close
RTISISegera unduh Aplikasi ini
Mulai
:::

Survei: Konsumsi Alkohol Berlebihan Lebih Sering Terjadi pada Individu Berusia di Bawah 29 Tahun & Berlatar Belakang Pendidikan SMP

  • 08 May, 2024
  • 陳柏萇
Survei: Konsumsi Alkohol Berlebihan Lebih Sering Terjadi pada Individu Berusia di Bawah 29 Tahun & Berlatar Belakang Pendidikan SMP
Survei: Konsumsi Alkohol Berlebihan Lebih Sering Terjadi pada Individu Berusia di Bawah 29 Tahun & Berlatar Belakang Pendidikan SMP (foto: CNA)

 (Taiwan, ROC) – Besok (9/5) adalah Hari Tanpa Alkohol di Taiwan, di mana budaya “memaksa minum” di acara-acara makan bersama telah menyebabkan tak sedikit orang memiliki “kenangan mabuk” dan pengalaman konsumsi alkohol secara berlebihan pun sering terjadi.

Menurut survei dari Ditjen Promosi Kesehatan (HPA), MOHW Taiwan, sebanyak 3,9% dari orang dewasa telah minum lebih dari 6 gelas dalam satu bulan terakhir, dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan berusia di bawah 29 tahun paling sering terlibat dalam minum alkohol yang berlebihan.

Menurut survei Kesehatan Masayarakat tahun 2021, tingkat konsumsi alkohol dalam satu bulan terakhir bagi penduduk di atas usia 18 tahun adalah 24,4%, yang terdiri dari 32% pria dan 17,1% wanita. Artinya, hampir setiap 4 orang di Taiwan memiliki kebiasaan minum alkohol. Persentase konsumsi alkohol berlebihan bagi penduduk di atas usia 18 tahun dalam satu bulan terakhir, yakni mereka yang minum sebanyak 6 gelas atau lebih dari 6 belas dalam sekali minum berada di angka 3,9%, dengan persentase pria sebesar 6,5% dan wanita di angka 1,4%.

Jikalau menilik lebih lanjut akan hasil survei tersebut, dapat terlihat bahwa tingkat konsumsi alkohol berlebihan berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi menempatkan mereka yang memiliki latar belakang pendidikan “SMP” pada angka 5,4%, menjadi yang tertinggi di antara semua tingkat pendidikan.

Sedangkan jika berdasarkan kelompok usia, kelompok usia 18-29 tahun memiliki tingkat konsumsi alkohol berlebihan tertinggi, yakni 5,3%. Apabila berdasarkan identitas, tingkat konsumsi alkohol berlebihan di kalangan suku penduduk asli mencapai angka 11,6%, jauh lebih tinggi daripada tingkat konsumsi alkohol berlebihan bagi penduduk di atas usia 18 tahun secara keseluruhan yang hanya mencapai angka 3,9%.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa alkohol adalah zat adiktif dengan sifat toksik dan efek psikotropika, tetapi etanol yang terkandung dalam minuman beralkohol juga digolongkan sebagai kelompok 1 karsinogen oleh institusi internasional untuk penelitian kanker. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa hampir separuh populasi di Taiwan mengalami muka memerah selama minum alkohol, yang disebabkan oleh “Alcohol flush reaction”, merupakan variasi genetik khas orang Asia, yang menyebabkan metabolit alkohol tidak dapat terurai dengan normal, serta meningkatkan risiko kanker.

HPA juga memberikan 5 metode guna menolak minuman beralkohol, untuk membantu mengubah budaya “paksa minum” dan menghindari minum secara berlebihan yang merugikan kesehatan.:

1. Menggunakan alasan “Minum alkohol dapat merusak kesehatan”, seperti menyebabkan kemerahan pada kulit, kerusakan hati, kerusakan lambung, dan disarankan oleh dokter untuk tidak minum, atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang tidak boleh dikonsumsi bersama alkohol

2. Menggunakan alasan “Tidak minum alkohol saat mengemudi”, seperti hari ini ada mengendarai sepeda motor/mobil dan takut diperiksa jika ada razia alkohol di jalan, ataupun repot untuk mencari pengemudi pengganti.

3. Langsung mengganti minuman alkohol dengan teh, minuman ringan, atau kopi.

4. Langsung menolaknya, dengan jujur mengatakan tidak minum minuman beralkohol.

5. Menggunakan alasan-alasan lain, seperti tidak memiliki toleransi alkohol yang baik, sering buang air kecil, mudah mabuk, mudah muntah, atau pasangan Anda tidak suka dengan bau alkohol.

Komentar

Terbarumore