
(Taiwan, ROC) – Taiwan akan segera memasuki masa populasi masyarakat usia lanjut pada tahun 2025, di mana proporsi populasi warga dengan usia di atas 65 tahun mencapai lebih dari 20%, banyak warga juga berharap untuk segera mendapatkan kebebasan finansial dan pensiun dini. Yayasan Kesejahteraan Warga Senior Hondao (Hondao Senior Citizen’s Welfare Foundation) pada 21 Februari 2023 mengumumkan hasil survei terhadap masyarakat usia pra-pensiun dengan rentang usia 50-64 tahun terkait dengan keamanan ekonomi yang dilakukan pada akhir 2022 lalu. Hasil survei mengungkapkan bahwa kelompok usia pra-pensiun merasa bahwa dana pensiun rata-rata NT$ 8,37 juta barulah cukup. Secara umum para responden merasa masih belum mempersiapkan dana yang cukup, dan sangat khawatir dengan dana perawatan jangka panjang, serta biaya pengobatan di masa depan.
Berdasarkan hasil survei dari Yayasan Hondao, hampir 80% kelompok usia pra-penisun percaya bahwa dana pensiun minimum setidaknya NT$ 5 juta atau lebih, bahkan 30% di antaranya percaya bahwa dana tersebut setidaknya NT$ 10 juta atau lebih barulah dianggap cukup, sehingga hasil penilaian rata-rata dana pensiun tersebut mencapai NT$ 8,37 juta.
Wakil Direktur Eksekutif Yayasan Hondao Lin Po-hua (林博樺) menyatakan, dana NT$ 8,37 juta sekilas mengejutkan. Banyak yang merasa tidak mungkin memenuhi standar itu, tapi berdasarkan harapan hidup rata-rata orang Taiwan dengan usia 81 tahun, setelah pensiun di usia 65 tahun hingga berusia 81 tahun, rata-rata biaya yang dibutuhkan adalah NT$ 43.594 per bulan. Mengambil contoh ketenagakerjaan, menilik aplikasi Biro Tenaga Kerja bulan November 2022 lalu, setiap orang rata-rata mengklaim anuitas asuransi tenaga kerja sebesar NT$ 18.209 dan anuitas dana pensiun sebesar NT$ 19.573. Setelah dikurangi dengan 2 pembayaran ini, selisih bulanannya berkisar NT$ 5.812.
Mengenai persiapan dana pensiun, Lin Po-hua mengatakan, masyarakat pertama-tama dapat memeriksa sumber dana pensiun dan pengeluaran bulanan setelah pensiun, kemudian memperhitungkan kesenjangan aktual, lalu membuat aliran dana kas dan menghindari resiko. Ia mengatakan, “untuk langkah selanjutnya dari kesenjangan aktual, saat ini sebenarnya ada berbagai tindakan yang beragam, biarkanlah dia pergi… apakah untuk menghasilkan pendapatan lain, misalnya ketika warga usia paruh baya dan lanjut usia kembali bekerja, hal itu bisa menjadi penghasilan, atau dia dapat menggunakan produk-produk keuangan lain untuk meningkatkan jaminan perlindungan ini.”
Hasil survei juga menunjukkan, hal yang paling dikhawatirkan oleh kelompok usia pra-pensiun adalah biaya kesehatan; antara lain biaya perawatan jangka panjang berkisar 75%, kemudian biaya pengobatan dengan persentase 68%, dan biaya keadaan darurat berkisar 50%. Hal ini juga tercermin dari penggunaan jasa keuangan dari kelompok usia pra-pensiun. Di kelompok usia pra-pensiun, asuransi perawatan jangka panjang dan asuransi anuitas memiliki tingkat pemanfaatan tertinggi. Walaupun lebih dari 70% kelompok tersebut mengetahui “panti jompo”, tapi pemanfaatannya hanya kurang dari 3%.
Survei tersebut memperlihatkan, warga usia pra-pensiun berharap agar dapat memiliki sumber daya keuangan tambahan melalui investasi, tapi sebagian besar dari mereka hanya memiliki 1 atau 2 sumber informasi, utamanya adalah staf institusi keuangan, relasi dan kerabat, atau iklan televisi. Lin Po-hua mengatakan, pria dengan usia pra-pensiun berharap akan adanya produk keuangan atau platform informasi keuangan yang lebih bersahabat untuk warga usia lanjut, sementara perempuan usia pra-pensiun menantikan lebih banyak metode konsultasi antarpribadi. Oleh karena itu, Yayasan Hondao menyarankan agar di masa depan, ada lebih banyak konsultasi perawatan dalam ruangan, sekaligus berharap agar pemerintah, organisasi-organisasi non-pemerintah maupun pihak industri dapat memberikan pengajaran di komunitas, menyediakan lebih banyak kelas-kelas keuangan, sehingga masyarakat pun dapat berhubungan dengan hal tersebut secepatnya, memperkuat kemampuan keuangan masyarakat agar tidak ditipu.