawat lain merupakan salah satu dari lima prioritas keamanan global.

"Flight Safety Foundation" menyatakan bahwa pelanggaran landasan pacu merupakan salah satu ancaman paling berkelanjutan terhadap keamanan penerbangan.

Mereka telah meluncurkan Program Aksi Global Pencegahan Pelanggaran Landasan Pacu (GAPRI) pada akhir tahun lalu, yang terdiri dari sebuah kelompok kerja internasional dengan 200 profesional penerbangan dari 80 organisasi di seluruh dunia, serta menyusun 127 rekomendasi untuk mengatasi masalah yang semakin serius ini, yang dapat dijadikan peta jalan dalam menyelesaikan masalah pelanggaran landasan pacu dunia.

Shahidi menyatakan bahwa kompleksitas lingkungan bandara yang melibatkan operator, pengendali lalu lintas udara, dan penyedia layanan darat, memerlukan upaya bersama dari semua pemangku kepentingan untuk menghilangkan risiko pelanggaran landasan pacu yang serius.

Penyiar

Komentar