(Taiwan, ROC) --- Krisis Rusia dengan Ukraina telah menarik perhatian bangsa-bangsa besar dunia, terutama Amerika Serikat dan RRT (Republik Rakyat Tiongkok). Selain itu, ketegangan tersebut dirasa akan memberikan peluang bagi RRT untuk semakin memperluas pengaruh mereka di kawasan Indo-Pasifik.
Pakar menyampaikan, otoritas Beijing menaruh perhatian yang mendalam, serta mengikuti perkembangan dari krisis Rusia – Ukraina. Bukan tidak mungkin, jika hasil akhir dari perang ini akan menjadi acuan penting RRT untuk mengambil tindakan lebih lanjut di kawasan Indo-Pasifik pada masa mendatang.
Pertanyaannya kini, sebagai negara adidaya dunia, bagaimana Amerika Serikat menanggapi hal ini?
Kekhawatiran akan Menguatnya Pengaruh RRT di Indo-Pasifik
Setelah Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina, membuat pertikaian kedua negara tersebut menjadi perhatian utama dunia. AS tentu akan memperhitungkan langkah RRT dalam memperluas pengaruhnya melalui peluang ini.
Reporter media Inggris, The Guardian - Vincent Ni menyampaikan, meskipun memberikan dilema diplomasi bagi RRT, tetapi invasi Rusia ke Ukraina tetap harus diperhitungkan oleh AS. Mengingat pemerintahan Joe Biden pada saat pelaksanaan pemilu paruh waktu lebih tertuju pada Rusia, dan hal ini disadari kian membuat Beijing mencuri kesempatan.
Komandan Angkatan Udara Pasifik AS - Kenneth Wilsbach menuturkan, dalam krisis kali ini, RRT diketahui telah bersekutu dengan Rusia, sehingga menimbulkan pertanyaan perihal niat Negeri Tidarai Bambu di kawasan Indo – Pasifik.
Perdana Menteri Jepang – Fumio Kishida menyampaikan, jika Rusia setuju untuk mengubah status-quo mereka, maka hal ini dapat mendorong RRT untuk semakin meningkatkan pengaruhnya di kawasan Indo-Pasifik
Ketegangan Bangsa Barat dengan Rusia Adalah Momen Penting RRT
Seorang pakar asal RRT yang menempuh studinya di Rajaratnam School of International Studies (RSIS) di Singapura mengatakan kepada The Diplomat bahwa ketegangan antara bangsa barat dengan Rusia menjadi perhitungan klimaks RRT.
Hal ini disinyalir akan memberikan ruang dan waktu bagi RRT untuk kian mengembangkan kekuatan serta pengaruh jangka panjang mereka melalui berbagai kebijakan.
Dosen senior politik dan hubungan internasional di Universitas New South Wales - Alexander Korolev mengatakan kepada media BBC, krisis Ukraina saat ini telah mengalihkan perhatian AS dari RRT, yang mana sedari awal Rusia bukanlah pesaing utama dari otoritas Washington.
Tidak hanya melelahkan AS, tetapi perang ini juga memberikan waktu lebih bagi RRT untuk bersaing dengan AS dalam mengembangkan pengaruh geopolitik mereka di kawasan Asia Pasifik.
Status Rusia Menjadi Acuan Penting Beijing
Lebih lanjut para pakar menuturkan, otoritas Beijing sebenarnya juga menaruh perhatian besar pada perkembangan situasi perang yang terjadi, terutama status Rusia setelah perang ini usai. Hal ini akan dijadikan referensi bagi RRT untuk menindaklanjuti kebijakan yang akan dikembangkan di kawasan Indo – Pasifik pada masa mendatang.