(Taiwan, ROC) --- Sarjana hubungan internasional di Universitan Ewha, Seoul, Leif-Eric Easley mengatakan kepada media The Associated Press, bahwa pidato Presiden Yoon Suk-yeol memberikan secercah harapan besar bagi hubungan Seoul dan Tokyo. Selain itu, ini juga menjadi penjelasan signifikan terhadap peran Korea Selatan di panggung dunia.
Leif-Eric Easley menyampaikan, jika didukung oleh kebijakan diplomasi yang ada, maka hubungan kerja sama trilateral akan diperkuat. Di samping itu, Korsel juga akan meningkatkan kontribusi mereka pada isu-isu global, misal mendukung Ukraina, memperkuat rantai pasokan, memerangi perubahan iklim dan menekankan nilai-nilai universal.
Selesaikan Isu Kerja Paksa Kolonial, Presiden Yoon Suk-yeol Perkuat Negosiasi Dengan Jepang
Para ahli menekankan, meski tidak disebutkan secara gambling dalam pidatonya, tetapi Presiden Yoon Suk-yeol memperlihatkan tekadnya dalam menuntaskan persoalan kompensasi terhadap korban perbudakan kolonial Jepang,
Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan Jepang secara paksa merekrut warga Korea Selatan untuk bekerja dengan mereka. Ini adalah salah satu isu krusial, mengapa hubungan Korsel dengan Jepang terus memburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2018, Mahkamah Agung Seoul membuat keputusan terpisah yang menyatakan bahwa perusahaan Jepang yang terlibat dalam praktik kerja paksa, harus memberikan kompensasi kepada 15 korban.
Namun, hingga hari ini belum ada pembayaran yang dilakukan oleh Jepang. Tentu saja, ini juga menjadi pemantik bagi mendinginnya hubungan kedua negara dalam 5 tahun terakhir.
Tokyo telah lama berpendapat bahwa seluruh permasalahan perihal kompensasi era kolonial telah diselesaikan dalam perjanjian di tahun 1965 silam.
Lee Won-deog, seorang profesor di Univeristas Kookmin, Seoul menafsirkan bahwa Presiden Yoon Suk-yeol sengaja tidak menyinggung perihal kerja paksa dalam pidatonya, yang memperlihatkan kalau langkah kedua negara untuk mencapai kesepakatan kian dekat.
Lee Won-deog menuturkan, “Yang saya lihat bahwa Presiden Yoon Suk-yeol tengah mengambil tindakan. Secara luas, ia mengartikulasikan kepada masyarakat perihal tujuan kebijakan luar negerinya yang mulai melibatkan Jepang, serta menyisihkan ruang bagi Jepang untuk dipertimbangkan oleh Korea Selatan dalam merancang kebijakan mereka.”
Kantor berita Yonhap News Agency mewartakan, Seoul berkemungkinan untuk mengakhiri perselisihannya dengan Jepang melalui cara mereka sendiri. Hal ini juga berarti bahwa pemerintahan Yoon Suk-yeol siap membayar kompensasi kepada para korban, dengan menggunakan dana publik yang disumbangkan oleh beberapa pebisnis Korea Selatan.
Perwakilan pihak korban telah menolak lamaran tersebut, bahkan mereka menuding Seoul terlalu lunak menghadapi Tokyo. Meski demikian, negosiasi antara pemerintah Korea Selatan dengan para korban masih berlangsung hingga hari ini.
Seoul Perluas Peta Strategis Diplomatik
Presiden Yoon Suk-yeol diketahui telah melakukan pertemuan secara berturut-turut dengan Presiden AS, Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida pada tahun ini. Sangat penting bagi Seoul jika Korea Selatan dapat mendapat kesepakatan dengan Jepang perihal pekerja era kolonial.
Secara strategis, hal ini memungkinkan Korea Selatan untuk memperluas pengaruh global mereka, serta meningkatkan hubungan kerja sama dengan AS dan Jepang.
Beberapa ahli juga menyampaikan, upaya aktif pemerintah Yoon Suk-yeol dalam meningkatkan hubungan mereka dengan Tokyo juga berkaitan langsung dengan kebangkitan Tiongkok dalam situasi geopolitik saat ini.
Seoul memperluas fokus strategis diplomatiknya hingga ke luar Semenanjung Korea, dengan maksud untuk meningkatkan pengaruh global mereka. Pada akhir tahun lalu, Negeri Ginseng mengumumkan “Strategi Indo-Pasifik Versi Korea”, yang mana hal ini dinilai khalayak luas sebagai upaya penguatan aliansi dengan Negeri Paman Sam. Apalagi mengingat, jika persaingan antara AS dengan Tiongkok di Indo Pasifik juga semakin intens.
Kepada media Korean Herald, peneliti di Asan Institute for Policy Studies, Choi Eun-mi menyampaikan, konteks hubungan Korea Selatan dengan Jepang dapat disimak dari perspektif yang lebih luas.
Choi Eun-mi menuturkan, “Perspektif yang lebih luas adalah kemana arah yang akan diambil oleh Seoul ketika berbicara perihal hubungan Korsel dengan Jepang?”
Ia melanjutkan, kedua belah pihak harus menemukan solusi akhir untuk membicarakan perselisihan sejarah yang ada, terutama perihal kerja paksa kolonial.
“Apakah hal ini akan benar-benar berarti bagi Korsel untuk mencari tempatnya di dunia internasional saat ini,” tanya Choi Eun-mi dengan sedikit ragu.