(Taiwan, ROC) --- Impor tiram di Taiwan meningkat setiap tahunnya. Pada sepanjang tahun 2022 lalu, volume impor di Taiwan sudah melebihi 5.000 ton, dan impor dari Vietnam merupakan yang terbesar, dengan persentase lebih dari 50%.
Karena kebanyakan tiram Vietnam dan tiram Taiwan adalah jenis Magallana Angulata, yang notabene tidak bisa dibedakan dari bentuk luarnya, apalagi harga tiram Vietnam jauh lebih murah, sehingga sering terjadi kasus tiram impor dijual dengan harga tiram lokal.
Fisheries Research Institute (FRI) pada pekan ini mengumumkan bahwa pihaknya telah berhasil membuat 'Teknologi Identifikasi Asal Tiram', yang menggunakan metode ilmiah untuk pemeriksaan dan klarifikasi. Inovasi ini tentu akan membantu pembangunan dan pemasaran brand tiram lokal Taiwan.
Sumber impor tiram Taiwan sangat beragam, termasuk Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Prancis, Afrika Selatan, Vietnam, bahkan Inggris.
Melihat data tahun lalu, total impor tiram Taiwan mencapai 5.217 ton, di mana Vietnam merupakan negara impor terbesar, dengan lebih dari 3.000 ton, atau dengan kata lain memiliki proporsi lebih dari 50%.
Karena harga tiram Vietnam dengan harga tiram lokal memiliki selisih harga sekitar NT$30 hingga NT$40 dolar Taiwan per kati, ditambah lagi dengan kemiripan bentuk, sehingga tidak sedikit konsumen tidak bisa membedakannya.
Di pasar sering terjadi penjualan tiram campur, yang mengatasnamakan tiram segar lokal. Hal ini tidak hanya mengganggu perkembangan industri tiram di Taiwan, tetapi juga mempengaruhi hak-hak konsumen.
Seorang petani tiram mengatakan, "Sekarang semuanya campur aduk, karena dari bentuk luar kami juga tidak bisa membedakan, Anda benar-benar tidak bisa membedakan apakah itu tiram Vietnam atau tiram Dongshi, kadang-kadang kami warga lokal juga tidak bisa membedakannya."
Untuk membedakan produk tiram lokal dengan tiram impor dari Vietnam, maka FRI yang berada di bawah naungan Kementerian Pertanian (MOA) mengumpulkan 595 sampel tiram domestik dan internasional, kemudian mengembangkan metode inspeksi 'Multi-elemen Tiram' dan 'Metode Inspeksi Identifikasi Spesies Tiram'.
Yang mana, metode ini telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) yang berada di bawah naungan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW).
Penerapannya dan penggunaannya sendiri akan kembali diuji secara ilmiah. Kepala FRI, Chang-Chin-i (張錦宜), mengatakan, "Kami telah menghabiskan waktu lebih dari setahun dan akhirnya membangun teknik untuk membedakan tiram domestik dengan tiram asing, dan teknik ini juga harus diumumkan oleh FDA agar memiliki kredibilitas. Jumat lalu juga telah diumumkan oleh FDA, jadi di masa depan kami memiliki alat seperti ini, kami dapat benar-benar mempromosikan asal muasal dan mendukung promosi tiram domestik."
Wakil Kepala Ditjen Perikanan, Chan Jan-yow (陳建佑) juga menyatakan bahwa di masa mendatang, selama label daerah asal pemroduksian terpasang, pelaku usaha harus menjual 100% tiram segar domestik.
Di samping itu, MOHW juga akan melakukan inspeksi rutin, dan menggunakan teknik identifikasi yang dirancang oleh FRI, guna menentukan apakah ada pemalsuan.
Jika ada pihak yang sengaja mencampuradukkan produk tiram asing dengan tiram lokal, maka pelaku usaha bersangkutan akan dikenai sanksi.
Saat ini, ada 702 pembudidaya tiram yang telah lulus, serta mendapatkan sertifikasi produksi dan asal muasal produk perikanan,
Ditjen Perikanan juga berharap pihaknya dapat menembus target 60% untuk sepenuhnya membangun merek tiram domestik, serta mendorong konsumen untuk mengonsumsinya.