
(Taiwan, ROC) – Mantan Presiden Ma Ying-jeou (馬英九) akan melakukan kunjungan ke Daratan Tiongkok semenjak tanggal 27 Maret hingga 7 April 2023 mendatang. Dalam kunjungan kali ini, Ma Ying-jeou juga akan mengikuti prosesi penghormatan kepada leluhur, mengingat jadwal kepergian kali ini bertepatan dengan Festival Qing Ming.
Selain itu, Ma Ying-jeou juga akan membawa beberapa pelajar Taiwan untuk kemudian menggelar pertukaran dengan cendekiawan setempat. Saat hadir dalam rapat di Yuan Legislatif hari ini (22/3), Kepala Biro Keamanan Nasional (NSB), Tsai Ming-yen (蔡明彥) menyampaikan, pihaknya tentu akan menghormati seluruh bentuk pertukaran lintas selat. Selagi pertukaran tersebut berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku, maka NSB akan menghormati.
Tsai Ming-yen menambahkan, pengontrolan untuk tidak berkunjung ke Tiongkok milik mantan Presiden Ma Ying-jeou telah dicabut. Beberapa prosedur harus dilakukan oleh Ma Ying-jeou sebelum ia terbang ke Tiongkok, salah satunya adalah melapor diri ke Istana Kepresidenan. Selama berada di Daratan Tiongkok, maka Ma Ying-jeou juga harus senantiasa mematuhi peraturan terkait hubungan lintas selat.
Tsai Ming-yen percaya kalau perjalanan Ma Ying-jeou memiliki implikasi politik. Ia juga mengingatkan akan kemungkinan Tiongkok melancarkan serangan perang kognitif, sehingga Ma Ying-jeou sudah sepatutnya untuk lebih memperhatikan kemungkinan ini.
Tsai Ming-yen mengatakan, “Saya pikir ini adalah hal yang harus diperhatikan, apalagi Tiongkok baru saja selesai menghelat Kongres Nasional Partai Komunis ke-20. Mereka melihat tahun ini sebagai momen untuk melangsungkan negosiasi terbentuknya perencanaan “Satu Negara Dua Sistem” versi Taiwan. Apalagi posisi Ma Ying-jeou yang merupakan seorang mantan presiden, sehingga sulit ditepis jika kunjungan ini tidak memiliki implikasi politik.”
Dalam rapat interpelasi hari ini (22/3), anggota legislator dari Partai Progresif Demokratik (DPP), Lo Chih-cheng (羅致政) menanyakan apakah rute kunjungan ke Tiongkok milik Ma Ying-jeou kali ini sama dengan rute saat Partai KMT lari ke Taiwan di era pengasingan. Apalagi pihak lintas selat sudah mempersiapkan beberapa agenda pertemuan, yang dirasa akan bersinggungan dengan “anti-Jepang” atau “berkabung untuk ROC”.
Tsai Ming-yen beranggapan, Tiongkok tentu memiliki perhitungan politiknya tersendiri, saat merencanakan perjalanan para pejabat mereka. Ia menghargai analisis yang diutarakan oleh Lo Chih-cheng, dan menekankan bahwa NSB akan memantau tindak-tanduk Tiongkok, apakah mereka akan melancarkan perang kognitif selama Ma Ying-jeou berkunjung ke sana.
Baru-baru ini juga tersiar kabar bahwa Tiongkok tidak mengizinkan rombongan tim keamanan Ma Ying-jeou membawa perlengkapan persenjataan. Hal ini dianggap sebagai salah satu upaya untuk mengerdilkan Taiwan di mata Tiongkok.
Menanggapi hal di atas, Tsai Ming-yen mengutarakan, NSB telah berkoordinasi dengan kantor penanggung jawab Ma Ying-jeou untuk menjamin keamanan mantan presiden tersebut, saat berkunjung ke Tiongkok.
Jika tidak diizinkan untuk membawa perlengkapan persenjataan, apakah hal tersebut akan dianggap upaya untuk mengerdilkan Taiwan? Tsai Ming-yen menjawab tidak.
Tsai Ming-yen menjelaskan, saat seorang mantan presiden atau wakil presiden berkunjung keluar negeri, maka akan dilakukan konfigurasi persiapan keamanan, yang tentunya akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Setelah turun dari posisi wakil presiden, Lien Chan (連戰) diketahui sudah 14 kali melakukan kunjungan. Dan dari 14 kunjungan tersebut, hanya ada satu kunjungan yang diizinkan membawa perlengkapan persenjataan. Sedangkan, mantan wakil presiden Vincent Siew (蕭萬長) sama sekali tidak pernah membawa persenjataan apa pun , saat melakukan kunjungan.