Drama yang Dimainkan oleh Rusia?
Panglima AL Jerman, Jan Christian Kaack memberitahukan kepada media Die Welt bahwa Rusia sedang membangun kekuatan yang besar di bawah laut, serta memperingatkan ada kemungkinan kalau pipa dan kabel di dasar Laut Baltik dan Atlantik Utara dapat diserang, yang mana bisa mempengaruhi pasokan energi dan jaringan komunikasi dunia.
Selain Nord Stream, otoritas Norwegia dan Polandia juga berusaha melepaskan diri dari ketergantungan energi Rusia, yakni dengan mendirikan saluran pipa baru.
Kristine Berzina, seorang pakar di German Marshall Fund percaya, Rusia dapat menggunakan sabotase ini untuk mengintimidasi Benua Eropa. Bukan tidak mungkin bagi Rusia untuk meledakkan saluran pipa baru di bawah laut, mengingat keberanian Moskow yang juga bisa meledakkan jalur pipa yang lama.
Apakah semua tuduhan yang mengarah ke Moskow benar adanya? Rusia bisa menghabiskan biaya miliaran dolar untuk melakukan kerusakan ini, yang berarti Moskow juga akan kehilangan kendali dan pengaruhnya terhadap pasokan energi di Benua Eropa.
Namun, orang-orang di komunitas intelijen Jerman berspekulasi bahwa Moskow mungkin akan dibebaskan dari tanggung jawab hukum, dengan menyalahkan kegagalan persetujuan kontrak menjadi faktor yang tidak dapat dihindari dari kerusakan masa depan.
Krisis Energi Kian Memperburuk Situasi
Para ahli mengatakan, skala kerusakan dan jarak dari titik kebocoran, dapat terlihat bahwa ini adalah sabotase yang direncana dan disengaja. Selain itu, ada dua ledakan kuat yang terekam oleh seismolog di dekat lokasi kebocoran, yang ternyata bukan terjadi di permukaan dasar laut.
Perwakilan dari Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan kepada media Sky News, itu semua terjadi di bawah perencanaan matang, dengan meluncurkan ledakan bawah laut dari kejauhan.
Analisis menyampaikan, ledakan yang merusak tersebut diperkirakan menggunakan peralatan yang tersedia dipasar komersial, tetapi melihat dari skala dan kecanggihannya, bukan tidak mungkin jika dalang di balik semua ini memiliki akses teknologi yang lebih mutakhir.
Media CNN mewartakan, pejabat keamanan Eropa telah memantau adanya kapal AL dan kapal selam Rusia yang berada tidak jauh dari lokasi kebocoran.
Namun, Juru Bicara Istana Kremlin, Dmitry Peskov balik membahtah bahwa skala kehadiran kapal NATO di wilayah tersebut lebih besar ketimbang kapal Rusia.
Pada saat yang sama, beberapa analisis percaya bahwa Ukraina juga memiliki motif yang masuk akal, untuk melancarkan tindakan tersebut, yaitu merusak saluran pipa. Apalagi Kyiv juga telah lama meminta kepada negara di Eropa untuk berhenti membeli energi dari Rusia. Jika dugaan ini benar, maka dapat merusak hubungan antar Ukraina dengan Eropa dan anggota NATO.
Seorang pakar di wadah pemikir Polandia, Polityka Insight, Marek Swierczynski menilai, ketegangan antara Barat dengan Rusia terjadi karena eskalasi perang di Ukraina, situasi juga berkemungkinan akan semakin panas dan memburuk.
Di samping itu, sulit bagi Nord Stream untuk melanjutkan operasional mereka, meski dalam periode pendek, mengingat musim dingin yang sudah menyelimuti belahan bumi utara saat ini. Hal ini akan mendorong harga bahan bakar setempat, yang mana akan memperburuk situasi di Eropa, yang juga tengah terlilit krisis kekurangan energi.