
(Taiwan, ROC) --- Dalam sebuah pertemuan pers yang digelar bersama dengan Perdana Menteri Jepang -Fumio Kishida, Sekjen Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) - Jens Stoltenberg mengkritik Tiongkok yang terus meningkatkan kekuatan militernya untuk melancarkan ancaman kepada Taiwan. Apalagi Tiongkok juga diketahui mulai meningkatkan persenjataan nuklir setempat.
Media lokal Jepang mewartakan, Jens Stoltenberg dan PM Fumio Kishida merilis pernyataan bersama setelah sempat menggelar pembicaraan pada malam hari. Hal ini memperlihatkan bahwa NATO dan Jepang meletakkan perhatian mereka terhadap situasi yang kini berkembang di Ukraina. Insiden tersebut kian runyam, setelah Rusia dan Tiongkok terus meningkatkan pengaruh mereka di banyak kawasan.
Perihal situasi yang kini berkembang di Selat Taiwan, Jens Stoltenberg dan PM Fumio Kishida juga merilis pernyataan bersama, serta menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas di kawasan Selat Taiwan. Mereka juga berharap agar polemik yang berkembang saat ini dapat diselesaikan melalui jalur perdamaian.
Baik Jens Stoltenberg maupun PM Fumio Kishida, mereka berdua percaya bahwa NATO dengan Jepang sudah sepatutnya memperkuat jalinan kerja sama di sektor keamanan, mengingat stabilitas di wilayah Atlantik Utara dan Indo-Pasifik adalah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Media Jepang mewartakan, hasil pembahasan antara Jens Stoltenberg dan PM Fumio Kishida mengarah pada Rusia dan Tiongkok, apalagi Tiongkok diberitakan terus membangun kekuatan persenjataan mereka.
Dalam konferensi pers bersangkutan, Jens Stoltenberg menyampaikan, perang yang saat ini terjadi antara Rusia dengan Ukraina tidak hanya menciptakan krisis di Eropa, melainkan juga berdampak pada tatanan dunia.
Situasi yang berkembang saat ini tentunya memiliki pengaruh signifikan terhadap lingkungan keamanan di wilayah Indo-Pasifik, yang mana juga melintasi area Atlantik Utara. Karakteristik tersebut tentu saja akan bersinggungan dengan keamanan kawasan NATO.
Jens Stoltenberg mengatakan, “Tiongkok meningkatkan kekuatan militer mereka untuk melancarkan ancaman kepada Taiwan. Apalagi Tiongkok juga terus memperkuat persenjataan nuklir mereka. Tiongkok juga berupaya mengendalikan sarana infrastruktur yang memegang peranan vital.
Di samping itu, Negeri Tirai Bambu terus berupaya untuk mencoba menyebarkan informasi salah perihal krisis Rusia – Ukraina. Tiongkok sendiri bukanlah musuh kita, dan mencoba memahami Tiongkok adalah pelajaran yang sangat berharga. Dengan demikian, penguatan kerja sama antara NATO dengan Jepang sudah sepatutnya dilakukan.”
Untuk menjaga dan memperkuat tatanan internasional termasuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, baik Jepang maupun NATO percaya bahwa perlu untuk memperkuat kerja sama. Selain itu, kerja sama di bidang-bidang seperti ruang angkasa dan Internet perlu diperdalam.
Dalam konferensi pers yang digelar semalam, PM Fumio Kishida menyampaikan, guna memperkuat tatanan internasional, serta menjamin kawasan Indo Pasifik yang bebas dan terbuka, maka Jepang dan NATO dirasa perlu untuk memperkuat jalinan kerja sama. Di samping itu, berbagai program pertukaran akan terus digalakkan, misal di sektor astronomi dan jaringan internet.
Stoltenberg mengatakan untuk menegakkan kebebasan dan demokrasi, NATO dan Jepang harus bersatu dan memperkuat kerja sama.
Jens Stoltenberg menuturkan, guna menegakkan prinsip kebebasan dan demokrasi, maka NATO dan Jepang harus bersatu memperkuat jalinan pertukaran.