
(Taiwan, ROC) Insiden kereta Puyuma terbalik menyebabkan 18 orang meninggal dan lebih dari 200 penumpang cedera, musibah ini disebabkan karena kecepatan kereta dan sistem otomatis proteksi kereta(ATP) dinon-aktifkan sehingga kereta tidak memiliki fungsi rem darurat secara otomatis. Institut Sains dan Teknologi Nasional Chung Shan (National Chung Shan Institute of Science and Technology, NCSIST) pada tahun 2020 menerima kepercayaan dari Taiwan Railways (TRA) untuk membangun “sistem backup batas kecepatan”, mengadopsi teknologi sistem pengawasan berbasis radar, sistem hidrolik berlantai rendah dan tampilan control, untuk mengembangkan sistem rem kereta.
Wakil Ketua NCSIST Liu Rong-chau (劉榮超) mengatakan, ketika kecepatan kereta berubah, maka sistem ini akan memberi peringatan kepada masinis, dan mengaktifkan sistem pengereman otomatis untuk memproteksi kereta secara menyeluruh. Liu Rong-chau mengatakan, “ketika kecepatan kereta melampaui 57 km/jam, akan ada tampilan suara peringatan memberitahu kepada operator kereta; ketika kecepatan melampaui 60 km/jam dengan durasi mencapai 2 detik, maka sistem ini akan mengaktifkan fungsi pengereman otomatis.”
Liu Rong-chau mengatakan, dalam sidang pembahasan urusan militer 29 April 2021, Presiden Tsai Ing-wen meminta NCSIST membantu menyempurnakan sistem backup batas kecepatan kereta api, untuk menjamin keamanan perjalanan kereta Taiwan, maka persiapan membangun sistem ini dijalankan lebih awal 9 bulan, diprediksikan pada tanggal 31 Maret tahun ini ada 400 set sistem back up pengawas batas kecepatan terpasang pada 7 kereta sudah siap untuk diuji-coba. Sistem ini juga telah mendapat sertifikat lolos uji dan verifikasi dari TUV Rheinland Taiwan.