(Taiwan, ROC) – Media Agence France-Presse (AFP) melaporkan, umat muslim di seluruh dunia menyambut bulan suci Ramadan. Dalam sebuah pernyataan pada 22 Maret, Presiden AS Joe Biden menyampaikan rasa solidaritasnya kepada etnis minoritas Uighur Tiongkok yang mengalami kesulitan. “Amerika Serikat bersama para mitra bergabung dalam solidaritas umat muslim yang terus menghadapi penindasan, termasuk etnis Uighur di Tiongkok, Rohingya di Burma, dan komunitas Muslim lainnya yang mengalami penganiayaan di seluruh dunia,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Biden menyampaikan, dalam momen refleksi yang sakral ini, Amerika Serikat juga menegaskan kembali dukungannya bagi komunitas Muslim yang menderita dan hancur. Ia merujuk pada korban gempa di Turki dan Suriah, serta korban banjir di Pakistan. Pernyataan itu menyebutkan, "Khususnya hari ini, kita harus ingat untuk mengamalkan, mendoakan, dan menyuarakan hak asasi manusia universal yang kita yakini secara damai dan terbuka."
Biden menyoroti etnis Uighur dalam pernyataannya saat hubungan antara Washington dan Beijing mengalami ketegangan. Pemerintah AS mengatakan, otoritas Tiongkok melakukan genosida kepada etnis Uighur. Menurut organisasi HAM, etnis Uighur telah menjadi target penahanan massal di kamp kerja paksa dan dilarang mengekspresikan budaya mereka. Otoritas Beijing mengungkapkan, etnis minoritas Uighur tidak ditindas dan segala tindakan pengamanan di wilayah Xinjiang merupakan tanggapan terhadap ancaman terorisme.
Bulan Ramadan merupakan bulan yang paling sakral dan penting bagi umat muslim di seluruh dunia. Associated Press melaporkan, pemerintah Arab Saudi dan beberapa negara Timur Tengah lainnya mengatakan bahwa Ramadan tahun ini dimulai pada tanggal 23.
