
(Taiwan, ROC) – Media berita Reuters melaporkan, bahwa pejabat tinggi Filipina dan Tiongkok tanggal 24 Maret mengemukakan bahwa isu-isu maritim memainkan peran penting dalam hubungan bilateral kedua negara dan berjanji untuk bekerja sama menyelesaikan pertentangan yang ada. Baru-baru ini ketegangan antar kedua negara tetangga meningkat, ketika Manila menyampaikan bahwa Tiongkok melakukan “kegiatan provokatif” di Laut Tiongkok Selatan.
Beijing mengklaim sebagian besar wilayah Laut Tiongkok Selatan, termasuk sebagian wilayah perairan Filipina, sekaligus khawatir dengan adanya peningkatan kehadiran militer Amerika Serikat (AS) di wilayah Filipina. Setelah pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok Sun Wei-dong (孫衛東), Wakil Menteri Luar Negeri Filipina Theresa Lazaro menyampaikan bahwa ketidaksepakatan maritim dengan Beijing merupakan “perhatian serius”, tetapi dapat diselesaikan dengan “seluruh cara diplomatik yang melelahkan”.
Kunjungan Sun Wei-dong ke Filipina ini merupakan pertemuan tatap muka pertama antara para pejabat diplomatik dari kedua negara sejak COVID-19 mewabah. Sun Wei-dong menyampaikan bahwa isu-isu kemaritiman bukanlah keseluruhan dari hubungan antara Tiongkok dan Filipina. Kedua negara perlu berupaya untuk memperdalam kerja sama dan saling percaya.
Ketegangan terkait kedaulatan teritorial antara Filipina dan Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan terus meningkat. Bulan lalu, Penjaga Pantai Filipina menuduh Penjaga Pantai Tiongkok menembakkan sinar laser tingkat militer ke kapal Filipina karena sengketa Laut Tiongkok Selatan, sehingga membutakan sementara awak kapal Filipina. Selain itu, di awal bulan ini otoritas Filipina menginformasikan, di sekitar Pulau Thitu yang dikuasai oleh Filipina, terlihat sebuah kapal perang Angkatan Laut dan lebih dari 40 kapal milisi Tiongkok.