
(Taiwan, ROC) -- Anggota Peneliti tanggal 7 Feb menyampaikan, dampak dari perubahan iklim atau meluasnya danau glasial, dikhawatirkan begitu tanggul bobol maka akan terjadi banjir besar yang membahayakan paling sedikit 15 juta jiwa, mengancam kehidupan dari masyarakat yang bermukim di India, Pakistan, Daratan Tiongkok dan Peru.
Para peneliti dalam buletin internasional “Nature Communications” menyampaikan penelitiannya, lebih dari 9 juta orang yang hidup di jalan yang mungkin akan dilalui oleh banjir akibat dari bobolnya tanggul danau glasial, 5 juta orang di antaranya bermukim di bagian utara India dan Pakistan.
Penelitian mengungkapkan, Daratan Tiongkok dan Peru juga sangat rentan terhadap ancaman naiknya permukaan air laut akibat dari meluasnya danau glasial. Ini merupakan untuk perdana penilaian kawasan dengan risiko tinggi.
Berdasarkan data penelitian dengan menggunakan informasi dari satelit pada tahun 2020, pencairan es karena perubahan iklim sehingga permukaan danau glasial semakin melebar, bahkan dalam kurun 30 tahun luasnya sudah bertambah 50%.
Jika dibandingkan dengan situasi sebelum revolusi industri, suhu rata-rata permukaan bumi naik 1,2 derajat, bahkan tiap-tiap kawasan pergunungan tinggi kenaikan suhu lebih cepat 1 kali lipat.
Situasi dan kondisi danau glasial sangat labil, sering kali karena terhalang dengan karang dan bongkahan es, tetapi saat air berhasil menerobos penghalang tersebut maka menyebabkan terjadi banjir yang telah merengut ribu nyawa, menghancurkan infrastruktur, menelan korban ternak dan lainnya selama seratus tahun terakhir.
Peneliti utama dari Newcastle University, Prof Caroline Taylor mengatakan, “Yang paling berbahaya bukanlah kawasan dengan jumlah danau yang banyak atau kawasan dengan kecepatan perluasan yang paling cepat.” Caroline Taylor menjelaskan, “Potensi risiko tergantung dari jumlah orang, kedekatan pemukiman dengan danau glasir dan yang paling penting adalah kemampuan mereka dalam menghadapi banjir.”
Sebagai contohnya, “Pegunungan tinggi kawasan Benua Asia” yang telah menelan ribuan korban jiwa akibat perluasan danau glasial, sedangkan Amerika Utara yang berada di kawasan barat laut Samudera Pasifik, dengan luas danau glasial dua kali lipat lebih besar tetapi jumlah korban hanya sedikit.
Guna memperdalam penelitian terkait, Caroline bersama dengan rekan kerja lainnya melakukan perbandingan dengan 3 kelompok informasi, yaitu situasi dan jumlah danau glasial, jumlah jiwa yang hidup dalam cakupan 50km dari cekungan danau glasial dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana.
Para peneliti mendapati, dari 30 negara yang diteliti, ada sekitar 90 juta manusia yang hidup di 1.089 cekungan danau glasial, 15 juta orang dari mereka terancam nyawanya apabila tanggul danau glasial bobol, mungkin mengakibatkan banjir dengan radius 1 Km dari area yang dilalui.