
(Taiwan, ROC) --- Negosiasi “Prakarsa Perdagangan Taiwan – Amerika Serikat Abad 21” yang memasuki putaran kedua, akhirnya selesai dihelat pada tanggal 17 Januari 2023.
Bertindak sebagai Kepala Negosiator dari Kantor Perundingan Ekonomi dan Perdagangan Yuan Eksekutif, John Deng (鄧振中) pada Selasa malam (17/1) menyampaikan, sebagian besar ketentuan telah memperoleh kesepakatan tertulis dari kedua belah pihak.
John Deng menuturkan, hanya ada beberapa ketentuan yang masih harus dinegosiasikan melalui konferensi video pada beberapa minggu mendatang.
John Deng di lain pihak juga menyampaikan bahwa dirinya cukup puas dengan hasil negosiasi yang diperoleh kemarin. Taiwan dan Amerika Serikat diharapkan dapat segera menandatangani beberapa kesepakatan yang telah dicapai.
Negosiasi kedua dari “Prakarsa Perdagangan Taiwan – Amerika Serikat Abad 21”, dihelat di Taipei selama 4 hari berturut-turut semenjak tanggal 14 Januari 2023. Kedua belah pihak mengirimkan tim masing-masing untuk terlibat dalam negosiasi yang ada. Taiwan diwakili oleh Yang Jen-ini (楊珍妮), Wakil Kepala Negosiator Kantor Perundingan Ekonomi dan Perdagangan Yuan Eksekutif. Sedangkan AS diwakili oleh Terry McCartin, Asisten Perwakilan Perdagangan USTR.
Negosiasi yang berlangsung selama 4 hari tersebut, akhirnya ditutup pada tanggal 17 Januari 2023.
John Deng menuturkan, negosiasi kedua belah pihak kali ini berfokus pada beberapa topik, meliputi bagaimana memfasilitasi perdagangan, mekanisme hukum perindustrian yang lebih baik, kebijakan yang ramah terhadap sektor jasa, anti korupsi, serta UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).
Taiwan bersama dengan AS menggelar diskusi mendalam, dan akhirnya telah mencapai beberapa kesepakatan. Saat ini hanya ada beberapa topik yang masih perlu dinegosiasikan lebih lanjut.
John Deng mengaku, dirinya sangat puas dengan hasil yang dicapai dalam negosiasi kali ini. Taiwan bersama Amerika Serikat diperkirakan akan segera menandatangani beberapa kesepakatan. Ini juga menjadi pencapaian positif bagi “Prakarsa Perdagangan Taiwan – Amerika Serikat Abad 21”.
John Deng mengatakan, “Jika bagian ini, berdasarkan diskusi yang ada, kalau dapat diselesaikan sesuai yang disepakati, maka dapat saya katakana bahwa ini adalah ‘panen awal’. Pada prinsipnya, kedua belah pihak dapat menandatangani kesepakatan perihal topik yang telah disetujui. Untuk topik yang masih tersisa, setelah mencapai tahap konsensus, maka akan segera disertakan ke dalam kesepakatan, dan kemudian akan menjadi kesatuan yang utuh.”
Media menaruh perhatian mendalam perihal kapan Taiwan dan AS akan menandatangani kesepakatan ini secara resmi. Apakah penandatanganan bersangkutan akan dilakukan pada akhir tahun?
Menjawab pertanyaan di atas, John Deng menuturkan, Taiwan dan AS tentunya harus melalui prosedur persetujuan internal masing-masing. Ketika semuanya telah disetujui, maka mereka akan segera mengatur jadwal penandatanganan berikutnya. Untuk saat ini, juga belum ada pembahasan perihal kapan dan dimana pembahasan berikutnya akan dilaksanakan.
John Deng menambahkan, pekerjaan terpenting saat ini adalah menentukan isi kesepakatan perihal topik-topik yang telah disetujui. Ia melanjutkan, pihaknya tentu masih memiliki misi berikutnya, yaitu menyukseskan penandatanganan perjanjian ekonomi dan perdagangan bilateral pada akhir tahun, dan berharap akan ada hasil yang substansial.
John Deng menuturkan, pembahasan perihal Taiwan akan bergabung dengan kerangka Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) juga sangat konsisten dengan isi “Prakarsa Perdagangan Taiwan – Amerika Serikat Abad 21”.
Jika penandatanganan berhasil dilakukan oleh Taiwan dan Amerika Serikat, maka hal tersebut membuktikan bahwa Taiwan memiliki kemampuan untuk menerima standar tinggi dan tentunya akan sangat berpengaruh pada partisipasi Taiwan dalam CPTPP.
John Deng melanjutkan, Taiwan juga berharap dapat bergabung dengan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF), mengingat Taiwan juga memiliki misi serupa dengan yang digalakkan oleh IPEF.