(Taiwan, ROC) – Sehubungan dengan kebijakan karantina di atas laut untuk kapal pesiar Diamond Princess, namun jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 justru semakin bertambah, yang kini telah mencapai angka sebanyak 174 pasien. Pakar ahli pencegahan epidemi Taiwan beranggapan bahwa pihak Jepang seharusnya memberikan kesempatan bagi pemerintah masing-masing negara untuk menjemput pulang warganya, sehingga turut meringankan beban yang dipikul oleh Jepang. Mantan Kepala CDC Shih Wen-yi dalam akun facebooknya menuliskan “Jepang bisa menulis prinsip penanganan epidemi, mengharapkan kebijakan dari masing-masing negara dapat menjemput pulang warganya, guna mengurangi beban yang dipikul oleh Jepang.”
Shih Wen-yi mengritik jika kejadian pertambahan jumlah kasus terinfeksi di dalam kapal pesiar Diamond Princess berarti telah terjadi kebocoran dalam tugas pencegahan penyebaran COVID-19. Shih Wen-yi melanjutkan jika ada satu masa pihak Jepang lebih mementingkan pemeriksaan penyakit untuk bagian kargo saja, telah lama tidak melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan manusia, sehingga mengakibatkan keterlambatan dalam pengambilan kebijakan antisipasi. Kondisi kapal pesiar Diamond Princess yang kini tengah dikarantina di pelabuhan Yokohama, akan terus berlangsung hingga tanggal 19 Februari mendatang, dan ada 23 orang di dalamnya adalah warga Taiwan.
Salah satu penumpang dalam kapal pesiar tersebut adalah pesulap asal Taiwan, Sunny Chen, dirinya menuliskan rasa tak berdayanya di dalam akun facebooknya. Karena waktu karantina di atas laut yang dirasa cukup panjang, mayoritas waktu dihabiskan hanya duduk melamun. Sunny Chen menyebutkan jika dirinya telah menerima kiriman paket via udara dari temannya, yang berisikan mie instan, vitamin, suplemen obat, permen dan lain sebagainya.
Sunny Chen menambahkan bahwa masa karantina di atas laut adalah selama 14 hari, dan sebegitu dirinya kembali ke Taiwan, maka berkemungkinan harus menjalani masa karantina di Taiwan selama 14 hari lagi, dan semua ini bagaikan sebuah mimpi buruk yang berkelanjutan.