Jenang Waluyo 爪哇人文化傳承的椰糖糯米麻糬 part 2
JENANG GULO VERSI KOPLO TEMBANG JAWA ENCO BANGET
Judul lagu : Jenang Gulo Cipt : Efendi Slameto Kendang : FARIS
Voc : PAKDE GEPENK EMCE
Hari ini kita melanjutkan acara berjenang ria dengan penulis keren , sang filsuf dan juga pencinta boga sekaligus tukang masak yang hebat. Pekan lalu Waluyo Ibn Dischman sudah membeberkan jenang dari segi budaya sejarah dan skr Waluyo siap-siap di dapur Maria membuatkan jenang untuk kita semua. Tapi kita selesaikan dulu ya uraiannya yang belum selesai yaitu arti simbolik dari pembuatan Jenang.
Ada simbolik yang menarik dari pembuatan jenang, simbolik ini berupa telor ayam kampung yang dibungkus dengan daun pisang dan diletakkan dekan bara arang, juga ada bawang merah dan cabe merah besar ditusuk dan diletakkan di dekat kuali. Perlambang ini bagiku sebagai standar persamaan kematangan jenang, seiiring telor ayam kampung matang, maka jenang pun akan matang. Juga sebagai jamu bagi laki-laki yang loyo, dengan adanya telur ayam dekat kuali biasa dijadikan jamu khusus bagi yang loyo. Selanjutnya pada lambang bawang merah dan cabe besar merah ditusuk dekat kuali, itu sebagai perlambang api yang harus hangat. Mirip seperti sifat cabe merah dan bawang yang panas (hangat). Mungkin saja ada semiotik atau perlambang filosofis lainnya, namun cukup tiga saja yang saya sajikan.
Setelah puas dengan kajian antropologi kuliner, kali ini saya akan mengantarkan anda sekalian pada cara pembuatan jenang. Mohon disimak dengan seksama untuk mendapatkan jenang terbaik. Penulisan resep seperti pada umumnya agar informasi lebih masuk dan dipahami dengan mudah, berbanding terbalik dengan ceramah tiga jam yang hasilnya nol dan kebingungan pada sel-sel otak. Yuk kita siapkan bahan-bahannya. Semua alat dan bahan secara tradisional, bagi yang tidak mempunyai alat dan bahan tradisional bisa disesuaikan dengan bahan dan bahan modern.
Persiapan
Siapkan empat bonggol pisang dengan ukuran yang sama sebagai tumpuan kuali besar. Kuali besar terbuat dari kuningan, arang untuk pembakaran, pecahkan kelapa tua sedang untuk mendapatkan hasil santan yang segar dan banyak. Kelapa diparut dan dijadikan santan. Sediakan air matang satu ember, garam, tepung ketan, gula kelapa atau aren, tepung beras. Jangan lupa sediakan pengaduk besar dari pelepah pohon kelapa ataupun kayu dibentuk seperti dayung sampan.
Proses
Pembuatan adonan dibuat dari percampuran bahan dari tepung beras, tepung beras ketan, santan dan air. Setelah disatukan diaduk hingga menyatu. Diwajibkan panas dalam suhu yang tetap dari bara arang, bukan nyala api. Aduk adonan yang sedang dimasak searah putaran jarum jam atau sebaliknya, usahakan adonan diaduk sempurna sehingga tidak ada kerak ataupun kegosongan. Jika adonan sudah mulai menguning, maka taburkan gula merah dan bahan tambahan jika ingin menambahkan rasa lainnya seperti durian, susu dan lain-lain. Aduk terus sampai coklat kehitaman sebagai tanda kematangan.
Akhir
Setelah matang, diamkan dahulu agar jenang dalam kondis bagus. Kondisi bara harus dimatikan, tapi tidak dimatikan total. Biasanya ditutup dengan gedebok pisang, tujuannya untuk mempertahankan panas dengan kualitas rendah (hangat kuku). Setelah dinilai pas untuk dicetak atau dibungkus, maka jenang diambil dan dibentuk dengan bungkus dari daun pisang, plastik atau kelopak jagung. Jika ada bahan tambahan lainnya bisa dimasukkan seperti taburan wijen.
Resep di atas bagiku mempunyai kekurangan besar terlebih soal gramasi dari bahan-bahan, resep ini hanya sebagai perkenalan saja. Jujurly agak susah menghitung gramasi untuk satu kuali besar ataupun kecil. Keterbatasan ini memang menjadi tantangan besar saya sebagai anak cucu Adam Hawa lajur bagian Jawa, semoga nantinya saya mendapat resep sempurna dari warisan leluhurku. Terima kasih banyak untuk kesempatan yang diberikan kak Maria, sampai jumpa lagi di rasa-rasa menyegarkan lainnya di Jelajah Kuliner.
Pamarican Mendung Tak berarti Hujan, 09:25 WIB
24 Juli 2022
Waluyo Ibn Dischman