
(Taiwan, ROC) -- Li Ze-hua seorang jurnalis berkewarganegaraan Tiongkok yang sempat menghilang setelah meliput pandemi COVID-19 di Wuhan RRT, dalam wawancara dengan Committee to Protect Journalists (CPJ) beberapa hari ini setelah keluar dari RRT, ia mendeskripsikan pengalaman saat meliput situasi pandemi, dan menyampaikan berharap pada waktu itu dapat berbuat lebih banyak lagi, serta mengungkapkan lebih banyak fakta lagi.
Pada awal 2020 saat tersiar kabar adanya sejenis virus yang menular melalui saluran pernapasan manusia yang menyebar di Wuhan salah satu wilayah di Daratan Tiongkok, beberapa wartwan segera mendatangi kota tersebut termasuk salah satu jurnalis dan pembawa acara China Central Television (CCTV) Li Ze-hua.
Li Ze-hua mewawancarai beberapa warga Kota Wuhan, mereka tidak diberitahu tentang kebenaran dari COVID-19. Li Ze-hua mendapati kawasan sosial tiba-tiba ditutup, pekerja migran tidak dapat mencari pekerjaan, membuat kota yang berpenduduk 12 juta jiwa ini terpuruk dalam kesulitan. Ia bahkan mendatangi laboratorium yang diduga sebagai asal dari virus Wuhan. Li Ze-hua membeberkan semua ini ke internet untuk itulah Partai Komunis China merasa tidak senang.
Pada saat melakukan live pada tanggal 26 Februari 2020, petugas keamanan mengedor pintunya. Salurannya sempat ditutup selama hampir 2 bulan. Li Ze-hua dibawa ke kantor polisi untuk ditanyai dan kemudian dimasukan “karantina”, pada akhirnya dibebaskan di bawah pengawasan.
Merefleksikan pengalaman dalam peliputan kali ini, Li Ze-hua menyampaikan bahwa ia berharap dirinya dapat lebih mempersiapkan diri dan memiliki peralatan yang lebih baik sehingga dapat melaporkan tentang pandemi yang terjadi di Daratan Tiongkok dalam satu abad ini secara lebih lengkap sebelum kekuatan China menekannya.
Ketika ditanyakan apa yang membuatnya membuat liputan ke Wuhan, Li Ze-hua menyampaikan, “Saya ingin bertanggung jawab sebagai seorang jurnalis. Saya sebelumnya pernah menyebut diri sebagai seorang jurnalis, tetapi saya tidak melakukan apapun yang selayaknya dilakukan seorang jurnalis sejati. Saya harus terlibat dan menjadi bagian dari peristiwa bersejarah ini.”
Li Ze-hua mengungkapkan, dalam tugasnya kali ini pada dasarnya telah memenuhi harapannya itu. Wartawan terkemuka atau pembuat film dokumenter mungkin mencoba untuk tinggal lebih lama di Wuhan dan menghasilkan laporan yang lebih rinci.
Tetapi Li Z-hua mengemukakan, “Saya sendirian mendatangi lokasi, dengan perlengkapan, peralatan dan sumber daya yang terbatas. Saya mencoba memberitakan dengan cara lain dan mengumpulkan informasi yang faktual. Ketika ditanyakan apa yang menyebabkan terjadinya perubahan, Li Ze-hua mengaku, “Setidaknya dirinya telah menyelesaikan proses pelaporan, bahkan saya sendiri berada di dalam lubang hitamnya informasi. Saya sedapat mungkin mengumpulkan informasi… Saya sebenarnya mengharapkan Partai Komunis, pemerintah menemukan saya.”
Pada saat Committee to Protect Journalists (CPJ) meminta untuk mendeskripsikan situasi kebebasan media di RRT sekarang ini, Li Ze-hua menjawab, “Tidak ada kebebasan, tidak ada media, hanya ada propaganda.”